Macam Macam Penyakit Dan penanganannya

Berisi tentang berbagai macam penyakit serta tanda - tanda dan bagaimana cara penyembuhannya.

Tips kesehatan

Berisi tentang tips - tips seputar kesehatan.

Khasiat Flora Dan Fauna

Berisi tentang khasiat - khasiat yang terkandung dalam tumbuh - tumbuhan dan hewan.

Lain - Lain

Berisi tentang info - info atau berita - berita dalam dunia kesehatan dan yang berkaitan dengan kesehatan.

Friday, January 25, 2008

Gigi Sensitif permasalahan dan solusi


Sebagian dari kita tentunya pernah mengalami gigi sensitif atau sambil baca artikel ini anda sedang mengalami sensitivitas pada gigi anda. Nah disini saya akan membahas sedikit ilmu saya tentang sensitivitas pada gigi. Beberapa pertanyaan mungkin muncul dalam pukiran anda sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan gigi sensitif? apa penyebab gigi sensitif? bagai mana pencegahannya? lalu kalo udah terlanjur gigi sensitif gimana cara penanggulangannya? saya akan menjawab semua pertanyaan tersebut.

Gigi Sensitif
Gigi sensitif merupakan istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya dentine hypersensitive akibat menipisnya enamel, penurunan gusi dan terbukanya dentin, sebuah lapisan di bawah enamel. Nyeri yang berkaitan dengan sensitivitas terjadi dalam saraf gigi, nyeri dari gigi sensitif tidak selamanya tetap; ada yang sementara dan sementara namun berkala. Nyeri yang tidak henti-henti mungkin merupakan satu tanda masalah yang lebih serius. Bagaimanapun, adalah penting bagi anda membincangkan
gejala tersebut dengan dokter gigi anda untuk menentukan penyebab dan perawatan selanjutnya, karena masalah ini akan sangat mengganggu kalau tidak ditindak lanjuti.

Penyebab Gigi Sensitif
Dari hasil penelitian para ahli di USA, sebanyak 50-90%, penderita memberikan tekanan besar/berlebih pada saat menggosok gigi. Kebiasaan menggosok gigi dengan tekanan berlebih dapat membuat gusi mengalami iritasi atau gusi menurun dari leher gigi, lama kelamaan akar gigi akan terbuka (resesi gingiva), leher gigi berlubang, lapisan email pun akan berkurang ketebalannya sehingga bila minum air dingin, asam/manis atau bahkan tersentuh bulu sikat gigi pun akan terasa ngilu. Oral hygiene/keadaan rongga mulut yang buruk, penumpukan plak/karang gigi, yang merupakan "rumah" tinggalnya berjuta-juta kuman dalam rongga mulut. Lambat laun karang gigi pun dapat mengiritasi gusi sehingga gusi akan mudah berdarah, timbul pula bau mulut yang tidak "segar". Pembentukan lapisan email gigi yang kurang sempurna (ename hypoplasia) dapat pula terjadi pada individu-individu tertentu. Keadaan ini pun akan menjadikan gigi menjadi sensitif. Food impaksi/penumpukan sisa-sisa makanan di daerah pertemuan gigi dengan gigi/kontak gigi. Sisa makanan ini menyusup masuk melalui leher gigi dan sulit terjangkau sikat gigi sehingga akan sulit dibersihkan, lama kelamaan penumpukannya akan semakin banyak, menekan saku gusi semakin dalam dari keadaan normal. Secara garis besar penyebab sensitivitas gigi adalah :
1. Penurunan Gusi.
2. Buruknya Orah Hygiene (OH -).
3. Bleaching ( Pemutihan permukaan gigi).
4. Terkikisnya Email.
5. penyikatan gigi terlalu kuat.

Pencegahan Gigi Sensitif
Untuk mencegah gigi menjadi sensitif, kuncinya adalah mengurangi tekanan berlebih saat menggosok gigi, memakai sikat gigi dengan jenis bulu sikat yang tidak keras dan menggosok gigi dengan cara yang benar. Menggunakan pasta gig yang khusus untuk gigi sensitif, Rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi, usahakan jangan minum/makan panas dan dingin dalam waktu bersamaan.

