Macam Macam Penyakit Dan penanganannya

Berisi tentang berbagai macam penyakit serta tanda - tanda dan bagaimana cara penyembuhannya.

Tips kesehatan

Berisi tentang tips - tips seputar kesehatan.

Khasiat Flora Dan Fauna

Berisi tentang khasiat - khasiat yang terkandung dalam tumbuh - tumbuhan dan hewan.

Lain - Lain

Berisi tentang info - info atau berita - berita dalam dunia kesehatan dan yang berkaitan dengan kesehatan.

Showing posts with label Lain - lain. Show all posts
Showing posts with label Lain - lain. Show all posts

Monday, August 9, 2010

penyebab kegagalan anestesi lokal ( bius ) pada pasien.


Beberapa dari kita mungkin pernah mengalami kegagalan anestesi pada saat pencabutan atau perawatan gigi. Kegagalan anestesi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, hal ini tentu saja sangat merugikan kita. Tidak ada salahnya jika kita mengetahui beberapa faktor penyebab kegagalan anestesi.

1: Variasi Anatomi
Bius lokal selalu efektif jika disuntikkan di daerah anatomi yang tepat dan diberikan waktu yang cukup untuk bekerja. Bius bekerja dengan menghambat pasokan saraf ke daerah tertentu di bawah pengaruh obat. Namun pada beberapa orang ditemukan keadaan saraf yang tidak biasa, jadi cara umum yang digunakan oleh dokter gigi tidak akan bekerja dengan maksimal. diperlukan anestesi yang lebih untuk menanggulangi masalah ini dan disuntikkan ditempat yang berbeda untuk blok yang lebih maksimal terhadap gigi tersebut.
Anatomi yang tidak biasa ini bisa menjadi masalah dengan rahang bawah, karena disini dokter gigi menggunakan blok saraf sebagai lawan infiltrasi di rahang atas. hal ini karena saraf berjalan berbeda dirahang atas dan rahang bawah. Saraf gigi pada rahang bawah terdapat pada tulang padat sedangkan saraf pada rahang atas terdapat dipermukaan sebelum masuk ke gigi. Rahang atas lebih poreous yang berarti bahwa ketika anestesi disuntikkan di sebelah gigi, dapat terhubung dengan akar, membuat gigi akan mati rasa. Rahang bawah lebih padat dan suntikan di samping gigi biasanya tidak cukup untuk membuat gigi tersebut mati rasa.
Alasan beberapa orang tidak bisa dibius dengan baik pada rahang bawah adalah karena pembukaan kanal tersebut tidak berada di tempat biasa, jadi memerlukan metode yang berbeda dari biasa untuk mengatasi hal tersebut.

2. Kesalahan operator ( dokter gigi ) dalam pemberian anestesi.
Beberapa dokter gigi kadang mengalami kesalahan dalam menyintikkan bius. namun hal ini jarang menjadi masalah karena akan dilakukan tes terhadap daerah yang dibius, apa bila bius tidak bekerja dapat dilakukan injeksi ditempat yang berbeda. Sebagai pasien sebaiknya pada saat dokter gigi anda menanyakan apakah masih sakit jawab dengan jujur jangan ditahan atau menyepelekan rasa sakit pada saat di tes, karena akan sangat menggangu anda pada saat pencabutan atau perawatan gigi.


3. Pasien resisten terhadap obat yang diberikan.
Beberapa pasien yang resisten terhadap pengaruh obat bius lokal tertentu (misalnya lignocaine / lidokain), jawabannya adalah sederhana - menggunakan solusi LA berbeda.

4. Anxiety (bius lokal tidak bertahan lama atau terlalu cepat habis).
Ketika seseorang sangat stres atau cemas, anestesi lokal mungkin tidak bekerja seperti ketika Anda bersantai. Hormon-hormon yang berhubungan dengan kecemasan (seperti epinephrine alias adrenalin) dapat mencegah bius lokal bekerja dengan baik pada beberapa orang. Pengaruh anestesi lokal mungkin tertunda, atau mungkin terlalu cepat hilang.
Oleh karena itu lebih baik anada tidak cemas atau stres pada saat datang ke dokter gigi. Ingat dokter gigi bertujuan membantu anda bukan untuk membunuh anda ^^.

5. Adanya infeksi atau abcess.
Infeksi dapat mencegal bius lokal bekerja secara efektif jadi lebih baik pengobatan fokus kepada infeksi tersebut. Mungkin anda sering bertanya kenapa kalau gigi sakit ga boleh dicabut?? salah satu jawabannya adalah ini, bius tidak akan bekerja maksimal pada saat terjadi masalah pada gusi atau jaringan lunak.

sekian semoga membantu, kritik dan saran sangat diharapkan ^^.

Jangan takut ke dokter gigi ya ^^


Monday, April 28, 2008

Gigi bungsu kenapa sih?


Dari beberapa pertanyaan yang masuk sering menanyakan mengapa sakit saat sibungsu tumbuh, apa memang harus sakit? Kebanyakan memang terasa sakit namun mengapa gigi bungsu harus tumbuh kalau hanya untuk membuat masalah. Mari kita bersama-sama menelusuri jejak langkah si bungsu yang selalau dipermasalahkan ini.

Pertumbuhan atau kemunculan gigi bungsu yang dalam dunia kedokteran gigi sering disebut dengan dens molaris inferior tertius atau molar ketiga ini memang kerap memberikan rasa sakit yang sangat menggangu aktifitas kita. Beberapa dari kita mungkin kurang paham akan gigi bungsu ini. mungkin saya dapet menjelaskan sedikit mengenai gigi bungsu ini.

Gigi bungsu adalah gigi geraham ketiga yang muncul pada usia sekitar 18-20 tahun.

Gigi bungsu termasuk dalam kategori struktur vestigial, yaitu struktur yang fungsi awalnya menjadi hilang atau berkurang sejalan dengan evolusi. Banyak ahli berpendapat bahwa perubahan jenis makanan pada manusia modern dari mentah menjadi dimasak membuat makanan lebih lunak. Selain itu, pemeliharaan gigi moderen mengalami kemajuan pesat. Akibatnya kerusakan pada gigi berkurang. Kehadiran gigi bungsu yang diperkirakan dapat membantu bila ada geraham lain yang tanggal menjadi tidak berguna, malah pada kebanyakan orang menjadi masalah.

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan gigi mengalami impaksi. Karena jaringan sekitarnya yang terlalu padat, adanya retensi gigi susu yang berlebihan, tanggalnya gigi susu terlalu awal. Bisa juga karena tidak adanya tempat untuk erupsi. Rahang "kesempitan" gara-gara pertumbuhan tulang rahang kurang sempurna.

Ada teori lain. Pertumbuhan rahang dan gigi mempunyai tendensi bergerak maju ke arah depan. Apabila pergerakan ini terhambat oleh sesuatu yang merintangi, bisa terjadi impaksi gigi. Misalnya, karena infeksi, trauma, malposisi gigi, atau gigi susu tanggal sebelum waktunya.

Sementara, menurut teori Mendel, pertumbuhan rahang dan gigi dipengaruhi oleh faktor keturunan. Jika salah satu orang tua (ibu) mempunyai rahang kecil, dan bapak bergigi besar-besar, ada kemungkinan salah seorang anaknya berahang kecil dan bergigi besar-besar. Akibatnya, bisa terjadi kekurangan tempat erupsi gigi bungsu, dan terjadilah impaksi.

Sempitnya ruang erupsi gigi bungsu, menurut drg. Danardono, itu karena pertumbuhan rahangnya kurang sempurna. Hal ini bisa karena perubahan pola makan. Manusia sekarang cenderung menyantap makanan lunak, sehingga kurang merangsang pertumbuhan tulang rahang.

Makanan lunak yang mudah ditelan menjadikan rahang tak aktif mengunyah. Sedangkan makanan banyak serat perlu kekuatan rahang untuk mengunyah lebih lama. Proses pengunyahan lebih lama justru menjadikan rahang berkembang lebih baik. Seperti diketahui, sendi-sendi di ujung rahang merupakan titik tumbuh atau berkembangnya rahang. Kalau proses mengunyah kurang, sendi-sendi itu pun kurang aktif, sehingga rahang tidak berkembang semestinya. Rahang yang harusnya cukup untuk menampung 32 gigi menjadi sempit. Akibatnya, gigi bungsu yang selalu tumbuh terakhir itu tidak kebagian tempat untuk tumbuh normal. Ada yang tumbuh dengan posisi miring, atau bahkan "tidur" di dalam karena tidak ada tempat untuk nongol.

Maka, untuk mendukung perkembangan rahang, sebaiknya sering-sering mengkonsumsi makanan berserat supaya gigi jadi lebih aktif menggigit, memotong, dan mengunyah. Rahang pun menjadi makin aktif dan diharapkan akan tumbuh normal. Dampaknya, pertumbuhan gigi pun bisa lebih bagus. Tapi jangan lupa, periksakan gigi secara rutin untuk memantau kesehatan gigi.

Beberapa sumber memberikan definisi yang berbeda dan tanggapan yang berbeda tentang gigi bungsu ini, salah satu sumber yang membahas tentang masalah pada gigi bungu ini dapat saya kutipkan dan menurut saya lengkap menjelaskan masalah pada gigi bungsu ini dari wikipedia.

Masalah pada gigi bungsu

Gigi yang berdesakan

Karena gigi bungsu tumbuh paling akhir, terkadang rahang tidak memiliki tempat yang cukup untuk gigi bungsu tumbuh dengan wajar. Akibatnya gigi bungsu mendesak gigi geraham yang berada di depannya. Hal ini akan mengakibatkan sakit pada gigi. Masalah ini umumnya diatasi dengan mencabut gigi bungsu yang baru tumbuh. Bila gigi bungsu menempati posisi yang sulit untuk dicabut, yang dicabut adalah gigi geraham yang terdesak sehingga gigi bungsu mendapat tempat yang cukup untuk tumbuh.


Gigi yang tidak muncul sempurna pada gusi

Terkadang gigi bungsu tidak muncul dengan sempurna pada gusi. Gusi yang menutupi gigi dapat menyebabkan penumpukan sisa makanan dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi dan sakit pada gigi.


Pengobatan


Pencabutan

Sebelum dicabut, gigi umumnya akan difoto terlebih dahulu dengan sinar X untuk mengetahui bentuk, posisi dan kedalaman gigi. Pencabutan gigi bungsu biasanya dilakukan dengan pembiusan lokal, namun terkadang juga dilakukan dengan bius total. Walaupun tergolong operasi kecil, pencabutan gigi sebaiknya dilakukan secara profesional oleh dokter gigi, mengigat komplikasi yang mungkin timbul saat dan setelah pencabutan.


Hal yang perlu diperhatikan setelah pencabutan gigi

Untuk mempercepat proses penyembuhan:
Usahakan beristirahat sepanjang hari dan tidak mengerjakan pekerjaan berat.
Hindari merokok. Bila memungkinkan selama proses penyembuhan (3-4 hari), minimal selama 24 jam setelah operasi.
Hindari berkumur atau menggosok gigi selama 24 jam setelah operasi
Setelah 24 jam, kebersihan daerah operasi dapat dijaga dengan berkumur air hangat bergaram (1 sendok teh garam untuk 1 gelas air) minimal 4 kali sehari. Berkumurlah dengan hati-hati karena tekanan dapat menyebabkan lubang bekas operasi terbuka lagi dan terjadi pendarahan.
Setelah 24 jam, meggosok gigi dapat dilakukan dengan hati-hati, terutama di daerah operasi.
Bila diberi obat penahan sakit dan antibiotik, minumlah sesuai petunjuk dokter. Antibiotik harus dihabiskan walaupun gigi sudah tidak terasa sakit. Sebaliknya, obat penahan sakit dapat dihentikan bila sakit mereda.
Makan dan minumlah seperti biasanya. Hindari berdiet, karena makan dan minum yang cukup sangat penting untuk proses penyembuhan.
Hindari minum menggunakan sedotan karena tekanannya dapat melepaskan gumpalan darah pada lubang operasi.
Hindari minuman bersoda karena busanya diperkirakan dapat melepaskan gumpalan darah pada lubang operasi. Minuman jus buah terutama jeruk sangat disarankan.
Makan tambahan vitamin C dianjurkan.
Untuk menghindari pembengkakan, setelah operasi rahang sebaiknya dikompres dengan es atau air dingin. Tempelkan kompres dingin selama 15 menit, diseling 10 menit tanpa kompres, diulang sampai saat istirahat malam.
Pada hari-hari setelah hari operasi, rahang dapat dikompres dengan kompres hangat, untuk menstimulasi peredaran darah di daerah gigi bungsu yang dapat mempercepat penyembuhan.

