Thursday, May 24, 2012

Masalah Telat pup pada bayi dengan ASI ekslusif


Masalah Telat pup pada bayi dengan ASI ekslusif

Hari ini sebelum jum’atan sempet dengerin curhat teman satu tempat kerja yang khawatir dengan anaknya yang tidak pup selama 10 hari berturut-turut. Anaknya baru berusia satu bulan, awalnya pup lancar maaksimal 2 hari sekali pasti pup tapi 10 hari terakhir belum juga pup.

Mendengar cerita temenku, aku jadi teringat pengalaman yang sama dengan anakku Azka. Pada saat berumur satu setengah bulan, Azka juga pernah tidak pup selama 14 hari. Saat itu aku juga sempet bingung & panik. Akhirnya googling & menemukan satu artikel dari web yang menyatakan klo bayi dengan ASI ekslusif bisa tidak pup sampai dengan 14 hari dan itu wajar. Setelah tahu aku akhirnya jadi agak lega, tapi tetap Azka aku bawa ke dokter untuk periksa dan keterangan yang aku dapat dari dokter juga sama klo hal tersebut wajar untuk bayi dengan ASI ekslusif.

 tampang si Azka saat ini

Jadi untuk bapak & Ibu yang punya bayi dengan ASI ekslusif, klo bayi anda tidak pup selama 3 sampai 10 hari jangan panik dulu… berikut satu referensi untuk anda semua ketahui.



Masalah telat pup pada bayi dengan ASI ekslusif

Pola pup bayi yang diberi ASI dengan yang diberi susu formula berbeda dalam bentuk dan warna. Meski tak perlu terlalu panik, segera bertindak jika ada perubahan disertai demam, muntah dan lemas.

Pup bayi ASI. Bayi yang mendapat ASI eksklusif pada umumnya, buang air besar 1-7 kali dalam sehari, atau lebih. Hal ini karena komposisi ASI selalu sesuai dengan tahap perkembangan sistem pencernaan bayi sehingga zat makanan mudah dicerna. Jadi, bila bayi Anda sering buang air besar, tidak selalu berarti ia terserang diare. Ini adalah pola normal pup bayi baru. Tapi sebaliknya, ada juga bayi yang diberi ASI Eksklusif justru tidak pup seminggu hingga 10 hari. Selama Anda menyentuh bagian perut, ia tak merasa sakit dan terasa kosong, besar kemungkinan zat makanan dari ASI terserap semuanya.

Tambah susu formula. Apabila bayi diberi ASI dengan tambahan susu formula atau hanya diberi susu formula, frekuensi pup bayi biasanya lebih jarang dan kotoran yang keluar lebih sedikit. Hal ini karena, zat makanan susu formula lebih sulit dicerna dibanding ASI. Selain itu, bayi yang diberi susu formula cenderung lebih mudah dan sering terserang diare. Penyebabnya, antara lain, peralatan untuk menyiapkan susu formula kurang steril, dan reaksi alergi karena tubuh bayi sensitif terhadap senyawa-senyawa tertentu di dalam susu sapi. Jenis alergi yang paling sering dialami bayi: alergi terhadap protein susu sapi.

Tampilan pup bayi yang tidak seperti biasanya, serta perubahan pola pup, bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan pada tubuhnya. Bila perubahan tersebut disertai dengan gejala muntah, demam, pucat, dan lemas, meskipun Anda terus menyusuinya, hubungi segera dokter anak untuk mendapat pertolongan selanjutnya. Jangan lupa membawa catatan pola menyusu, pola pup dan muntah (apabila disertai muntah) sebagai informasi penting dokter bayi.

0 komentar:

Post a Comment