Pengobatan Gigi sensitif

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan bagi penderita yang memunyai gigi sensitif adalah;

1. Menghilangkan kebiasaan buruk menggosok gigi dengan tekanan berlebih.

2. Menggosok gigi dengan cara dan waktu yang tepat.

3. Memakai jenis bulu sikat gigi yang lunak/soft tidak menggunakan bulu sikat yang sudah rusak.

4. Menggunakan pasta gigi yang mengandung zat strontium chloride/ potassium nitrate/ fluoride atau berkumur-kumur dengan obat kumur yang mengandung zat-zat di atas. Menurut para peneliti zat ini mampu membentuk ikatan kristalisasi serta menutupi porus-porus pada permukaan mahkota gigi yang banyak pembuluh syaraf (tubuli dentin)/ permukaan akar gigi yang terbuka, sehingga dapat menghilangkan keluhan-keluhan gigi sensitif.

5. Pada keadaan akar gigi yang terbuka/sudah timbul lubang pada leher gigi seyogianya dilakukan penambalan.

6. Pada kasus mahkota gigi/email gigi tipis (hypoplasia enamel) biasa dibuatkan mahkota jaket.

7. Menggunakan compound oxalate atau dengan bonding agent untuk menutupi porus-porus/tubuli dentin.

Dengan banyaknya kasus-kasus di atas sudah selayaknya pasien yang memunyai keluhan yang sama, senantiasa memerhatikan langkah-langkah yang telah diterangkan. Insya Allah dengan menegakkan disiplin dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut segala keluhan Anda akan berkurang atau hilang, aktivitas pun akan lancar.

Hemat rokok, hemat uang, panjang umur


Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.

Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan kecanduan, disamping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema

Hasil penelitian yang pernah dilakukan dr. Joseph Brennan dan koleganya dari Johns Hopkins University, Maryland,
terhadap pasien penderita kanker menunjukkan, para perokok cenderung mengalami kerusakan gen p53 yang
melindungi tubuh dari kanker. Mereka menduga bahan penyebab kanker dari asap tembakau melekat pada material sel
genetik dan kemudian menonaktifkan gen p53.
Dari pengamatan terhadap 129 orang penderita kanker kepala dan leher, diketahui bahwa perokok cenderung
mengalami mutasi gen p53 dua kali lebih besar ketimbang bukan perokok. Mutasi tiga kali lebih lazim pada orang yang
sehari-hari merokok dan menenggak minuman beralkohol. Mutasi gen p53 terjadi pada 17% dari para penderita kanker
yang tidak merokok ataupun tidak minum alkohol, 33% pada mereka yang merokok, dan 58% pada mereka yang
mengonsumsi gabungan rokok dan minuman beralkohol. Para ahli yakin, sepertiga dari seluruh kanker ada
hubungannya dengan asap rokok.
Menurunkan kualitas sperma
Sebuah penelitian di Canadan tentang resiko merokok, terbukti bahwa merokok dapat merusak sperma- dan
mewariskan kerusakan genetik itu dari seorang bapak ke anak lelakinya
Sebuah penelitian pada tikus menunjukkan bahwa rokok menyebabkan perubahan DNA (gen cetak biru tubuh) pada sel
sperma, catat jurnal penelitian kanker pekan ini, seperti dikutip Reuters. Mutasi seperti itu, diketahui bersifat permanen.
"Jika diwariskan, mutasi ini menampilkan perubahan yang tidak dapat dikembalikan sperti semula dari komposisi
genetik," kata Carole
Yauk dari Divisi Penanganan Racun dan Kesehatan Lingkungan Kanada, yang memimpin penelitian.
"Kami telah mengetahui bahwa ibu yang merokok dapat mencederai janinnya, dan di sini kami menunjukkan fakta
bahwa seorang ayah dapat secara potensial merusak calon penerusnya, bahkan sebelum bertemu pasangannya."
Yauk dan rekan-rekannya mempelajari sel yang memproduksi sperma di tikus yang dipapar dengan asap rokok selama
enam atau 12 pekan.
Seluruh mamalia terus melanjutkan untuk memproduksi sperma. Mereka menemukan bahwa terjadi mutasi sebanyak
1,7 kali pada sel DNA tikus yang terpapar asap rokok dibandingkan pada tikus yang tidak terpapar asap rokok setelah 12
pekan, dan 1,4 kali mutasi setelah enam pekan.
"Kesimpulan ini menunjukkan bahwa kerusakan tergantung pada lamanya durasi terpapar asap rokok, jadi makin lama
anda merokok maka akumulasi mutasi akan makin besar dan makin besar potensi dampaknya pada sel sperma," kata Yauk.