Selain hal-hal di atas, pembiusan yang dilakukan sebelum operasi juga dapat berpengaruh pada kemampuan psikis dan mekanis. Jangan berkendara, melakukan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi, atau menandatangani dokumen penting pada hari yang sama. Bila menggunakan bius total, usahakan ada seseorang yang dapat menemani selama minimal satu hari tersebut.


Masalah yang mungkin timbul setelah pencabutan


Pendarahan

Pendarahan tidak dapat dihindari dan dapat berlangsung selama satu hari penuh. Berkumur pada saat pendarahan terjadi sangat tidak dianjurkan. Pendarahan akan berhenti saat darah mulai menggumpal di lubang pencabutan, dan berkumur dapat menyebabkan gumpalan darah terlepas. Hal ini dapat memperlambat proses penyembuhan dan menyebabkan pendarahan terjadi lebih lama.

Bila terjadi pendarahan, letakkan gulungan kecil kasa steril (umumnya diberikan oleh dokter gigi) pada lubang bekas pencabutan. Kasa harus digigit dengan baik dengan tekanan secukupnya. Cara ini akan membantu menghentikan pendarahan, tetapi jangan dilakukan telalu berlebihan sehingga menimbulkan iritasi pada lubang pencabutan. Gulungan kasa hanya boleh digigit selama sekitar 20 menit. Bila terlalu lama, darah dapat membeku pada kasa dan gumpalan darah dapat terlepas lagi saat kasa dibuang. Bila pendarahan masih terjadi setelah 20 menit, ganti dengan kasa yang baru. Demikian seterusnya hingga pedarahan berkurang atau berhenti.

Bila pendarahan terus berlanjut setelah 1 hari, segera kembali ke dokter gigi dan laporkan. Pendarahan yang terus menerus menunjukkan masalah pada proses penyembuhan.


Lubang operasi tidak tertutup sempurna (Dry socket)

Pada umumnya, setelah gigi bungsu dicabut, darah akan menggenangi lubang bekas gigi dan menggumpal. Terbentuknya gumpalan darah ini sangat penting karena berfungsi sebagai tempat gusi kemudian akan tumbuh menutupi lubang. Diperkirakan sebanyak 5-10% kasus mengalami penutupan lubang yang tidak sempurna atau terlepasnya gumpalan darah sebelum waktunya, sehingga syaraf pada gusi dan bahkan tulang rahang menjadi terbuka (dry socket). Telah diketahui bahwa umumnya penderita dry socket adalah perempuan yang minum pil kontrasepsi. Diperkirakan dry socket dapat dihindari dengan melakukan operasi pada hari ke-22 hingga ke-28 siklus, yaitu saat kadar estrogen sedang pada titik terendah.


Infeksi

Infeksi yang terjadi saat proses penyembuhan dapat dihindari dengan minum antibiotik dan menjaga kebersihan mulut. Berkumur dengan air garam setiap selesai makan dapat membantu membersihkan daerah operasi.


Semoga dapet membantu, artikel ini saya buat dengan mengkutip beberap artikel dari wikipedia dan ilmu yang saya dapatkan dibangku kuliah, semoga sehat selalu.

Thursday, April 17, 2008

Makanan dan Gigi


Beberapa orang mengklaim bahwa beberapa makanan dan zat tertentu membahayakan kesehatan gigi dan mulut, lalu apakah ada makanan yang memang tidak bisa kita makan karena akan menimbulkan masalah pada gigi kita? Memang beberapa makanan mempunyai efek tertentu dalam reaksi terhadap gigi dan mulut. Namun perlu diingat bahwa semua yang terjadi pasti melalui suatu proses.


Seperti halnya membuat makanan (memasak), bukankan memerlukan proses juga? Kadang sebagian dari kita selalu saja mencari kambing hitam dalam masalah-masalah tertentu, seperti halnya coklat (udah saya posting deh rasanya hehe), coklat dianggap merusak gigi, namun kandungan nutrisi dan efek coklat untuk tubuh sangatlah penting. Apakah kita ahrus menjauhi coklat karena ingin gigi kita sehat? kalau seperti ini bisa2 semua makanan ga boleh dimakan yah :)

Sebenarnya tidak ada makanan yang perlu dijauhi untuk mendapatkan gigi dan mulut yang sehat. Semua itu kembali pada proses dan waktu, yang menjadi masalah dalam hal ini adalah sisa-sisa makan yagn masih menempel pada gigi. Sisa makanan yang menempel pada gigi akan bereaksi dengan penghuni mulut kita (enzim, saliva, bakteri, kuman, asam, basa, dll). Reaksi yang terjadi adalah penguraian sisa makanan yang nantinya dapat menyebabkan karies/gigi berlubang, selain itu masalah yang ditimbulkan adalah bau mulut.

Proses terjadinya penguraian makanan atau pembusukan itu memerlukan waktu, jadi sebaiknya kita memotong proses tersebut dengan menggosok gigi dengan teratur. Apabila kita dapat memotong proses tersebut dengan rutin menggosok gigi masalah gigi dan mulut akan berkurang bahkan hilang.

Selain proses cara makan kita juga mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut kita, seperti makan atau minum panas dan dingin secara bersamaan atau dalam rentan waktu yang singkat, saya berisedikit contoh: Seseorang memesan makanan yang panas dan memesan es juga nah porsi makanan seperti itu yang bisa menyebabkan kerusakan pada gigi, sebaiknya makan makanan panas dan air putih saja dulu nanti kalau agak lama baru deh beli esnya :)

Masih banyak yang menanyakan tentang waktu dan cara yang tepat untuk menggosok gigi, waktu yang tepat adalah setelah kita sarapa pagi ( pada saat ini kita sudah memotong proses dan mengilangkan sisa makan seperti yang telah dijelaskan diatas) dan pada malam hari sebelum tidur. Mengapa tidak setelah makan malam? Karena setelah makan malam masih ada rentan waktu sampai kita tidur rentan waktu tersebut kadang kira makan lagi atau ngemil, dan bagi perokok kadang merokok dulu sampai menjelang tidur nah kalau kita menggosok gigi setelah makan malam dan akhirnya makan lagi walaupun sedikit, sama saja kita tidak menggosok gigi. Untuk itu lebih baik menggosok gigi pada malam hari sebelum tidur. karen pada saat mulut tidak beraktifitaslah terjadi proses penguraian makanan/ pembusukan makanan dalam mulut yang nantinya akan menyebabkan karang gigi dan karies.

Rasanya itu saja kalau ada kekurangan mohon koreksinya yah dan kalau ada yang kurang jelas mohon ditanyakan dan jangan lupa komennya :) Salam.

Tuesday, April 15, 2008

Lips


Lips are a visible organ, at the mouth of humans and many animals. Lips are soft, protruding, movable, and serve as the opening for food intake, as an erogenous organ used in kissing and other acts of intimacy, as a tactile sensory organ, and in the articulation of speech.

Anatomical basics of the human lip

One differentiates between the Upper (Labium superius) and lower lip (Labium inferius). The lower lip is usually somewhat larger. The border between the lips and the surrounding skin is referred to as the vermilion border, or simply the vermilion. The vertical groove on the upper lip, is known as the philtrum. The entire skin between the upper lip and the nose is referred to as the "ergotrid".

The skin of the lip, with three to five cellular layers, is very thin compared to typical face skin, which has up to 16 layers. With light skin color, the lip skin contains less melanocytes (cells which produce melanin pigment , which give skin its color). Because of this, the blood vessels appear through the skin of the lips, which leads to their notable red coloring. With darker skin color this effect is less prominent, as in this case the skin of the lips contains more melanin and thus is visually thicker.

The lip skin is not hairy, and does not have sweat glands or sebaceous glands. Therefore it does not have the usual protection layer of sweat and body oils which keep the skin smooth, kill pathogens, and regulate warmth. For these reasons, the lips dry out faster and become chapped more easily.

[edit]
Anatomy in detail

The skin of the lips is stratified squamous epithelium. The mucous membrane is represented by a large area in the sensory cortex, and is therefore highly sensitive. The Frenulum Labii Inferioris is the frenulum of the lower lip. The Frenulum Labii Superioris is the frenulum of the upper lip.

[edit]
Sensory nerve supply
Trigeminal nerve
The infraorbital nerve is a branch of the maxillary branch. It supplies not only the upper lip, but much of the skin of the face between the upper lip and the lower eyelid, except for the bridge of the nose.
The mental nerve is a branch of the mandibular branch ( via the inferior alveolar nerve). It supplies the skin and mucous membrane of the lower lip and labial gingiva (gum) anteriorly.

[edit]
Blood supply

The facial artery is one of the six non-terminal branches of the external carotid artery. It supplies the lips by its superior and inferior labial branches, each of which bifurcate and anastomose with their companion artery from the other side.

[edit]
Muscles acting on the lips

The muscles acting on the lips are considered part of the muscles of facial expression. All muscles of facial expression are derived from the mesoderm of the second pharyngeal arch, and are therefore supplied (motor supply) by the nerve of the second pharyngeal arch, the facial nerve (7th cranial nerve). The muscles of facial expression are all specialised members, of the panniculus carnosus, which attach to the dermis and so wrinkle, or dimple the overlying skin. Functionally, the muscles of facial expression are arranged in groups around the orbits, nose and mouth.

The muscles acting on the lips:
sphincters of the oral orifice
buccinator
orbicularis oris
anchor point for several muscles
modiolus
lip elevation
levator labii superioris
levator labii superioris alaeque nasi
levator anguli oris
zygomaticus minor
zygomaticus major
lip depression
risorius
depressor anguli oris
depressor labii inferioris
mentalis

[edit]
Functions of the lips

[edit]
Food intake

Because they have their own muscles and bordering muscles, the lips are very movable. Lips are used for eating functions, like holding food or to get it in the mouth. In addition, lips serve to close the mouth airtight shut, and to, hold food and drink inside, and to keep out unwanted objects. Through making a narrow funnel with the lips, the suction of the mouth is increased. This suction is essential for babies to breast feed. Lips can also be used to suck in other contexts, such as tactile stimulation of other people.

[edit]
Erogenous zone

Because of their high amounts of nerve endings, the lips are an erogenous zone. The lips therefore play a crucial role in kissing and other acts of intimacy. As the mouth, lips, and tongue are among a woman's most erogenous zones, stimulating a woman's mouth and lips during acts of intimacy has been shown to elicit pleasure and to have a direct stimulatory effect on arousing her genital organs. [1]

A woman's lips are also a visible expression of her fertility. In studies performed on the science of human attraction, psychologists have concluded that a woman's facial and sexual attractiveness is closely linked to the makeup of her hormones during puberty and development. Contrary to the effects of testosterone on a man's facial structure, the effects of a woman's estrogen levels serve to maintain a relatively "childlike" and youthful facial structure during puberty and during final maturation. It has been shown that the more estrogen a woman has, the larger her eyes and the fuller her lips. Surveys performed by sexual psychologists have also found that universally, men find a woman's full lips to be more sexually attractive than lips that are less so.[2] A woman's lips are therefore sexually attractive to males because they serve as a biological indicator of a woman's health and fertility. As such, a woman's lipstick (or collagen lip enhancement) takes advantage by "tricking" men into thinking that a women has more estrogen than she actually has, and thus that she is more fertile and attractive.[3]

[edit]
Tactile organ

The lip has many nerve endings and reacts as part of the tactile (touch) senses. Lips are very sensitive to touch, warmth, and, cold. It is therefore an important aide for exploring unknown objects for babies and toddlers.

