Thursday, June 12, 2014

Apa Saja Penyebab Keputihan karena Jamur?


Apa Saja Penyebab Keputihan karena Jamur?

Infeksi jamur merupakan kondisi yang sering dialami. Sekitar tiga dari empat wanita paling tidak pernah mengalami infeksi jamur dalam hidupnya. Jamur Candida yang secara alami memang hidup di vagina adalah penyebab utama infeksi ini.

Meski begitu ada beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan pertumbuhan jamur Candida berlebihan sehingga merusak keseimbangan flora di organ intim wanita.

1. Antibiotik

Mengonsumsi antibiotik adalah penyebab tersering infeksi jamur pada vagina. Antibiotik dan obat-obatan lain akan mengubah kadar bakteri dan organisme lain di vagina, misalnya bakteri lactobacillus acidophilus. Obat-obatan juga akan mengubah tingkat keasaman di vagina (PH balance) sehingga bakteri tumbuh subur.

2. Kehamilan

Ibu hamil memiliki kadar estrogen yang tinggi sehingga lebih rentan mengalami infeksi jamur saat hamil.

3. Perubahan hormonal

Mengonsumsi terapi sulih hormon atau pil kontrasepsi hormonal akan mengubah keseimbangan hormon, terutama estrogen dan progesteron. Seperti halnya saat kehamilan, tingginya kadar estrogen juga akan memicu infeksi jamur. Beberapa wanita juga mengalami infeksi jamur menjelang haid.

4. Diabetes

Diabetes yang tidak terkontrol, sehingga kadar gula darah selalu tinggi, merupakan salah satu penyebab infeksi jamur. Perkembangbiakan jamur juga berpengaruh pada kadar glukosa.

5. Sistem imun yang lemah

Beberapa kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV atau AIDS, dapat membuat kemampuan tubuh melawan jamur menjadi berkurang. Sebagian wanita juga mengalami infeksi jamur saat sedang stres berat atau menderita influenza.

6. Membersihkan vagina

Membilas vagina dengan sabun khusus atau douching juga bisa merusak keseimbangan bakteri dan jamur yang hidup di organ genital, serta membunuh bakteri baik yang bisa mencegah pertumbuhan jamur.

Walau infeksi jamur bukan kondisi serius, tetapi jika kondisi ini sering terjadi segera periksakan ke dokter.

Sumber : www.webmd.com

0 komentar:

Post a Comment