Bahaya Asap Rokok terhadap Manusia
Banyak sudah riset yang mengungkapkan bahaya asap rokok terhadap aspek biologis dan kimiawi tubuh manusia.
Studi pertama yang dilakukan dilaporkan di jurnal terkemuka Science edisi bulan Oktober 1996. Gen P53 di dalam DNA
tubuh manusia berfungsi sebagai penekan tumor (tumor suppressor); jika fungsinya dimatikan, kemungkinan terjadinya
tumor akan meningkat. Sudah umum diketahui bahwa asap rokok memiliki benzo[a]pyrene dalam jumlah yang cukup
banyak. Molekul ini adalah sejenis karsinogen (agen penyebab kanker) yang berbahaya dan terdapat di dalam jelaga,
yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau
bahan bakar lainnya. Bahaya molekul yang ditemui dalam jelaga ini telah lama diketahui. Banyak anak yang bekerja
sebagai pembersih cerobong asap di London sejak Kebakaran Besar 1666 (the Great Fire of 1666) terkena kanker
testicular.
Benzo[a]pyrene sendiri sebenarnya tidak menyebabkan kanker. Jaringan di dalam tubuh manusia memetabolisme
bahan ini dengan cara menambah oksigen ke salah satu cincin molekulnya, mengubahnya menjadi molekul yang
dinamakan epoksi diol (diol epoxide). Kegunaan metabolisme ini adalah untuk membuat benzo[a]pyrene lebih mudah
larut di dalam air, sehingga mudah untuk dikeluarkan dari tubuh.
Sayangnya, strategi untuk mengeluarkan zat yang tak berguna bagi tubuh ini menjadi tidak karuan untuk
benzo[a]pyrene, karena molekul yang terbentuk, epoksi diol, tidak dikeluarkan oleh tubuh. Malahan, molekul ini berhasil
menemukan cara untuk masuk ke inti sel, kemudian bereaksi dengan sel-sel DNA. Epoksi cepat sekali bereaksi dengan
basa-basa Lewis, dan struktur DNA memiliki bagian yang merupakan basa-basa Lewis. Di artikel jurnal Science
tersebut, para periset melaporkan bahwa epoksi diol bereaksi dengan DNA di daerah gen P53 yang diketahui mudah
bermutasi. Banyak kasus kanker paru-paru yang memiliki mutasi gen di daerah gen P53 ini. Kesimpulan laporan hasil
riset itu menyatakan bahwa benzo[a]pyrene dalam asap rokok adalah penyebab langsung mutasi gen yang diketahui
berhubungan dengan kanker paru-paru.

Perhitungan pengeluaran perokok

mungkin saya bisa kalkulasi pengeluaran perokok, dari biaya rokok yang dikeluarkan.

Misalkan perhari seorang perokok menghisap satu batang rokok maka, ( harga 1 batang rokok Rp.500,00)

30 x 500 = 15.000 maka dalam satu bulan perokok mengeluarkan uang Rp. 15.000,00 hanya untuk rokok saja. nah itu kalau satu batang saja. bagaimana kalau satu bungkus?
misalkan seorang perokok menghabiskan satu bungkus rokok dengan harga rokok Rp. 8500,00 ( biasanya sih dapet sampoerna mild yang 16 batang) maka dalam satu bulan perokok akan mengeluarkan uang : 30 x 8500 = 255.000

nah berapa batangkah anda merokok setiap hari? selamat menghitung :)

Dari beberapa teman ada yang berniat untuk berhenti merokok mungkin saya ada beberapa tips untuk teman-teman. ( nah tips ini saya dapatkan dari http://stoprokok.blogsome.com/category/tips-3/)