[edit]
Articulation

The lips serve for creating different sounds - mainly the labial, bilabial, and labiodental consonant sounds - and thus create an important part of the speech apparatus. The lips enable whistling and the performing of wind instruments such as the trumpet, clarinet, and flute.

[edit]
Facial expressions

See Full Article: facial expression. The lips visibly express emotions.

[edit]
Symbolic meaning

Lips are often viewed as a symbol for sensuality and sexuality. This has many origins; above all, the lips are a very sensitive erogenous and tactile organ. Reproductive psychologists have suggested that one reason the female lips are seen as sexually attractive might be because they mimic the appearance and sexual swelling of the labia of the vulva, and that a woman's lips are effectively a secondary sexual organ.[1] This is consistent with research showing male sexual attitudes towards a woman's lips and mouth to be very similar to those towards a woman's vulva. Furthermore, in many cultures of the world, a woman's mouth and lips are veiled because of their representative association with the vulva, and because of their role as a woman's secondary sexual organ.

As part of the mouth, the lips are also associated with the symbolism associated with the mouth as orifice by which food is taken in. The lips are also linked symbolically to neonatal psychology(see for example oral stage of the psychology according to Sigmund Freud).

[edit]
Changes to the lip
One of the most frequent changes of the lips is a blue coloring due to cyanosis; the blood contains less oxygen, and thus has a dark red to blue color, which shows through the thin skin. Cyanosis is the reason why corpses always have blue lips. In cold weather cyanosis can appear, so especially in the winter, blue lips may not be an uncommon sight.
Lips can (temporarily) swell. The reasons for this are varied and can be from sexual stimulation, injuries and side effects of medications, or misalignment of teeth.
Cracks or splits in the angles of the lips could be the result of an inflammation of the lips, Angular cheilitis.

[edit]
Diseases

As an organ of the body, the lip can be a focus of disease or show symptoms of a disease:
Lip herpes (technically Herpes labialis, a form of herpes simplex) is a viral infection which appears in the formation of painful blisters at the lip. It's also commonly known as a cold sore.
Carcinoma (a malignant cancer that arises from epithelial cells) at the lips, is caused predominantly by using tobacco and overexposure of sunlight. To a lesser extent, it could also come from lack of oral hygiene or poor fitting dentures. Alcohol appears to increase the carcinoma risk associated with tobacco use.

[edit]
Literature

Scientific Sources:
Tomiyama N, Ichida T, Yamaguchi K (2004). "Electromyographic activity of lower lip muscles when chewing with the lips in contact and apart". Angle Orthod 74 (1): 31–6. PMID 15038488.
Bisson M, Grobbelaar A (2004). "The esthetic properties of lips: a comparison of models and nonmodels". Angle Orthod 74 (2): 162–6. PMID 15132441.
McMinn, R. M. H.; Last, R. J. (1994). Last's anatomy, regional and applied. Edinburgh: Churchill Livingstone. ISBN 0-443-04662-X.

[edit]
References
^ Bechtel, Stefan, and Larry Stains. Sex, A Man's Guide, 95.
^ Attractive women tend to have higher oestrogen levels. Retrieved on 2007-12-12.
^ Why do men find big lips and little noses so sexy? I'll paint you a picture - Comment - Times Online. Retrieved on 2007-12-12.


Saturday, March 29, 2008

Gigi Palsu

Pernah terbayang kalau kita tua nanti akan memakai gigi tiruan/ gigi palsu? Pastinya kita semua pernah melihat nenek, kakek atau orang tua kita memakai gigi palsu. Kebutuhan setiap orang untuk memakai gigi palsu cukup beragam, mulai dari kebutuhan untuk menggantikan gigi yang telah hilang, menggantikan gigi yang telah rusak dan dijadikan tanda status sosial yang sering kita dengar di daerah Madura.
Oleh karena itu tidak mengherankan jika gigi tiruan dengan bahan alloy emas banyak dipakai oleh kalangan tertentu meskipun secara estetika kurang sesuai.

Secara umum gigi palsu yang pada dunia kedokteran gigi lebih dikenal sebagai gigi tiruan dibedakan menjadi dua yaitu gigi tiruan lepasan (GTL) dan gigi tiruan cekat (GTC). Gigi tiruan lepasan adalah gigi tiruan yang dapat dilepas dan dipasang oleh pengguna. Sedangkan gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan yang tidak dapat dilepas atau dipasang sendiri oleh pengguna.
Untuk lebih jelasnya bisa saya jelaskan seperti berikut:

1. Gigi Tiruan Sebagian
Yaitu gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi di dalam lengkung rahang. Ada dua macam gigi tiruan sebagian yaitu (1) Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, yaitu GTS yang bisa dilepas dengan mudah baik oleh pasien maupun oleh dokter gigi. (2) Gigi Tiruan Sebagian Cekat, yaitu GTS yang dalam penggunaannya tidak bisa dilepas dengan mudah oleh pasien.

2. Gigi Tiruan Lengkap
Yaitu gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi dalam satu lengkung rahang maupun seluruh rahang di dalam rongga mulut

Bahan Gigi Tiruan

Bahan yang biasa digunakan untuk membuat gigi tiruan adalah logam, akrilik dan porselen. Adapun logam yang biasa dipakai adalah alloy emas, alloy chromium cobalt, dan alloy chromium nikel. Ketiga bahan gigi tersebut dapat dipilih sesuai kebutuhan dan disesuaikan dengan ketersediaan biaya.

Halitosis
Halitosis atau napas yang kurang sedap, penyebab dari masalah napas kurang sedap ini, menurut Dr. Robert bisa terjadi karena adanya mikro organisme pada permukaan Iidah yang banyak menghasilkan VSC atau Volatile Sulfur Compound yang merupakan senyawa sulfur mudah menguap serta berbau tidak sedap. Yang terpenting untuk menghindari masalah ini adalah melakukan perawatan kesehatan dan kebersihan secara menyeluruh di semua bagian rongga mulut setiap hari.
Untuk masalah Halitosis yang cukup ekstrim, ahli Halitosis akan menganjurkan bahan-bahan pembantu yang bentuknya seperti odol, obat kumur dan gel yang berfungsi mengubah VSC menjadi tidak berbau. Untuk itu, pertama-tama dokter akan mengukur bau napas anda salah satu cara dengan alat Halimeter. kadang masalah gigi tiruan sangan berhubungan dengan bau mulut, oleh karena itu sangat dianjurkan untuk rekan-rekan yang memakai gigi palsu untuk membersihkan dengan ekstra gigi dan mulut agar tidak terjadi bau mulut, ya walaupun sebenarnya bau mulut tidak bisa kita hindari tapi setidaknya kita mengurangi bau yang kurang sedap itu. Karena pemakaian gigi tiruan merupakan memasang benda asing didalam rongga mulut kita. secara alamiah gigi tiruan tidak dapat meniru gigi asli kita secara untuh seperti mekanisme self cleansing, yaitu pembersihan yang dilakukan oleh pasangan gigi dan gusi.
Jadi apakah anda menunggu untuk dipasang gigi tiruan ato mulai menjaga kesehatan gigi dan mulut anda mulai dari sekarang?

n.b: sekedar info saja kalau harga gigi tiruan tidaklah murah, dan perlu ekstra dana dan waktu untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bukan hanya pada saat membuat namun untuk seterusnya selama anda memakai gigi tiruan. Saya tidak membahas masalah harga disini karena harga akan bervariasi untuk disetiap dokter gigi.









Saturday, March 22, 2008

Sumpah Dokter


Beberapa kasus didunia medis sekarang ini terlihat sangat tidak berprikemanusiaan, sebagai contoh pasien yang sampai meninggal karena tidak diterima di RS karena berbagai alasan. Apakah nyawa manusia sangat tidak ada artinya sekarang ini? sungguh bertolak belakang dengan teori maupun sumpah yang telah diucapkan seorang dokter pada saaat akan menjalani profesi dokter. Atau sekarang ini memang uang lebih penting dari nyawa manusia?


Sekedar mengingatkan isi sumpah dokter ataupun teman-teman non medis agar tau apa sih isi dari sumpah dokter itu.berikut saya kutipkan sumpah dokter. Kalau dari teman-teman yang berhadapan dengan masalah dibidang medis dan rasanya dokter telah melanggar sumpahnya mohon diingatkan untuk masa depan dunia medis indonesia agar tidak tercemar dengan kelakuan-kelakuan yang tidak bertanggung jawab dan hanya mementingkan uang saja.

Sumpah Dokter Indonesia adalah sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi. Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas Deklarasi Jenewa (1948) yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates.

Lafal Sumpah Dokter Indonesia pertama kali digunakan pada 1959 dan diberikan kedudukan hukum dengan Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1960. Sumpah mengalami perbaikan pada 1983 dan 1993.


Demi Allah, saya bersumpah bahwa :

Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya;
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan bermoral tinggi, sesuai dengan martabat pekerjaan saya;

Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan;
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter;
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran;
Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan;
Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbang an keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial;
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;
Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;

Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.


Demikian lah isi dari sumpah tersubut, berapa persenkah dokter yang benar2 mematuhi dan dengan hati yang tulus iklas menjalankan sumpah tersebut.

Tuesday, March 11, 2008

Kedokteran Gigi


Nah saya ingin mengakrabkan teman-teman kepada dunia kedokteran gigi dan mengambil beberapa hikmah, disini saya akan membahas tentang spesialisasi di bidang kedokteran gigi. Apa aja sih ?

Nah biar ga salah dan tepat memilih dokter gigi untuk perawatan gigi anda. Terkadang beberapa dokter malah mengambil bagian yang bukan bidang spesialis mereka, mungkin hal ini yang menyebabkan maraknya malpraktek dikalangan medis, ga maukan jadi korban?
berikut saya jelaskan spesialisasi kedokteran gigi biar ga salah pilih :)

1. Bedah Mulut (Sp.BM)

Menangani berbagai kasus di daerah gigi dan mulut

yang memerlukan tindakan bedah

untuk terapinya yang terbagi menjadi bedah minor

dan bedah mayor.

Contoh Bedah minor : operasi gigi geraham ke-3

(impaksi molar-3) yang tumbuh tidak sempurna, miring

atau tertanam seluruhnya (embeded)

Contoh Bedah mayor : terapi pengangkatan tumor,

retak/patah (fraktur) rahang,

operasi bibir sumbing.

2. Oral Medicine (Sp.OM)

Bisa dikatakan spesialisasi ini adalah seperti internis

atau ahli penyakit dalam-nya kedokteran gigi.

Berkaitan dengan penyakit-penyakit di rongga mulut.

Misal : cancer, adanya manivestasi virus HIV di rongga mulut, jamur,

termasuk juga gerodontology atau manifestasi proses penuaan di rongga mulut.

3. Konservasi Gigi (Sp.KG)

Spesialisasi yang menangani masalah restorasi gigi (esthetic restoration)

termasuk perawatan terhadap kelainan jaringan syaraf.

Sehingga secara garis besar mencakup tindakan

Operative Dentistry (misal : menambal gigi yang belubang,

melakukan restorasi jaket,

pelapisan gigi yang mengalami perubahan warna,

bleaching atau pemutihan gigi)

dan endodontic (perawatan kerusakan jaringan syaraf

atau yang disebut pulpa gigi,

termasuk juga tindakan bedah endodonsi)

4. Prostodonsia (Sp.Prost)

Menangani masalah ketiadaan gigi di rongga mulut,

dengan menggantinya menggunakan gigi palsu.

Baik gigi palsu lepasan, cekat maupun implant.

5. Periodonsia (Sp. Per)

Menangani segala kelainan jaringan periodontal. Jaringan periodontal adalah jaringan yang mendukung gigi, termasuk gusi, dan jaringan tulang disekitarnya. Mencakup juga beberapa tindakan bedah yang disebut bedah periodontal.

