Thursday, January 23, 2014

Jangan Sembarangan Minum Jamu/Obat - obatan herbal

Jangan Sembarangan Minum Jamu/Obat - obatan herbal


Era sekarang ini, harapan masyarakat tentang obat tradisional semakin tinggi. umumnya masyarakat, obat tradisonal yang bagus adalah yang memberikan reaksi cepat terhadap penyakit diderita. Namun kenyataannya tidaklah seperti itu. Cara kerja obat tradisional tidak sama dengan obat-obatan kimia. Jika obat-obatan kimia bekerja langsung pada target rasa sakit, sehingga membutuhkan waktu yang sebentar untuk menyembuhkan. Tapi sementara obat tradisional justru bekerja pada seluruh jaringan dalam tubuh. Selain itu, obat kimia kebanyakan penyembuhannya bersifat sementara, atau bahkan hanya bersifat mengurangi gejala rasa sakit saja. Sedangkan obat tradisional bersifat memperbaiki jaringan yang rusak. Makanya, waktu kerja obat tradisonal tidak cepat, karena obat tradisional memiliki fungsi memperbaiki keseluruhan jaringan yang mengalami kerusakan.
Sayangnya, masyarakat menginginkan pengobatan yang cepat dan minim efek samping. Pemilihan obat tradisional yang memang minim efek samping dijadikan pilihan yang tepat, hanya saja obat tradisional tidak mungkin bekerja cepat seperti obat kimia.
Lalu bagaimana jika obat tradisional memiliki efek penyembuhan yang cepat? Bisa jadi itu adalah jamu palsu atau mengandung bahan kimia berbahaya. Untuk membedakannya, menurut  Kepala Unit Pengobatan Integritas Rumah Sakit Darmais, dr. Akdrin Nelwan Sp. AK., MARS., MKes., M.Biomed, jamu palsu dirasakan dari reaksinya, jika semakin memburuk maka itu dikatakan palsu.
Sementara, menurut Kasubdit Bina Produksi dan Distribusi Obat-obatan dan Tradisional, dra. Nadira Rahim, Apt. Mkes,  kiat memilih obat tradisional adalah dengan memperhatikan labelnya. “Pada label harus memuat nama produk, logo, nomor izin edar, tanggal kedaluwarsa, komposisi bahan, aturan pakai, jumlah tiap wadah, peringatan, khasiat, nomor kode produksi dan nama perusahaan,” kata dra. Nadira.
Ketua Usaha Jamu Gendong Lestari, Lasmi juga berbagi tips untuk membedakan jamu asli dan palsu, “Kalau jamu asli itu tidak lengket di tenggorokan seperti minum air putih biasa saja, aromanya juga wangi tidak tengik itu yang membedakan dengan yang palsu.”
Berikut ini beberapa zat kimia yang sering ditemukan dalam produk jamu ilegal beserta risiko dan efeknya yang tidak diinginkan dari penggunaan bahan kimia obat tanpa pengawasan dokter atau apoteker :
Sildenafil Sitrat: dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, nyeri perut, gangguan penglihatan, rinitis (radang hidung), dan kematian.
Fenilbutason: dapat menyebabkan mual, muntah, ruam kulit, oedema, pendarahan lambung, nyeri lambung, reaksi hipersensitivitas, hepatitis, gagal ginjal. Asam Mefenamat: dapat menyebabkan mengantuk, diare, ruam kulit, dan kejang, serta dikontraindikasikan bagi penderita tukak lambung/usus, asma, dan ginjal.
Prednison: dapat menyebabkan moon face (=wajah bulat seperti bulan, tembem); gangguan saluran cerna seperti mual dan tukak lambung; tulang keropos, dll. Metampiron: dapat menyebabkan gangguan saluran cerna seperti mual, pendarahan lambung, rasa terbakar, serta gangguan sistem saraf seperti tinitus (telinga berdenging) dll. Parasetamol: dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kerusakan hati.
BPOM memperingatkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi produk-produk jamu yang mengandung bahan-bahan tersebut. Karena, termasuk dalam kategori zat yang berbahaya bagi tubuh.
Bahan kimia obat (BKO), adalah kategori obat keras. Biasanya, di dalam obat ada takaran atau dosisnya karena kalau obat-obat itu lebih dari dosisnya. Maka, akan berdampak buruk pada kesehatan. Apabila masyarakat mengkonsumsi obat tradisional atau jamu yang mengandung BKO tersebut, akan mengalami risiko gangguan kesehatan serius, terutama pada lambung, jantung, ginjal, dan hati. Bahkan, bisa berujung pada kematian.
Berdasarkan temuan BPOM dalam kurun waktu 10 tahun, obat-obat tradisional yang sering kali mengandung BKO adalah obat diet, obat kuat, obat rematik, dan obat penghilang rasa sakit. Padahal, obat tradisional harusnya herbal, tidak boleh sama sekali pakai bahan kimia. 

0 komentar:

Post a Comment