5 Alasan dan Faktor Pendorong untuk Berhenti Merokok:

Finansial
Tentunya ini adalah alasan/faktor pendorong yang sangat dan paling kuat. Secara hitungan sederhana saja, kalau dalam sehari menghabiskan rokok kretek favorit saya sebanyak 2 bungkus maka secara nominal nilainya sekitar Rp 10.000,00.
Kalau dikali jumlah hari dalam satu tahun maka nilainya menjadi Rp 3.650.000,00!
Jadi tinggal Anda bayangkan perasaan kita kalau membakar uang sebesar itu
Penampilan
Waktu masih jadi perokok, bisa dibilang penampilan saya tidak pernah bisa didefinisikan dengan jelas (maksudnya sih gak karuan alias berantakan).
Tapi sekarang setiap orang yang ketemu saya selalu berkomentar, “Wah, sekarang segeran ya kamu..”
Atau juga kadang-kadang ada tambahan komentar sebagai berikut, “Gemukan lagi…”
Kesehatan
Kalau ini sih sangat amat jelas sekali
Sejak saya berhenti merokok, badan saya jadi lebih enteng dan terutama aroma napas dan badan saya lumayan menurun sensasi tidak sedapnya.
Tren dan Gaya Hidup
Kebetulan sekarang yang lagi tren adalah tidak merokok. Selain itu sekarang di banyak tempat umum sudah mulai dilarang merokok kecuali di area-area tertentu yang sudah ditetapkan.
Omelan Isteri
Sejak masih pacaran sampai menikah, isteri saya (dulu sih masih calon isteri) sangat tidak suka asap rokok. Bahkan ayah mertua saya sampai harus mengasingkan diri di halaman belakang rumahnya karena protes puteri tercintanya itu kalau mau merokok.
Karena omelan yang panjang lebar dan tiada lelah berhenti itu, saya akhirnya termotivasi untuk segera berhenti merokok.

5 Kiat Berhenti Merokok:

Kurangi Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Hari
Proses untuk berhenti merokok tidak serta merta saya lakukan. Bagaimanapun juga tubuh saya yang sudah terkondisikan oleh nikotin dan tar tentunya akan melakukan aksi protes yang spartan jika mendadak suplai racun tersebut terhenti tiba-tiba.
Karena itu saya mengurangi dengan bertahap. Saya pasang target untuk mulai mengurangi jumlah batang rokok dari jumlah 36 batang per hari.
Jadi perlu waktu sampai hampir dua bulan untuk berhenti menghisap rokok kretek kesayangan saya itu.
Kurangi Kadar Nikotin per Batang Rokok yang Dihisap per Hari
Setelah berhasil mengurangi batang rokok kretek yang saya hisap per hari, saya berpindah menghisap rokok dengan kadar tar dan nikotin yang rendah.
Prinsip yang dipakai masih seperti di atas. Jadi dalam waktu sekitar 5 bulan saya sudah bisa total berhenti merokok.
Giat Olah Raga
Untuk menyeimbangkan metabolisme tubuh saya yang sudah pasti berubah itu, saya rajin olah raga. Setiap hari saya jogging sekitar 30 menit di sekitar lingkungan rumah. Kadang-kadang kalau lagi semangat pergi ke gym dekat rumah untuk latihan beban.
Lumayan, siapa tahu bisa punya badan seperti Ade Rai atau Brad Pitt
Kurangi Tidur Larut Malam
Karena sudah terbiasa kerja gila-gilaan dikejar waktu tenggat penyelesaian proyek dari klien atau kantor, saya jadi sering tidur larut malam bahkan sampai subuh. Kadang-kadang untuk mengusir rasa dingin, kantuk dan rasa bosan saya akhirnya jadi merokok (tentu saja ditemani segelas kopi panas).
Akhirnya saya menetapkan untuk disiplin waktu. Sekalipun kerja di rumah, saya hanya bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Kalau harus lembur karena dikejar deadline, biasanya tidak pernah lebih dari jam 10 malam.
Atau karena sedang panas-panasnya coding aplikasi software atau penasaran sama bug yang nggak ketemu-ketemu asalnya, saya tetap memaksakan diri untuk mematikan komputer tepat jam 10 malam.
Jadi saya tetap bisa tidur jam 11 malam dan bangun jam 5 pagi (sekalipun biasanya habis sholat subuh sering tidur lagi sampai jam 7 )
Mintalah Istri untuk Sering Ngomel
Kiat ini sangat ampuh buat saya. Calon isteri (sekarang sih udah jadi isteri) saya itu sangat rajin mengomeli saya kalau sudah merokok atau kerja di luar jam yang disebut tadi. Jika beliau sudah mulai bosan ngomel, biasanya saya bertanya, “Hon, kok tumben nggak ngomel?”
Maka dengan serta merta meluncurlah dengan deras tiada henti-hentinya segala petuah nan bijaksana kepada saya dari isteri saya tersebut.