Contoh : perawatan peradangan gusi, kegoyahan gigi karena kerusakan jaringan tulang disekitarnya, tindakan operatif perawatan gusi yang naik (resesi) dan mengakibatkan terbukanya akar gigi

6. Pedodonsia (Sp.KGA)

Merupakan spesialis Kedokteran Gigi Anak, jelas berperan seperti dokter anak,

untuk seluruh masalah gigi dan mulut pada anak-anak

7. Orthodonsia (Sp.Orth)
merupakan salah satu spesialisasi yang sangat populer di masyarakat. Spesialisasi yang berkomepten merapikan susunan gigi yang tidak teratur.

Yang menjadi trend adalah pemasangan bracket atau alat ortodonsi cekat.

Tooth Camera


Satu alat kedokteran gigi ini bisa untuk foto2 dalam rongga mulut, walaupun bukan dokter gigi apa salahnya tau kondisi mulut kita. Asalkan jangan untuk yang aneh-aneh aja ya :)

Spesifikasi :
Image Device: 1/3 "CMOS high sensitivity
TV System: PAL/NTSC
Validity Pixel: PAL:628 X 582; NTSC: 510 X492
Definition: 380 lines
Sensitivity: 0.5 lux
Signal/noise ratio: 52db
Electronic shutter: Automatic(150 to 1/100000)
Lighting: 4 leds
Adjustments: Automatic
Angle of view: 80degree
Size of the hand piece: L-200; l-20; h-22 mm
Size of the distal part: L-16.5; h-12 mm
Weight of the hand piece: 50g
Atmospheric pressure: 900hpa to 1060hpa
Output : USB / RCA (tv input)


Harga Satuan : Rp850.000,-* (+ ongkos kirim)
Garansi 1 Bulan Ganti Baru

untuk yang mau beli bisa hubungi saya lewat buku tamu ato komentar :)
hhmmm lewat email juga boleh :) Ato yang ada YM ok aja.

(kalau ada yag mau jadi reseller juga bisa koq dapet komisi loh..)

Nah ini contoh hasil jepretannya :)
http://drgsuardiana.googlepages.com/1.jpg
http://drgsuardiana.googlepages.com/2.jpg
http://drgsuardiana.googlepages.com/3.jpg

Tuesday, February 12, 2008

Pengggunaan pasta gigi untuk anak

Beberapa dari orang tua sangat memperdulikan kesehatan gigi dan mulut anak-anaknya, namun tidak sedikit juga orang tua yang acuh tak acuh terhadap kesehatan gigi dan mulut anak-anak mereka.
Nah saat ini saya tidak sedang membahas orang tua yang kurang perduli dengan kesehatan gigi dan mulut anak mereka. namun saat ini saya akan lebih mengarah terhadap orang tua yang perduli dan selalu care terhadap kesehatan gigi dan mulut anak-anak mereka. Saat ini saya akan membahas masalah pemberiaan pasta gigi untuk anak maupun balita. singkat saja dan agar lebih mudah dipahami, pemberian pasta gigi untuk anak-anak memang sangat dianjurkan namun bagai mana dengan balita?
Pemberian pasta gigi untuk balita tidak dianjurkan. Menggosok gigi balita sebaiknya tidak menggunakan pasta gigi cukup digosok dan diberi minum air (air yang diberikan usahakan air yang sudah dimasak lohhh....) karena balita belum bisa berkumur sehingga kurang tepat kalau diberikan pasta gigi. nah untuk anak umur 3 tahun keatas sebaiknya diajarkan berkumur, pada saat menggosok gigi, diberikan pasta gigi kira - kira 0,5 cm atau sebesar biji kacang polong, pada saat berkumur usahakan menggunakan air yang sudah dimasak disebabkan anak belum begitu mahir berkumur dikhawatirkan anak menelan air tersebut dan pasta gigi. Terlalu banyak menelan pasta gigi yang mengandung fluor akan mengganggu perkembangan gigi anak, oleh karena itu awasi dan temani anak pada saat menggosok gigi. nah apakah anak anda sudah rajin menggosok gigi?
Mulailah memperhatikan kesehatan gigi anak anda karena gigi hanya tumbuh dua kali.

Friday, January 25, 2008

Hemat rokok, hemat uang, panjang umur


Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.

Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan kecanduan, disamping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema

Hasil penelitian yang pernah dilakukan dr. Joseph Brennan dan koleganya dari Johns Hopkins University, Maryland,
terhadap pasien penderita kanker menunjukkan, para perokok cenderung mengalami kerusakan gen p53 yang
melindungi tubuh dari kanker. Mereka menduga bahan penyebab kanker dari asap tembakau melekat pada material sel
genetik dan kemudian menonaktifkan gen p53.
Dari pengamatan terhadap 129 orang penderita kanker kepala dan leher, diketahui bahwa perokok cenderung
mengalami mutasi gen p53 dua kali lebih besar ketimbang bukan perokok. Mutasi tiga kali lebih lazim pada orang yang
sehari-hari merokok dan menenggak minuman beralkohol. Mutasi gen p53 terjadi pada 17% dari para penderita kanker
yang tidak merokok ataupun tidak minum alkohol, 33% pada mereka yang merokok, dan 58% pada mereka yang
mengonsumsi gabungan rokok dan minuman beralkohol. Para ahli yakin, sepertiga dari seluruh kanker ada
hubungannya dengan asap rokok.
Menurunkan kualitas sperma
Sebuah penelitian di Canadan tentang resiko merokok, terbukti bahwa merokok dapat merusak sperma- dan
mewariskan kerusakan genetik itu dari seorang bapak ke anak lelakinya
Sebuah penelitian pada tikus menunjukkan bahwa rokok menyebabkan perubahan DNA (gen cetak biru tubuh) pada sel
sperma, catat jurnal penelitian kanker pekan ini, seperti dikutip Reuters. Mutasi seperti itu, diketahui bersifat permanen.
"Jika diwariskan, mutasi ini menampilkan perubahan yang tidak dapat dikembalikan sperti semula dari komposisi
genetik," kata Carole
Yauk dari Divisi Penanganan Racun dan Kesehatan Lingkungan Kanada, yang memimpin penelitian.
"Kami telah mengetahui bahwa ibu yang merokok dapat mencederai janinnya, dan di sini kami menunjukkan fakta
bahwa seorang ayah dapat secara potensial merusak calon penerusnya, bahkan sebelum bertemu pasangannya."
Yauk dan rekan-rekannya mempelajari sel yang memproduksi sperma di tikus yang dipapar dengan asap rokok selama
enam atau 12 pekan.
Seluruh mamalia terus melanjutkan untuk memproduksi sperma. Mereka menemukan bahwa terjadi mutasi sebanyak
1,7 kali pada sel DNA tikus yang terpapar asap rokok dibandingkan pada tikus yang tidak terpapar asap rokok setelah 12
pekan, dan 1,4 kali mutasi setelah enam pekan.
"Kesimpulan ini menunjukkan bahwa kerusakan tergantung pada lamanya durasi terpapar asap rokok, jadi makin lama
anda merokok maka akumulasi mutasi akan makin besar dan makin besar potensi dampaknya pada sel sperma," kata Yauk.

Bahaya Asap Rokok terhadap Manusia
Banyak sudah riset yang mengungkapkan bahaya asap rokok terhadap aspek biologis dan kimiawi tubuh manusia.
Studi pertama yang dilakukan dilaporkan di jurnal terkemuka Science edisi bulan Oktober 1996. Gen P53 di dalam DNA
tubuh manusia berfungsi sebagai penekan tumor (tumor suppressor); jika fungsinya dimatikan, kemungkinan terjadinya
tumor akan meningkat. Sudah umum diketahui bahwa asap rokok memiliki benzo[a]pyrene dalam jumlah yang cukup
banyak. Molekul ini adalah sejenis karsinogen (agen penyebab kanker) yang berbahaya dan terdapat di dalam jelaga,
yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau
bahan bakar lainnya. Bahaya molekul yang ditemui dalam jelaga ini telah lama diketahui. Banyak anak yang bekerja
sebagai pembersih cerobong asap di London sejak Kebakaran Besar 1666 (the Great Fire of 1666) terkena kanker
testicular.
Benzo[a]pyrene sendiri sebenarnya tidak menyebabkan kanker. Jaringan di dalam tubuh manusia memetabolisme
bahan ini dengan cara menambah oksigen ke salah satu cincin molekulnya, mengubahnya menjadi molekul yang
dinamakan epoksi diol (diol epoxide). Kegunaan metabolisme ini adalah untuk membuat benzo[a]pyrene lebih mudah
larut di dalam air, sehingga mudah untuk dikeluarkan dari tubuh.
Sayangnya, strategi untuk mengeluarkan zat yang tak berguna bagi tubuh ini menjadi tidak karuan untuk
benzo[a]pyrene, karena molekul yang terbentuk, epoksi diol, tidak dikeluarkan oleh tubuh. Malahan, molekul ini berhasil
menemukan cara untuk masuk ke inti sel, kemudian bereaksi dengan sel-sel DNA. Epoksi cepat sekali bereaksi dengan
basa-basa Lewis, dan struktur DNA memiliki bagian yang merupakan basa-basa Lewis. Di artikel jurnal Science
tersebut, para periset melaporkan bahwa epoksi diol bereaksi dengan DNA di daerah gen P53 yang diketahui mudah
bermutasi. Banyak kasus kanker paru-paru yang memiliki mutasi gen di daerah gen P53 ini. Kesimpulan laporan hasil
riset itu menyatakan bahwa benzo[a]pyrene dalam asap rokok adalah penyebab langsung mutasi gen yang diketahui
berhubungan dengan kanker paru-paru.

Perhitungan pengeluaran perokok

mungkin saya bisa kalkulasi pengeluaran perokok, dari biaya rokok yang dikeluarkan.

Misalkan perhari seorang perokok menghisap satu batang rokok maka, ( harga 1 batang rokok Rp.500,00)

30 x 500 = 15.000 maka dalam satu bulan perokok mengeluarkan uang Rp. 15.000,00 hanya untuk rokok saja. nah itu kalau satu batang saja. bagaimana kalau satu bungkus?
misalkan seorang perokok menghabiskan satu bungkus rokok dengan harga rokok Rp. 8500,00 ( biasanya sih dapet sampoerna mild yang 16 batang) maka dalam satu bulan perokok akan mengeluarkan uang : 30 x 8500 = 255.000

nah berapa batangkah anda merokok setiap hari? selamat menghitung :)

Dari beberapa teman ada yang berniat untuk berhenti merokok mungkin saya ada beberapa tips untuk teman-teman. ( nah tips ini saya dapatkan dari http://stoprokok.blogsome.com/category/tips-3/)

5 Alasan dan Faktor Pendorong untuk Berhenti Merokok:

Finansial
Tentunya ini adalah alasan/faktor pendorong yang sangat dan paling kuat. Secara hitungan sederhana saja, kalau dalam sehari menghabiskan rokok kretek favorit saya sebanyak 2 bungkus maka secara nominal nilainya sekitar Rp 10.000,00.
Kalau dikali jumlah hari dalam satu tahun maka nilainya menjadi Rp 3.650.000,00!
Jadi tinggal Anda bayangkan perasaan kita kalau membakar uang sebesar itu
Penampilan
Waktu masih jadi perokok, bisa dibilang penampilan saya tidak pernah bisa didefinisikan dengan jelas (maksudnya sih gak karuan alias berantakan).
Tapi sekarang setiap orang yang ketemu saya selalu berkomentar, “Wah, sekarang segeran ya kamu..”
Atau juga kadang-kadang ada tambahan komentar sebagai berikut, “Gemukan lagi…”
Kesehatan
Kalau ini sih sangat amat jelas sekali
Sejak saya berhenti merokok, badan saya jadi lebih enteng dan terutama aroma napas dan badan saya lumayan menurun sensasi tidak sedapnya.
Tren dan Gaya Hidup
Kebetulan sekarang yang lagi tren adalah tidak merokok. Selain itu sekarang di banyak tempat umum sudah mulai dilarang merokok kecuali di area-area tertentu yang sudah ditetapkan.
Omelan Isteri
Sejak masih pacaran sampai menikah, isteri saya (dulu sih masih calon isteri) sangat tidak suka asap rokok. Bahkan ayah mertua saya sampai harus mengasingkan diri di halaman belakang rumahnya karena protes puteri tercintanya itu kalau mau merokok.
Karena omelan yang panjang lebar dan tiada lelah berhenti itu, saya akhirnya termotivasi untuk segera berhenti merokok.