Nah kalau yang ini saya dapatkan dari http://mforum.cari.com.my/viewthread.php?tid=247583 dari postingannya mas dexa

Tip berhenti merokok


1. JIKA timbul keinginan untuk merokok, cuba lengah-lengahkan sehingga keinginan itu hilang dengan sendiri.



2. MINUM air suam dengan banyak. Elak mengambil minuman bergula atau berkafein seperti teh atau kopi.

3. CUBA menarik nafas sekerap yang boleh.

4. KUNYAH sesuatu seperti buah-buahan atau gula-gula getah untuk mengelak rasa ketagih terhadap rokok.

5. BUAT sesuatu aktiviti yang boleh melupakan rokok seperti bersukan, membaca buku atau bersiar-siar.

6. JIKA di rumah, mandi seberapa kerap atau basuh tangan setiap kali timbul keinginan untuk merokok.

7. YANG penting lakukan senaman kerana badan yang sihat, anda boleh melupaka rokok.

nah itu sengaja saya kumpulkan beberapa artikel yang berhubungan dengan stop rokok, mari kita bersama-sama berusaha berhenti merokok :)

n.b. : sekedar pengalaman pribadi

kalau saya kadang enggan untuk merokok apabila saya merasa takut/enggan akan melakukan hal tersebut, contohnya dengan ortu, pacar atau saya berada dalam lingkungan yang tidak merokok. naha kalau tips jitu dari saya, bergaul aja dengan orang - orang yang ga ngerokok hehehe... ntar pasti ketularan ga ngerokok. :) dan satu lagi sering - sering aja berdua bersama istri / pacar yang ngelarang kita untuk merokok.

SELAMAT MENCOBA :)

SALAM SEHAT DAN KEEP BLOGING

Wednesday, January 23, 2008

kesehatan mulut



Mulut sebenarnya sudah mempunyai sistem pembersihan sendiri yaitu air ludah. Akan tetapi, dengan makanan modern sekarang, pembersih alam ini tidak lagi dapat berfungsi. Kita dapat menggunakan sikat gigi sebagai alat bantu untuk membersihkan gigi. Pilih sikat gigi yang bulunya tidak terlalu keras karena akan dapat melukai gusi. Selain itu, besarnya sikat juga harus disesuaikan dengan besarnya rongga mulut kita.
Selain untuk perawatan rutin, kita harus segera mengunjungi dokter gigi jika keadaan mengalami salah satu atau lebih dari kondisi berikut:

Bila mengalami bau mulut tidak sedap tanpa penyebab yang jelas selama satu minggu, walaupun sudah menyikat gigi, lidah, gusi dan melakukan pembersihan dengan benang gigi

Bila mengalami bau mulut disertai sakit gigi; mungkin ada gigi yang berlubang atau abses.

Sikatlah gigi dengan gerakan memutar, karena selain membersihkan, gerakan ini juga tidak akan merusak gusi. Ketika menyikat gigi, sikat juga bagian atas lidah dengan sikat gigi. Pastikan mencapai bagian belakang.

Bila gusi berdarah, karena ini bisa merupakan tanda-tanda penyakit gusi.

Bila ada bau mulut disertai demam atau batuk dan lendir, ini dapat merupakan gejala abses paru. Dalam hal ini, dokter gigi akan merujuk kita ke dokter spesialis.

Selain itu, kita bisa menggunakan benang gigi untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang ada di celah-celah gigi paling sedikit dua kali dalam sehari, terutama sehabis makan. Bila kita dalam situasi sangat terburu-buru dan tidak ada waktu yang cukup untuk melakukan hal di atas, bau mulut dapat dihilangkan secara sementara dengan penggunaan obat kumur, makan jeruk, apel, atau seledri.


Bersihkan karang gigi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali dan periksakan secara teratur satu tahun sekali untuk kontrol gigi (dental check-up). Selain itu, berhenti merokok, mengurangi konsumsi gula, kopi dan alkohol, makanan berbumbu dan makanan berbau (seperti pete atau jengkol), serta minum banyak air putih akan membantu merawat gigi.

Pengaruh Rokok terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut


Pengaruh Rokok terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Gizi.net - Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai dimana-mana di dunia. Kebiasaan ini sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial.

Banyak penelitian dilakukan dan malah disadari bahwa merokok mengganggu kesehatan tubuh. Tetapi untuk menghentikan kegiatan ini sangat sulit.

Merokok terutama dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler dan kanker, baik kanker paru-paru, oesophagus, laryng, dan rongga mulut.
Kanker di dalam rongga mulut biasanya dimulai dengan adanya iritasi dari produk-produk rokok yang dibakar dan diisap. Iritasi ini menimbulkan lesi putih yang tidak sakit.
Selain itu merokok juga dapat menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada lidah, gusi, mukosa mulut, gigi dan langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi jamur.