5 Kiat Berhenti Merokok:

Kurangi Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Hari
Proses untuk berhenti merokok tidak serta merta saya lakukan. Bagaimanapun juga tubuh saya yang sudah terkondisikan oleh nikotin dan tar tentunya akan melakukan aksi protes yang spartan jika mendadak suplai racun tersebut terhenti tiba-tiba.
Karena itu saya mengurangi dengan bertahap. Saya pasang target untuk mulai mengurangi jumlah batang rokok dari jumlah 36 batang per hari.
Jadi perlu waktu sampai hampir dua bulan untuk berhenti menghisap rokok kretek kesayangan saya itu.
Kurangi Kadar Nikotin per Batang Rokok yang Dihisap per Hari
Setelah berhasil mengurangi batang rokok kretek yang saya hisap per hari, saya berpindah menghisap rokok dengan kadar tar dan nikotin yang rendah.
Prinsip yang dipakai masih seperti di atas. Jadi dalam waktu sekitar 5 bulan saya sudah bisa total berhenti merokok.
Giat Olah Raga
Untuk menyeimbangkan metabolisme tubuh saya yang sudah pasti berubah itu, saya rajin olah raga. Setiap hari saya jogging sekitar 30 menit di sekitar lingkungan rumah. Kadang-kadang kalau lagi semangat pergi ke gym dekat rumah untuk latihan beban.
Lumayan, siapa tahu bisa punya badan seperti Ade Rai atau Brad Pitt
Kurangi Tidur Larut Malam
Karena sudah terbiasa kerja gila-gilaan dikejar waktu tenggat penyelesaian proyek dari klien atau kantor, saya jadi sering tidur larut malam bahkan sampai subuh. Kadang-kadang untuk mengusir rasa dingin, kantuk dan rasa bosan saya akhirnya jadi merokok (tentu saja ditemani segelas kopi panas).
Akhirnya saya menetapkan untuk disiplin waktu. Sekalipun kerja di rumah, saya hanya bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Kalau harus lembur karena dikejar deadline, biasanya tidak pernah lebih dari jam 10 malam.
Atau karena sedang panas-panasnya coding aplikasi software atau penasaran sama bug yang nggak ketemu-ketemu asalnya, saya tetap memaksakan diri untuk mematikan komputer tepat jam 10 malam.
Jadi saya tetap bisa tidur jam 11 malam dan bangun jam 5 pagi (sekalipun biasanya habis sholat subuh sering tidur lagi sampai jam 7 )
Mintalah Istri untuk Sering Ngomel
Kiat ini sangat ampuh buat saya. Calon isteri (sekarang sih udah jadi isteri) saya itu sangat rajin mengomeli saya kalau sudah merokok atau kerja di luar jam yang disebut tadi. Jika beliau sudah mulai bosan ngomel, biasanya saya bertanya, “Hon, kok tumben nggak ngomel?”
Maka dengan serta merta meluncurlah dengan deras tiada henti-hentinya segala petuah nan bijaksana kepada saya dari isteri saya tersebut.

Nah kalau yang ini saya dapatkan dari http://mforum.cari.com.my/viewthread.php?tid=247583 dari postingannya mas dexa

Tip berhenti merokok


1. JIKA timbul keinginan untuk merokok, cuba lengah-lengahkan sehingga keinginan itu hilang dengan sendiri.



2. MINUM air suam dengan banyak. Elak mengambil minuman bergula atau berkafein seperti teh atau kopi.

3. CUBA menarik nafas sekerap yang boleh.

4. KUNYAH sesuatu seperti buah-buahan atau gula-gula getah untuk mengelak rasa ketagih terhadap rokok.

5. BUAT sesuatu aktiviti yang boleh melupakan rokok seperti bersukan, membaca buku atau bersiar-siar.

6. JIKA di rumah, mandi seberapa kerap atau basuh tangan setiap kali timbul keinginan untuk merokok.

7. YANG penting lakukan senaman kerana badan yang sihat, anda boleh melupaka rokok.

nah itu sengaja saya kumpulkan beberapa artikel yang berhubungan dengan stop rokok, mari kita bersama-sama berusaha berhenti merokok :)

n.b. : sekedar pengalaman pribadi

kalau saya kadang enggan untuk merokok apabila saya merasa takut/enggan akan melakukan hal tersebut, contohnya dengan ortu, pacar atau saya berada dalam lingkungan yang tidak merokok. naha kalau tips jitu dari saya, bergaul aja dengan orang - orang yang ga ngerokok hehehe... ntar pasti ketularan ga ngerokok. :) dan satu lagi sering - sering aja berdua bersama istri / pacar yang ngelarang kita untuk merokok.

SELAMAT MENCOBA :)

SALAM SEHAT DAN KEEP BLOGING

Sunday, January 20, 2008

Antibiotik

Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotik bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotik berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.

Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti strychnine, antibiotik dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan Setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotik yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.

Antibiotik oral (yang dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan antibiotik intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotik kadangkala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep. Sejarah singkat penemuan antibiotik modern
Penemuan antibiotik terjadi secara 'tidak sengaja' ketika Alexander Fleming, pada tahun 1928, lupa membersihkan sediaan bakteri pada cawan petri dan meninggalkannya di rak cuci sepanjang akhir pekan. Pada hari Senin, ketika cawan petri tersebut akan dibersihkan, ia melihat sebagian kapang telah tumbuh di media dan bagian di sekitar kapang 'bersih' dari bakteri yang sebelumnya memenuhi media. Karena tertarik dengan kenyataan ini, ia melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kapang tersebut, yang ternyata adalah Penicillium chrysogenum syn. P. notatum (kapang berwarna biru muda ini mudah ditemukan pada roti yang dibiarkan lembab beberapa hari). Ia lalu mendapat hasil positif dalam pengujian pengaruh ekstrak kapang itu terhadap bakteri koleksinya. Dari ekstrak itu ia diakui menemukan antibiotik alami pertama: penicillin G.
Penemuan efek antibakteri dari Penicillium sebelumnya sudah diketahui oleh peneliti-peneliti dari Institut Pasteur di Perancis pada akhir abad ke-19 namun hasilnya tidak diakui oleh lembaganya sendiri dan tidak dipublikasi. Macam-macam antibiotik
Antibiotik dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotik dilihat dari sasaran kerja (targetnya)(nama contoh diberikan menurut ejaan Inggris karena belum semua nama diindonesiakan atau diragukan pengindonesiaannya):
Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G;
Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid;
Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline;
Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;
Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomycin, tunicamycin; dan
Antimetabolit, misalnya azaserine.
Penggunaan antibiotik
Karena biasanya antibiotik bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang 'kebal' terhadap antibiotik. Itulah sebabnya, pemberian antibiotik biasanya diberikan dalam dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka waktu yang agak panjang agar mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotik yang 'tanggung' hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang 'kebal'.
Pemakaian antibiotik di bidang pertanian sebagai antibakteri umumnya terbatas karena dianggap mahal, namun dalam bioteknologi pemakaiannya cukup luas untuk menyeleksi sel-sel yang mengandung gen baru. Praktik penggunaan antibiotik ini dikritik tajam oleh para aktivis lingkungan karena kekhawatiran akan munculnya hama yang tahan antibiotik.

Analgesik

Ketika saya sedang surfing di internet untuk membaca berita online, saya tertarik dengan sebuah artikel yang yang dimuat di republika online, artikel ini mengenai analgesik. dimana analgesik sangat dekat dengan ilmu kedokteran apa lagi kedokteran gigi, wah bayangkan kalau tidak ditemukan analgesik sampai sekarang mungkin kita harus menanggung rasa sakit yang sangat hebat apabila kita perlu pengobatan yang memerlukan tindakan bedah atau semacamnya. Nah apakah analgesik itu??

Analgesik adalah golongan obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri seperti nyeri kepala, gigi, dan sendi. Obat golongan analgesik umumnya juga mempunyai efek antipiretik, yakni mampu menurunkan suhu tubuh, sehingga biasa disebut obat golongan analgesik-antiperitik, seperti aspirin, parasetamol, dan antalgin.

Analgesik-antiperitik biasanya digunakan untuk mengobati penyakit dengan gejala demam (suhu tubuh meningkat) dan nyeri, seperti influenza dan salesma. Karena mempunyai efek samping yang ringan, obat golongan analgesik-antiperitik dijual bebas di pasaran.

Obat golongan ini mampu menurunkan panas (antiperitik) karena menormalkan pusat pengatur suhu yang terletak di batang otak. Selain itu mampu melebarkan pembuluh darah kulit dan memperbanyak keringat sehingga semakin banyak panas yang dibuang. Selain bekerja di susunan syaraf pusat, analgesik-antiperitik dapat mencegah pembentukan prostaglandin, yakni zat yang menimbulkan rasa nyeri dan panas.

Analgesik-antiperitik terdiri dari empat golongan, yakni salisilat, asetaminofen, piralozon, dan golongan asam (asam-mefenamat). Salisilat di pasaran dikenal sebagai aspirin. Dalam dosis tinggi, aspirin mempunyai khasiat antiradang sehingga sering digunakan untuk mengobati radang sendi (rematik).

Obat ini juga bersifat mengurangi daya ikat sel-sel pembeku darah sehingga penting untuk segera diberikan pada penderita angina (serangan jantung), untuk mencegah penyumbatan pembuluh darah jantung karena penggumpalan/pembekuan darah. Aspirin dapat menimbulkan nyeri dan perdarahan lambung, karena itu sebaiknya dikonsumsi setelah makan. Dosis yang berlebihan dapat menyebabkan telinga berdenging, tuli, penglihatan kabur, bahkan kematian.

Asetaminofen di pasaran dikenal sebagai parasetamol. Obat ini mempunyai khasiat antiradang yang jauh lebih lemah dari aspirin sehingga tidak bisa digunakan untuk mengobati rematik. Asetaminofen tidak merangsang lambung sehingga dapat digunakan oleh penderita sakit lambung.

Sementara piralozon, antara lain antalgin, neuralgin, dan novalgin, amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Piralozon dapat menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis (berkurangya darah putih), karena itu dilarang dijual bebas di Indonesia.

Nyeri gigi dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Siapa sih yang sudi sakit gigi? Meski lagu bertajuk Lebih Baik Sakit Gigi yang dilantunkan Meggy Z. pernah menjadi hit, benarkah orang punya penilaian sama seperti syair lagu tersebut--daripada sakit hati lebih baik sakit gigi? Maklum, sakit gigi identik dengan nyeri tak berkesudahan disertai rasa pening dan sakit di sekujur tubuh. Bila gigi terasa nyeri, jangankan bekerja, hubungan seksual yang nikmat bagi hampir seluruh umat manusia pun akan ditinggalkan.


Hal ini benar-benar terjadi di Makassar dan mungkin di seluruh dunia. Drg Hasanuddin Thahir, SpPerio dari Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, berulang kali menerima keluhan ini. Para lelaki yang datang ke tempat prakteknya mengungkapkan "dingin"-nya ranjang mereka akibat nyeri gigi yang amat menyakitkan.


"Bila sakit gigi menerpa mereka selama satu pekan, selama itu pula mereka tak menyentuh istri. Kata mereka, boro-boro berhubungan seksual, nyeri gigi ini mengganggu seluruh aktivitas keseharian," ujar Thahir kepada wartawan di sela-sela Kongres Dokter Gigi Asia Pasifik (APDC) ke-29 di Jakarta akhir April lalu.


Nyeri gigi ini, kata Thahir, terutama diakibatkan oleh caries gigi dan penyakit periodontal yang prevalensinya sangat tinggi di Indonesia. Rasa sakit di daerah tertentu, seperti pada gigi, rupanya mempengaruhi interaksi antara faktor psikoneuroendokrin dan faktor vaskular yang menyebabkan disfungsi ereksi.


Tertarik dengan kondisi ini, Thahir mewakili Bagian Periodontologi Fakultas Kedokteran Gigi bekerja sama dengan Wardihan Sinrang dari Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran--keduanya dari Universitas Hasanudin--melakukan penelitian terhadap pengaruh nyeri gigi terhadap disfungsi ereksi pada penderita nyeri gigi. Hasil penelitian ini dipresentasikan dalam kongres tersebut.


Sebanyak 35 orang berusia 35-55 tahun ikut berpartisipasi dalam penelitian yang digelar akhir 2006 ini. Partisipan yang diambil adalah orang berusia di atas 35 tahun. Menurut kedua peneliti tersebut, ini karena pada pria di bawah 35 tahun, meski mengalami nyeri pada gigi, derita itu tak mengurangi gairah seks mereka.


Para partisipan, kata Thahir, didiagnosis mengidap pulpitis akut atau nyeri akibat gigi berlubang yang amat sangat (10 orang), pulpitis kronis (7 orang), periodontitis akut atau radang antara gusi dan gigi yang amat sangat (6 orang), serta hyperaemia pulpa atau ngilu gigi (6 orang). Semua partisipan memiliki keluhan rasa nyeri pada gigi paling sedikit selama seminggu dan selanjutnya dievaluasi setelah dilakukan perawatan.


Data diambil berdasarkan wawancara dan secara tertulis. Yang menarik, seorang responden terpaksa dicoret karena meski nyeri gigi, ia tetap melakukan hubungan seksual dengan wanita selingkuhannya. "Kami memang membatasi para partisipan pada pria beristri dan tak memiliki wanita idaman lain," ujar Thahir sembari tersenyum lebar.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyeri gigi pada pulpitis akut, periodontitis akut, dan hyperaemia pulpa (hipersensitif dentin) menyebabkan disfungsi ereksi. Nyeri gigi ini mempengaruhi rangsangan seksual sehingga frekuensi hubungan seksual secara nyata menjadi berkurang. Bahkan pada kasus pulpitis akut dan periodontitis akut, hubungan seksual pada minggu pertama dan kedua berkurang 90-97 persen. Sedangkan nyeri gigi pada periodontitis kronis dan pulpitis kronis tidak berpengaruh secara signifikan.


Di samping itu, pada penderita periodontal abses, meskipun dapat melakukan hubungan seksual, aktivitas ciuman dalam hubungan seksual menurun secara nyata. "Tak bisa mencium pasangan Anda berarti menurunkan kadar keintiman," dia menandaskan. Ia menyimpulkan nyeri yang ditimbulkan oleh penyakit gigi dan periodontal dapat mempengaruhi kehidupan seksual. "Akibatnya tentu sangat buruk. Selama satu pekan itu, kualitas hidup seseorang memburuk secara signifikan," ia menegaskan.


Disfungsi ereksi pada kasus nyeri gigi, menurut Thahir dan Wardihan, diduga terjadi akibat penghambatan atau penekanan pada saraf parasimpatis sehingga tidak mampu melepaskan pengantar saraf pada otot polos korpus kavernosum, yang selanjutnya menyebabkan dilatasi pembuluh darah perifer.


Selain itu, otak di daerah thalamus dan hypothalamus sudah penuh dengan sensasi nyeri sehingga daerah tersebut tidak mampu mempersepsi sensasi seksual yang diterima, baik melalui rangsang rabaan, visual, atau imajinasi, sehingga sensasi tersebut tidak dapat diteruskan ke serabut saraf desenden menuju pusat ereksi di daerah segmen torakolumbal atau penis. Untuk itu, jagalah kesehatan mulut dan gigi Anda dengan baik. Bila diabaikan, ranjang Anda mungkin akan sedingin puncak Jayawijaya! SITA PLANASARI A

(Dikutip dari Koran tempo)

Saturday, January 19, 2008

Efek aspirin pada anak

Aspirin yang dikenal sebagai obat pereda nyeri (analgesik), anti-inflamasi (antiperadangan), dan penurun demam (antipiretik) tidak dianjurkan untuk anak-anak. Obat itu menimbulkan sindrom Reye.

Hal itu dikatakan dokter spesialis anak dari RSCM, dr Hindra Irawan Satari SpA, dan dari Rumah Sakit Sumber Waras, dr Tatang Kustimansamsi SpA, kepada Pembaruan di Jakarta, Rabu (28/8).

Menurut Hindra, para dokter kini tidak meresepkan aspirin (salisilat) untuk menurunkan demam pada anak-anak. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) beberapa waktu lalu merekomendasikan agar aspirin, juga berbagai produk yang mengandung aspirin (asetilsalisilat, asetilsalisilik, asam salisilik), tidak diberikan kepada anak berusia kurang dari 19 tahun.

Aspirin, kata Tatang, bisa merusak fungsi hati (liver) sehingga menimbulkan sindrom Reye. Untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam pada anak-anak, saat ini dianjurkan parasetamol (asetaminofen) karena efek sampingnya rendah dan harganya terjangkau.

"Zaman dahulu, aspirin banyak digunakan dan dianggap sebagai obat yang cukup ampuh, tetapi kemudian dilaporkan kejadian sindrom Reye karena aspirin. Parasetamol saat ini menjadi pilihan utama, namun dosisnya juga harus diperhatikan," kata Hindra.

Sindrom Reye

Tatang menyebutkan, sindrom Reye tidak hanya terjadi pada anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Sindrom itu disebabkan oleh aspirin dan berbagai virus, seperti virus influenza, virus cacar air, maupun virus yang menyebabkan diare.

Organ tubuh yang banyak diserang virus adalah liver dan otak dengan gejala demam tinggi, kejang, tidak sadar, dan diare.

Jika ada orang yang demam, kejang, atau diare secara bergantian sehari sampai dua hari, sebaiknya memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan untuk memastikan apakah mengidap sindrom Reye atau hanya demam biasa. Itu bisa diketahui melalui pemeriksaan darah dan biopsi liver.

Pemeriksaan darah secara umum dan fungsi hati tidak sulit dilakukan di Indonesia. Tetapi, pemeriksaan kadar amoniak (NH3) sulit dilakukan karena peralatan yang terbatas. Kadar amoniak yang tinggi di dalam darah membuat seseorang kejang. Sedangkan biopsi liver untuk memastikan sindrom Reye dilakukan bekerja sama dengan pihak Singapura.

"Setiap tahun, ada kasus sindrom Reye meskipun kejadiannya tidak tinggi. Sindrom Reye, jika diobati, bisa sembuh total. Tetapi ada yang sembuh, namun karena otak sudah rusak, lalu timbul kecacatan, misalnya sulit bicara. Yang perlu diketahui, tidak setiap cacar atau influenza menimbulkan sindrom Reye," ujarnya.

Parasetamol

Sementara itu, ahli biokimia dari Universitas Nasional, Dr Ernawati Sinaga Apt, menuturkan beberapa obat untuk anak-anak masih mengandung salisilat.

Aspirin bersifat mengencerkan darah sehingga orang yang mengalami masalah pada saluran cerna (maag) tidak dianjurkan meminumnya, kecuali jika dalam bentuk mikrogranulasi. Aspirin dibalut sehingga tidak pecah di lambung dan diserap di usus.

Menurut Sinaga, karena sifatnya mengencerkan darah, aspirin banyak digunakan sebagai obat penyakit jantung koroner dan penyakit rematik.

Demikian juga dengan parasetamol, dipakai untuk terapi rematik. Pemakaian aspirin sebagai obat rematik, ujar Tatang, perlu diawasi. Sedangkan parasetamol tidak dianjurkan bagi orang yang mengalami gangguan fungsi liver.

Selain aspirin dan parasetamol, ibuprofen (obat antiradang bersifat nonsteroid) juga dipakai pada anak-anak untuk menurunkan demam dan pereda nyeri.

Untuk anak-anak, dosis parasetamol berkisar 10-15 miligram/kilogram berat badan. Meminum sekaligus lebih dari sepuluh kali dosis yang dianjurkan bisa meracuni (merusak) hati.

Parasetamol dapat diberikan secara oral, rektal (dubur), dan pre-obat parenteral (melalui pembuluh darah) yang kerap digunakan pascaoperasi.

Jika diberikan secara oral (tablet dan cairan), obat itu diserap cepat di usus halus dengan bioavailabilitas berkisar 85 sampai 98 persen.

Dengan waktu paro tiga sampai empat jam, akumulasi tidak terjadi pada dosis yang dianjurkan.

Oleh karena itu penggunaan aspirin sangat tidak dianjurkan terhadap anak-an

ANTIBIOTIK SEBABKAN KELAHIRAN PREMATUR

Para wanita hamil sebaiknya tidak boleh terlalu sering mengkonsumsi obat-obatan untuk mengobati penyakit atau infeksi yang biasa terjadi di saat kehamilan, karena sebuah penelitian baru menemukan bahwa hal itu bisa menyebabkan peningkatan risiko kelahiran prematur.
Dalam penelitian itu, para wanita hamil yang mengkonsumsi antibiotik metronidazole, untuk mengobati infeksi vagina (asymptomatic vaginal trichomoniasis), ternyata memiliki kemungkinan dua kali lipat untuk melahirkan bayi secara prematur, dibandingkan para wanita yang menerima plasebo.
Para peneliti menemukan bahwa 19% wanita yang menerima obat-obatan itu melahirkan bayi sebelum 37 minggu, sedangkan hanya 11% wanita yang mengkonsumsi plasebo yang melahirkan secara prematur. Sementara kehamilan penuh adalah 40 minggu, namun persalinan mulai dari 38 hingga 42 minggu masih terhitung aman.
"Pengobatan bagi para wanita hamil yang mengidap asymptomatic trichomoniasis meningkatkan risiko kelahiran prematur, ungkap Klebanoff dan rekan-rekan. Oleh karena itu pemeriksaan dan pengobatan atas kondisi ini sebaiknya tidak direkomendasikan bagi para wanita hamil.
Pemeriksaan dan pengobatan infeksi memang dianjurkan selama masa kehamilan. Meski demikian, para peneliti merasa terkejut saat menemukan bahwa meskipun obat-obatan itu bisa menyembuhkan infeksi, namun ternyata masih tetap meningkatkan risiko seorang wanita untuk melahirkan secara prematur. Klebanoff merekomendasikan bahwa para wanita yang didiagnosa mengidap trichomoniasis selama kunjungan pra-persalinan dianjurkan untuk menunda pengobatan hingga saat hampir melahirkan atau seusai persalinan.
Jika gejala-gejalanya semakin bertambah, atau jika wanita merasa tidak nyaman membiarkan penyakitnya begitu saja tanpa diobati, maka pengobatan bisa diberikan asal diawasi secara ketat oleh dokter.
Penelitian ini dipublikasikan di New England Journal of Medicine.

Friday, January 11, 2008

anatomi gigi molar manusia

Bingung dengan gigi? sebenarnya seperti apa sih gigi dan bagai mana bagian-bagian dari gigi
Bagian dari gigi molar manusia
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata. Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama karnivora, sebagai senjata. Akar dari gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang di gigi. Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit di tempatnya.
Gigi merupakan bagian paling membedakan di jenis mamalia yang berbeda, dan salah satu yang bisa menjadi fosil dengan baik. Paleontologis menggunakannya untuk mengidentifikasi jenis fosil dan seringkali hubungan di antaranya. Bentuk gigi berhubungan dengan jenis makanan hewan tersebut. Misalnya herbivora memiliki banyak gigi geraham untuk mengunyah karena rumput sulit untuk dicerna. Karnivora membutuhkan taring untuk membunuh dan merobek, dan karena daging mudah untuk dicerna, maka mereka dapat menelan makanan tersebut tanpa membutuhkan geraham untuk mengunyah makanan tersebut terlebih dahulu.