Asap rokok mengandung komponen-komponen dan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. Banyaknya komponen tergantung pada tipe tembakau, temperatur pembakaran, panjang rokok, porositas kertas pembungkus, bumbu rokok serta ada tidaknya filter. Sedangkan zat-zat yang berbahaya berupa gas-gas dan partikel-partikel. Asap rokok yang kita hisap 90% mengandung berbagai gas seperti N2, O2, CO2, 10% sisanya mengandung partikel tertentu seperti ter, Nikotin dan lain-lain. Partikel dalam asap rokok yang dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik) adalah ter.

PENGARUH MEROKOK TERHADAP LIDAH

Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada papilafiliformis (tonjolan/juntai pada lidah bagian atas) sehingga menjadi lebih panjang (hipertropi). Disini hasil pembakaran rokok yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit, sehingga perokok sukar merasakan rasa pahit, asin, dan manis, karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).

PENGARUH MEROKOK TERHADAP GUSI

Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti gingivitis atau gusi berdarah. Disamping itu hasil pembakaran rokok dapat menyebabkan gangguan sirkulasi peredaran darah ke gusi sehingga mudah terjangkit penyakit.

PENEBALAN MUKOSA AKOBAT MEROKOK

Merokok merupakan salah satu faktor penyebab Leukoplakia yaitu suatu bercak putih atau plak pada mukosa mulut yang tidak dapat dihapus. Hal ini bisa dijumpai pada usia 30-70 tahun yang mayoritas penderitanya pria terutama yang perokok. Menurut penelitian Silverman dari semua kasus Leukoplakia 95% adalah perokok.

Iritasi yang terus menerus dari hasil pembakaran tembakau menyebabkan penebalan pada jaringan mukosa mulut. Sebelum gejala klinis terlihat, iritasi dari asap tembakau ini menyerang sel-sel epitel mukosa sehingga aktifitasnya meningkat. Gejala ini baru terlihat bila aktifitas selluler bertambah dan epitel menjadi tebal, terutama tampak pada mukosa bukal (mukosa yang menghadap pipi) dan pada dasar mulut. Perubahan mukosa mulut terlihat sebagai bercak putih. Bercak putih tersebut mungkin disebabkan karena epitel yang tebal jenuh dengan saliva (air ludah). Para ahli mengatakan bahwa leukoplakia merupakan lesi pra-ganas di dalam mulut. Perubahan leukoplakia menjadi ganas 3-6%.

NODA ATAU STAIN KARENA TEMBAKAU

Gigi dapat berubah warna karena tembakau. Pada mulanya noda ini dianggap disebabkan oleh nikotin, tetapi sebetulnya adalah hasil pembakaran tembakau yang berupa ter. Nikotin sendiri tidak berwarna dan mudah larut. Shafer dan kawan-kawan mengatakan bahwa warna coklat terjadi pada perokok biasa, sedang warna hitam terjadi pada perokok yang menggunakan pipa. Noda-noda tersebut mudah dibersihkan karena hanya terdapat di dataran luar gigi. Tetapi pada orang yang merokok selama hidupnya, noda tersebut dapat masuk ke lapisan email gigi bagian superficial dan sukar untuk dihilangkan.

Kebiasaan merokok sangat mempengaruhi kesehatan mulut terutama perubahan mukosa (selaput lendir). Kebanyakan, kanker di dalam mulut dimulai dengan perubahan mukosa. Perubahan ini tidak menimbulkan rasa sakit (lesi pra-ganas) sehingga tidak diperhatikan sampai keadaan menjadi lanjut. Oleh karena itu jika terdapat bercak putih, sedini mungkin datang ke dokter gigi.

Biasakan memeriksa gigi setiap 6 bulan sekali, meskipun tidak mengalami keluhan. Dan yang paling penting adalah kemauan yang keras untuk menghilangkan kebiasaan merokok, jika perlu konsultasi dengan dokter


oleh
Drg. Yenny Mulyawati, MS.
Subdit Gizi Klinis – Direktorat Gizi Masyarakat
Departemen Kesehatan RI.

Sariawan/Stomatitis


Sariawan merupakan salah atu penyakit yang populer, karena hampir setiap orang mengalami sariawan dalam hidupnya. nah lalu apakah anda mengetahui tentang sariawan? apakah sariawan? apa penyebab sariawan? bagaimana cara mengobati sariawan? pertanyaan tersebut sangat sering saya terima dari rekan2 saya maupun dari orang yang kebetukan bertemu.

Dalam ilmu kedokteran gigi atau pun dalam ilmu kesehatan gigi sariawan tidak luput dari perhatian, mungkin beberapa orang menganggap enteng namun kenyataannya sangat menggang kita dalam aktifitas apa lagi kalau kita makan wahh... makanan mahal yang terasa enak sekalipun kalau kita sariawan tidak akan terasa nikmat di mulut.

Sariawan merupakan bahasa awam untuk berbagai macam lesi/benjolan yang timbul di rongga mulut. Namun biasanya jenis sariawan yang sering timbul sehari-hari pada rongga mulut kita disebut (dalam istilah kedokteran gigi) Stomatitis Aftosa Rekuren.
Gejalanya berupa rasa sakit atau rasa terbakar satu sampai dua hari yang kemudian bisa timbul luka (ulser) di rongga mulut. Rasa sakit dan rasa panas pada sariawan ini membuat kita susah makan dan minum. Sehingga kadang pasien dengan Sariawan datang ke dokter gigi dalam keadaan lemas. Ini sering menyerang siapa saja. Tidak mengenal umur maupun jenis kelamin. Biasanya daerah yang paling sering timbul Sariawan ini adalah di mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di langit-langit.

Penyebab dari sariawan/satomatitis?

Sampai saat ini penyebab utama dari Sariawan belum diketahui. Namun para ahli telah menduga banyak hal yang menjadi penyebab timbulnya sariawan ini, diantaranya adalah :

Faktor General :
Hormonal maupun penyakit sistemik.
Stres.

Faktor Lokal:
Overhang tambalan atau karies, protesa (gigi tiruan)
Luka pada bibir akibat tergigit/benturan.
Defisiensi (kekurangan) vitamin B12 dan zat besi.
dll yang menyebabkan trauma pada gusi atau mukosa mulut.

Infeksi virus dan bakteri juga diduga sebagai pencetus timbulnya Sariawan ini. Ada pula yang mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga mulut. Nah yang cukup sering terjadi pada kita, terutama warga kota yang sibuk, adalah stress. Faktor psilkologis ini (stress) telah diselidiki berhubungan dengan timbulnya Sariawan.

Cara mengatasinya Sariawan

Dengan mengetahui penyebabnya, diharapkan kita dapat menghindari timbulnya sariawan ini, diantaranya dengan menjaga kebersihan rongga mulut serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12 dan zat besi. Juga selain itu, jangan lupa untuk menghindari stress. Namun bila ternyata sariwan selalu hilang timbul, Anda dapat mencoba dengan kumur-kumur air garam hangat dan pergi ke dokter gigi untuk meminta obat yang tepat untuk sariawannya. Karena apabila kita tidak tau pasti kadang kita mengkonsumsi obat yang salah, karena pengobatannya sebaiknya juga berdasarkan faktor penyebabnya. Sebaiknya jangan di obati sembarangan karena kita tidak tahu apakah obat tersebut bersifat karsinogenik, atau merangsang kanker.

Ada artikel tentang yoghurt dapat mengobati sariawan, jadi apakah yoghurt bisa mengobati sariawan? Yoghurt mengandung lactobacillus, pada kondisi flora dan fauan mulut yang tidak seimbang, bakteri tersebut dapat membantu keseimbangan kebun binatang mulut. Tapi sariawan yang lebih dari dua minggu harus di waspadai... segera hubungi dokter supaya bisa di check and recek lebih lanjut.

Sunday, January 20, 2008

Antibiotik

Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotik bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotik berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.

Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti strychnine, antibiotik dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan Setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotik yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.