Monday, January 7, 2008

Cara Menampilkan Status Yahoo Messenger Pada Blog

Setelah sekian lama saya mencoba dan mencari akhirnya saya bisa menampilkan status yahoo messenger saya dalam blog.
wah bangga sekali rasanya semakin hari semakin menarik saja blognya hehehe... (selain diri sendiri siapa lagi yang memuji), tanpa banyak komentar saya ingin berbagi sedikit pengetahuan saya tentang blog (baru belajar nih).
banyak cara untuk membuat blog semakin indah salah satunya dengan menampilkan status ym anda dalam blog, jadi pengunjung blog akan tau apakah abda sedang online atau tidak. berikut langkah-langkahnya :

pilih template, lalu pada slide bar
pilih add page element, kemudian pilih HTML/Javascript
Kode yang harus anda pasang adalah:




Silahkan ganti ID yahoo kesehatangigi dengan id yahoo anda, angka t=1 menunjukkan variasi gambar yang bisa anda pilih, mulai dari angka 0 sampai 5.

silahkan mencoba semoga anda bisa terus berkreasi.
selamat mencoba

Saturday, January 5, 2008

Pencabutan Gigi Molar Ketiga


Ortodonti adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang berhubungan dengan faktor variasi genetik, pertumbuhkembangan dan bentuk wajah serta cara faktor tersebut mempengaruhi oklusi gigi dan fungsi organ di sekitarnya.. Sebagian besar perawatan ortodonti dilakukan selama periode pertumbuhan, yaitu antara usia 10 sampai dengan 15 tahun. Oklusi dan posisi dari gigi ditentukan selama periode pertumbuhan itu dan perubahan sesudah pertumbuhan yang terjadi umumnya relatif kecil..

Tujuan perawatan ortodonti adalah untuk memperoleh dan mempertahankan keadaan normal dan aktivitas fisiologik yang sebenarnya dari gigi, jaringan lunak mulut dan otot muka dan pengunyahan, dengan maksud untuk menjamin sejauh mungkin perkembangan dan fungsi dentofasial yang optimum. Memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu diagnosa yang tepat, rencana perawatan yang matang dan teknik perawatan yang disesuaikan dengan keperluan, dengan menggunakan peranti, baik peranti tetap maupun peranti lepasan.

Perawatan ortodonti pada waktu dulu hanya ditekankan pada segi kuratif saja. Dewasa ini, seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran gigi, ilmu ortodonti modern lebih mengutamakan segi prefentif. Dalam ilmu ortodonti preventif terdapat suatu filosofi yang mengatakan bahwa mencegah terjadinya maloklusi marupakan suatu pilihan yang sangat bijaksana bila dibandingkan dengan melakukan perawatan ortodonti setelah terjadi maloklusi..

Strang and Thompson mengatakan maloklusi adalah ketidakwajaran dari oklusi normal gigi. Salah satu maloklusi yang paling sering terjadi adalah gigi berdesakan. Bentuk maloklusi yang perlu diwaspadai salah satunya adalah timbulnya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah pada akhir masa pertumbuhan. Hasil penelitian mengenai maloklusi gigi, kelainan gigi berdesakan menunjukkan angka yang tertinggi dibandingkan dengan anomali posisi gigi yang lain. Keadaan ini dapat terjadi pada orang yang pada mulanya mempunyai lengkung gigi yang baik ataupun yang pasien yang telah selesai menjalani perawatan ortodonti..

Masalah timbulnya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah pada akhir masa pertumbuhan ini telah menjadi bahan perdebatan di kalangan ahli ortodonti. Beberapa literatur menyebutkan bahwa timbulnya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah pada akhir masa pertumbuhan dapat disebabkan karena pengaruh gigi molah ketiga bawah, selain itu gigi molar ketiga bawah juga diperkirakan sebagai penyebab terjadinya relaps pada pasien yang telah selesai menjalani perawatan ortodonti, tetapi belum didapatkan hubungan yang jelas antara timbulnya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah dengan gigi molar ketiga bawah, sampai kemudian Bjork dan Skieller menemukan fakta bahwa gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah berhubungan dengan erupsi gigi molar ketiga bawah.

Para ahli menduga terjadinya relaps gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah dan juga terjadinya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah pada akhir masa pertumbuhan, adalah disebabkan karena adanya gigi molar ketiga. Hal ini didasarkan kepada konsep awal dari perawatan ortodonti, yaitu hanya memperhatikan 28 gigi permanen yang beroklusi tanpa mempertimbangkan adanya gigi molar ketiga..

Schwartze mengusulkan suatu tindakan pencabutan gigi molar ketiga bawah untuk mencegah timbulnya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah. Pencabutan gigi molar ketiga bawah dapat dilakukan setelah atau selama perawatan ortodonti jika menghalangi pergerakan gigi ke arah distal atau mengganggu retensi gigi setelah perawatan ortodonti selesai, meskipun demikian ahli ortodonti banyak yang mengesampingkan masalah ini, dengan anggapan bahwa gigi molar ketiga hanya merupakan salah satu di antara banyak faktor penyebab terjadinya keadaan gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah.

Penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut masalah pencabutan gigi molar ketiga bawah dalam bidang ortodonti khususnya untuk mencegah terjadinya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah karena alasan yang telah disebutkan di atas.

Penulis berharap melalui tulisan ini dapat dipelajari tentang pencabutan gigi molar ketiga bawah untuk mencegah gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah, serta dapat menjadi masukan bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang ortodonti tentang masalah pencabutan gigi molar ketiga bawah khususnya untuk mencegah terjadinya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah.

Pertumbuhkembangan Gigi Molar Ketiga Bawah

Gigi molar ketiga bawah sangat menarik sebagai bagian dari perkembangan manusia karena mempunyai variasi morfologi yang luas dan frekuensi kegagalan pembentukannya untuk berkembang secara lengkap satu atau lebih gigi molar ketiga yang tinggi..

Rata-rata gigi molar ketiga bawah mengalami kalsifikasi pada usia 9 tahun dan erupsi penuh pada usia 20 tahun. Proses pembentukan akar sempurna terjadi pada usia 22 tahun. Dengan keluarnya gigi molar ketiga, maka selesailah proses erupsi aktif gigi tetap.

Puncak tonjol mesial dan distal dari gigi molar ketiga bawah dapat diidentifikasi pada usia kurang dari 8 tahun. Kalsifikasi enamel lengkap terjadi pada usia 12 sampai 16 tahun. Erupsi terjadi antara usia 15 sampai 21 tahun atau lebih dan akar terbentuk lengkap antara usia 18 sampai 25 tahun

Peneliti lain mengatakan justru batas tertua pembentukan awal yang paling penting, karena rata-rata pasien siap untuk menerima perawatan ortodonti pada usia 12 tahun dan ini biasanya atas pertimbangan dari usia optimum untuk kebanyakan perawatan maloklusi. Penting kiranya untuk mengetahui kapan gigi molar ketiga bawah mulain berkembang sebelum menyatakan dimulainya rencana perawatan.

Gigi Berdesakan Anterior Rahang Bawah

Gigi berdesakan atau crowding secara umum dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana terjadi disproporsi antara ukuran gigi dan ukuran rahang dan bentuk lengkung. Tiga keadaan yang memudahkan lengkung gigi menjadi berdesakan adalah lebar gigi yang besar, tulang basal rahang yang kecil atau kombinasi dari gigi yang lebar dan rahang yang kecil. Howe dalam penelitiannya menemukan bahwa pada kasus dengan gigi berdesakan mempunyai lengkung gigi yang lebih kecil, daripada kasus tanpa atau sedikit gigi berdesakan.

Usia dimana gigi bertambah berdesakan adalah antara usia 13-14 tahun, dan kemudian mungkin akan berkurang. Hunter and Smith menemukan bahwa berdesakannya gigi terbanyak ditemukan pada usia 9 tahun, sedangkan peneliti lain menemukannya pada usia 12-13 tahun. Peneliti menghubungkan timbulnya masalah ini dengan adanya perubahan pada individu selama proses perkembangan. Keadaan gigi berdesakan pada akhir masa pertumbuhan dapat terjadi pada individu yang pada mulanya mempunyai lengkungan gigi yang baik dan keadaan ini akan bertambah parah jika sejak awal usia pertumbuhan keadaan giginya telah berdesakan.

Van der Linden menklasifikasikan gigi berdesakan berdasarkan etiologinya, yaitu:
1. gigi berdesakan primer. Penyebab hal ini adalah perbedaan ukuran gigi dan ukuran rahang, terutama dikendalikan oleh faktor genetik,
2. gigi berdesakan sekunder. Penyebabnya adalah faktor lingkungan, menurut Barber faktor lingkungan yang dianggap berpengaruh terhadap berdesakannya gigi adalah tekanan otot yang abnormal, penyimpangan arah erupsi gigi, kekuatan oklusal karena migrasi gigi ke mesial, dan kehilangan panjang lengkung gigi karena karies,
3. gigi berdesakan tersier. Berkembang pada pertengahan atau akhir usia remaja, yang menunjukkan gigi yang terlambat berdesakan dimana sebelumnya gigi tersebut tidak mengalami gigi berdesakan atau adanya relaps dari gigi berdesakan beberapa tahun setelah alat retensi dilepas.

Gigi berdesakan tersier sering diistilahkan lain, seperti postpubertal crowding, late lower arch crowding, atau crowding postretention. Peneliti lain mengklasifikasikannya dalam gigi berdesakan sekunder. Gigi molar ketiga banyak diduga sebagai penyebab dari gigi berdesakan tersier, karena terjadinya gigi berdesakan ini bersamaan waktunya dengan erupsi gigi molar ketiga.

Pencabutan Molar Ketiga Bawah

Oklusi fungsional yang normal serta keseimbangan dengan struktur pendukung dan otot sekitarnya kadang-kadang menuntut pengurangan satu gigi atau lebih. Pemilihan gigi untuk dicabut pada perawatan ortodonti tergantung pada kondisi klinis lokal, termasuk besarnya perbedaan (discrepancy) antara lengkung gigi dan lengkung basal tulang rahang, profil wajah, kesehatan umum pasien, umur erupsi, posisi gigi, derajat kemiringan dentoalveolar, usia pasien dan keadaan susunan gigi sebagai suatu keseluruhan yang berhubungan dengan basis kranii. Hal lain seperti bentuk gigi, ukuran gigi, derajat kemiringan, tambahan, ketinggian tonjol lingual dan lain sebagainya juga perlu dipertimbangkan.

Ukuran gigi dan ukuran lengkung rahang banyak dipengaruhi oleh sifat genetik seseorang. Ukuran lengkung gigi mempunyai pengaruh terhadap besarnya ukuran tulang basal dan fungsi otot mulut. Ukuran gigi yang terlalu besar dibanding ukuran lengkung rahang, akan menimbulkan kedaan gigi berdesakan, untuk itu perlu dilakukan pengurangan ukuran gigi dengan cara pencabutan terhadap gigi tertentu. Sebelum dilakukan pencabutan gigi, terlebih dahulu perlu diperhatikan keadaan giginya, posisi gigi yang berdesakan dan posisi gigi secara keseluruhan.

Pencabutan gigi dapat dilakukan bila ukuran lengkung basal kurang sempurna dan susunan gigi yang baik tidak mungkin didapatkan tanpa mengakibatkan timbulnya relaps karena adanya daya dari dalam tulang rahang setelah perawatan ortodonti selesai. Pencabutan gigi juga dapat dilakukan untuk mengurangi kemiringan dentoalveolar dan untuk memperbaiki profil wajah.

Pembahasan

Masalah utama yang masih perlu dicari jawaban ialah pencabutan molar ketiga bawah untuk mencegah gigi berdesakan terutama di daerah anterior rahang bawah. Terdapat suatu kecenderungan yang kuat pada masyarakat modern akan terjadinya suatu keadaan gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah akhir masa pertumbuhan.

Dugaan bahwa gigi molar ketiga bawah menyebabkan terjadinya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah mendapat banyak perhatian dari para ahli ortodonti dan menjadi bahan pertentangan dan spekulasi pada beberapa literatur. Beberapa hasil penelitian para ahli dan menunjukkan adanya pendapat, baik yang mendukung atau menolak dugaan tersebut.

Moore menerangkan tentang perbedaan pertumbuhan dari daerah pertumbuhan muka, seandainya pertumbuhan kondilus masih berlanjut terus setelah pertumbuhan tulang tuberositas maksilaris berhenti, maka dapat terjadi perubahan hubungan anteroposterior antara rahang bawah dan rahang atas. Pertumbuhan ke depan dari kondilus ini akan menggerakkan gigi rahang bawah maju ke depan, sedangkan pada saat itu rahang bawah masih beroklusi dengan rahang atas. Susunan rahang atas melalui tegangan otot diperkirakan menahan gigi anterior rahang bawah yang bergerak ke depan dan menghasilkan berdesakannya gigi insisif rahang bawah.

Keadaan gigi berdesakan pada akhir masa pertumbuhan dapat terjadi pada individu yang pada mulanya mempunyai lengkungan gigi yang baik dan keadaan ini akan bertambah parah jika sejak awal usia pertumbuhan keadaan giginya telah berdesakan. Banyak literatur menyebutkan bahwa masalah ini berhubungan dengan erupsi gigi molar ketiga.

Funder menemukan bahwa pada individu yang mempunyai gigi molar ketiga bawah lengkap, posisi gigi molar pertama tetap rahang bawah lebih ke depan dan gigi-gigi insisif rahang bawah mempunyai inklinasi lebih labioversi dibandingkan dengan individu yang gigi molar ketiganya agenisi. Laskin mewawancarai lebih dari 600 ahli ortodonti dan 700 ahli bedah mulut, dan menemukan bahwa 65% mempunyai pendapat bahwa pada suatu waktu akan menyebabkan berdesaknya gigi anterior rahang bawah, tetapi sekarang tidak ada kebulatan pendapat tentang pengaruh yang mungkin dari gigi molar ketiga terhadap kestabilan rahang bawah.

Broadbent membuktikan bahwa gigi molar ketiga bawah dan gigi insisif bawah keduanya saling memperngaruhi terhadap timbulnya kelainan pada tulang wajah untuk mencapai ukuran dan proporsi yang sesuai pada usia dewasa. Cryer menyebutkan bahwa keadaan gigi molar ketiga bawah yang impaksi dan gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah merupakan tanda-tanda pemendekan ukuran rahang. Keadaan ini merupakan masalah yang cukup serius dan sangat sering dijumpai pada masyarakat modern.

Vego melakukan pengujian terhadap 40 pasien yang mempunyai gigi molar ketiga bawah dan 25 pasien tidak mempunyai gogo tersebut dan semua pasien tidak mengalami perawatan ortodonti, setiap lengkung gigi pasien diukur dalam dua interval waktu. Pertama pada saat setelah erupsi gigi molar kedua, pada usia rata-rata 13 tahun dan kedua pada usia rata-rata 19 tahun. Dalam hal ini gigi berdesakan dibatasi sebagai kehilangan dari perimeter rahang, dari model pertama ke model kedua, yang akan memperlihatkan penambahan rotasi dan susunan gigi yang tidak baik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengurangan dari perimeter rahang kurang terlihat menonjol pada orang tanpa gigi molar ketiga. Dia berkesimpulan bahwa erupsi gigi molar ketiga bawah dapat memberikan tekanan pada gigi terdekat dan menunjukkan bahwa banyak faktor yang terlibat dalam berdesakannya gigi pada lengkung rahang.

Vego menyatakan bahwa pada waktu gigi molar ketiga erupsi, dapat timbul suatu daya tekan pada bagian proksimal gigi di depannya. Gooris berpendapat bahwa daya tekan gigi molar ketiga akan menyebabkan pergeseran gigi di depannya ke arah anterior dan akan memperparah gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah.

Penelitian yang memperlihatkan mekanisme terjadinya penekanan oleh gigi posterior pada penambahan berdesakannya gigi anterior rahang bawah, dikemukakan oleh Richardson. Penelitian ini menemukan terjadinya pengurangan gigi berdesakan di daerah posterior diikuti dengan penambahan berdesakannya gigi di daerah anterior. Disimpulkan bahwa ruangan yang didapat untuk penambahan ruang di regio molar didapat dalam batas tertentu, dengan berdesakannya gigi yang jauh ke depan dari lengkung rahang.

Schwartze membandingkan perubahan posisi gigi molar pada 56 pasien yang benih gigi molar ketiganya telah dicabut dengan 49 pasien yang gigi molar ketiganya berkembang sempurna. Hasil penelitiannya menemukan masalah gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah terjadi lebih banyak pada kasus pasien dengan gigi molar ketiga yang lengkap. Hal ini diperkirakan karena adanya daya tekan yang ditimbulkan oleh gigi molar ketiga ke arah sagital, sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran gigi molar kedua dan pertama ke depan.

Pergerakan tegak lurus gigi insisif rahang atas dan rahang bawah akan mengakibatkan pengurangan ke dalam dan lebar lengkung rahang. Bila pada proses ini ada tahanan dari gigi di posterior maka dapat timbul keadaan gigi berdesakan di daerah anterior.

Banyak bukti yang memberikan dukungan terhadap teori yang menyatakan bahwa timbulnya masalah gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah pada akhir masa pertumbuhan, disebabkan oleh adanya tekanan dari arah belakang lengkung rahang. Tekanan ini dihasilkan oleh proses perkembangan gigi molar ketiga bawah, pergerakan fisiologis gigi posterior ke arah mesial atau karena tekanan yang diperoleh dari daya oklusi pada gigi yang berinklinasi ke arah mesial.

Pertumbuhan rahang bawah yang masih terus berlanjut setelah pertumbuhan tuberositas maksilaris berhenti mengakibatkan terjadinya perubahan hubungan anteroposterior antara rahang atas dan rahang bawah. Gerakan pertumbuhan rahang bawah ke arah depan juga diikuti oleh gigi di rahang bawah, tetapi pergerakan ini akan dihambat oleh gigi anterior rahang atas beserta ototnya sehingga gigi insisif rahang bawah bergeser ke arah distal. Pencabutan gigi molar ketiga bawah dapat memberi tempat di bagian distal untuk gigi di depannya selama proses pertumbuhan.

Bergstorm and Jensen mempelajari 50 sampel kasus pasien dengan agensi satu sisi gigi molar ketiga rahang bawah. Hasil penelitian mereka ternyata ditemukan banyak kasus gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah terjadi pada sisi yang gigi molar ketiga tidak agenisi. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Sheneman terhadap 49 pasien pasca perawatan ortodonti selama 66 bulan, menemukan bahwa pada pasien dengan gigi molar ketiga yang hilang secara kongenital, susunan giginya dalam lengkung rahang lebih stabil dibandingkan dengan pasien yang mempunyai gigi molar ketiga. Termasuk ke dalam sampel ini, sebanyak 7 pasien dengan gigi molar ketiga yang dapat beroklusi baik pada kedua sisinya, 31 pasien dengan kasus impaksi gigi molar ketiga pada kedua sisi rahang.

Hasil pengamatan Lindqvist and Thinlander menemukan sebanyak 70% dari subjek yang diteliti, menunjukkan perubahan panjang lengkung rahang pada sisi pencabutan dan sisi kontrol selama periode observasi. Lima subjek menunjukkan perubahan yang berarti setelah dilakukanpengamatan yang lebih lama. Pencabutan gigi molar ketiga bawah terlihat mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan panjang lengkung rahang pada sebagian besar subjek yang diteliti. Timbulnya perbedaan perubahan panjang lengkung rahang pada sisi pencabutan dan sisi kontrol, mungkin dipengaruhi oleh ada atau tidaknya gigi molar ketiga.

Sheneman menyebutkan bahwa pencabutan gigi molar ketiga bawah pada pasien yang dirawat ortodonti karena kasus gigi berdesakan akan memberikan hasil yang lebih stabil dibandingkan dengan pasien yang mempunyai gigi molar ketiga lengkap. Vego mengatakan bahwa pada individu yang mempunyai gigi molar ketiga lengkap terdapat pengurangan perimeter lengkung gigi sebesar 40,8 mm dibandingkan dengan individu yang tidak mempunyai gigi molar ketiga.

Woodside menolak konsep mengenai perkembangan gigi molar ketiga memberikan tekanan pada lengkung gigi, tetapi menerima konsep pencabutan awal dari molar ketiga mengakibatkan pergerakan ke distal dari gigi molar yang lain.

Peneliti lain mengemukakan bahwa peran gigi molar ketiga bawah terhadap timbulnya masalah gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah hanya sedikit sekali. Kalaupun ada, hal itu berhubungan dengan perubahan lengkung gigi dalam waktu yang lama. Shanley and Lundstrom juga tidak menemukan perbedaan yang berarti antara gigi molar ketiga yang impaksi, erupsi atau hilang secara kongenital terhadap timbulnya masalah gigi berdesakan.

Kaplan melakukan suatu pengamatan terhadap timbulnya masalah gigi berdesakan pasca retensi pada kelompok pasien yang telah selesai dirawat ortodonti. Penelitiannya pada 75 orang pasien yang diteliti modelnya pada saat sebelum perawatan, sesudah perawatan dan 10 tahun pasca retensi serta gambaran sefalogram lateralnya. Dia menemukan adanya kecenderungan terjadinya relaps pada sejumlah besar pasien tetapi tidak ditemukan adanya perbedaan yang berarti antara kelompok pasien yang gigi molar ketiganya erupsi, impaksi atau agenisi. Dia menyimpulkan bahwa adanya adanya gigi molar ketiga tidak menghasilkan derajat yang tinggi dari berdesakannya gigi anterior rahang bawah dan atau relaps rotasional setelah penghentian retensi. Dia menekankan bahwa perubahan posisi gigi dan dimensi lengkung rahang tidak dipengaruhi oleh gigi molar ketiga. Dia berpendapat bahwa teori gigi molar ketiga memberikan tekanan pada gigi di sebelah mesialnya adalah tidak berdasar, tetapi Schulhof mengatakan pengaruh gigi molar ketiga terhadap perubahan dimensi lengkung rahang dan posisi gigi dapat terlihat bila dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan perhitungan statistik yang berbeda.

Suatu pengamatan yang dilakukan oleh Stemm terhadap 29 orang pasien yang berusia antara 14-20 tahun dan belum perah dirawat ortodonti, menemukan bahwa ada atau tidaknya gigi molar ketiga bawah tidak berpengaruh perubahan lebar dan panjang lengkung rahang atau pergerakan gigi.

Kesepakatan pendapat atau kesimpulan penelitian mengenai peran gigi molar ketiga bawah terhadap kestabilan gigi insisif rahang bawah hingga saat ini masih belum ada. Beberapa literatur menyebutkan pentingnya dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang peranan molar ketiga bawah terhadap kestabilan gigi insisif rahang bawah dengan melakukan pengujian terhadap sampel yang lebih besar.

Berdasarkan beberapa literatur yang penulis baca masih banyak terdapat perbedaan pendapat mengenai pengaruh pencabutan gigi molar ketiga untuk mencegah terjadinya gigi berdesakan di anterior rahang bawah. Apabila lebih banyak lagi literatur yang dibaca mungkin akan ditemukan kebulatan pendapat mengenai hal tersebut.

Hingga saat ini masih belum ada kesepakatan pendapat atau kesimpulan penelitian mengenai peran gigi molar ketiga bawah terhadap kestabilan gigi insisif rahang bawah oelh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah tersebut.