Antibiotik oral (yang dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan antibiotik intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotik kadangkala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep. Sejarah singkat penemuan antibiotik modern
Penemuan antibiotik terjadi secara 'tidak sengaja' ketika Alexander Fleming, pada tahun 1928, lupa membersihkan sediaan bakteri pada cawan petri dan meninggalkannya di rak cuci sepanjang akhir pekan. Pada hari Senin, ketika cawan petri tersebut akan dibersihkan, ia melihat sebagian kapang telah tumbuh di media dan bagian di sekitar kapang 'bersih' dari bakteri yang sebelumnya memenuhi media. Karena tertarik dengan kenyataan ini, ia melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kapang tersebut, yang ternyata adalah Penicillium chrysogenum syn. P. notatum (kapang berwarna biru muda ini mudah ditemukan pada roti yang dibiarkan lembab beberapa hari). Ia lalu mendapat hasil positif dalam pengujian pengaruh ekstrak kapang itu terhadap bakteri koleksinya. Dari ekstrak itu ia diakui menemukan antibiotik alami pertama: penicillin G.
Penemuan efek antibakteri dari Penicillium sebelumnya sudah diketahui oleh peneliti-peneliti dari Institut Pasteur di Perancis pada akhir abad ke-19 namun hasilnya tidak diakui oleh lembaganya sendiri dan tidak dipublikasi. Macam-macam antibiotik
Antibiotik dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotik dilihat dari sasaran kerja (targetnya)(nama contoh diberikan menurut ejaan Inggris karena belum semua nama diindonesiakan atau diragukan pengindonesiaannya):
Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G;
Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid;
Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline;
Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;
Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomycin, tunicamycin; dan
Antimetabolit, misalnya azaserine.
Penggunaan antibiotik
Karena biasanya antibiotik bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang 'kebal' terhadap antibiotik. Itulah sebabnya, pemberian antibiotik biasanya diberikan dalam dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka waktu yang agak panjang agar mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotik yang 'tanggung' hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang 'kebal'.
Pemakaian antibiotik di bidang pertanian sebagai antibakteri umumnya terbatas karena dianggap mahal, namun dalam bioteknologi pemakaiannya cukup luas untuk menyeleksi sel-sel yang mengandung gen baru. Praktik penggunaan antibiotik ini dikritik tajam oleh para aktivis lingkungan karena kekhawatiran akan munculnya hama yang tahan antibiotik.

Analgesik

Ketika saya sedang surfing di internet untuk membaca berita online, saya tertarik dengan sebuah artikel yang yang dimuat di republika online, artikel ini mengenai analgesik. dimana analgesik sangat dekat dengan ilmu kedokteran apa lagi kedokteran gigi, wah bayangkan kalau tidak ditemukan analgesik sampai sekarang mungkin kita harus menanggung rasa sakit yang sangat hebat apabila kita perlu pengobatan yang memerlukan tindakan bedah atau semacamnya. Nah apakah analgesik itu??

Analgesik adalah golongan obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri seperti nyeri kepala, gigi, dan sendi. Obat golongan analgesik umumnya juga mempunyai efek antipiretik, yakni mampu menurunkan suhu tubuh, sehingga biasa disebut obat golongan analgesik-antiperitik, seperti aspirin, parasetamol, dan antalgin.

Analgesik-antiperitik biasanya digunakan untuk mengobati penyakit dengan gejala demam (suhu tubuh meningkat) dan nyeri, seperti influenza dan salesma. Karena mempunyai efek samping yang ringan, obat golongan analgesik-antiperitik dijual bebas di pasaran.

Obat golongan ini mampu menurunkan panas (antiperitik) karena menormalkan pusat pengatur suhu yang terletak di batang otak. Selain itu mampu melebarkan pembuluh darah kulit dan memperbanyak keringat sehingga semakin banyak panas yang dibuang. Selain bekerja di susunan syaraf pusat, analgesik-antiperitik dapat mencegah pembentukan prostaglandin, yakni zat yang menimbulkan rasa nyeri dan panas.

Analgesik-antiperitik terdiri dari empat golongan, yakni salisilat, asetaminofen, piralozon, dan golongan asam (asam-mefenamat). Salisilat di pasaran dikenal sebagai aspirin. Dalam dosis tinggi, aspirin mempunyai khasiat antiradang sehingga sering digunakan untuk mengobati radang sendi (rematik).

Obat ini juga bersifat mengurangi daya ikat sel-sel pembeku darah sehingga penting untuk segera diberikan pada penderita angina (serangan jantung), untuk mencegah penyumbatan pembuluh darah jantung karena penggumpalan/pembekuan darah. Aspirin dapat menimbulkan nyeri dan perdarahan lambung, karena itu sebaiknya dikonsumsi setelah makan. Dosis yang berlebihan dapat menyebabkan telinga berdenging, tuli, penglihatan kabur, bahkan kematian.

Asetaminofen di pasaran dikenal sebagai parasetamol. Obat ini mempunyai khasiat antiradang yang jauh lebih lemah dari aspirin sehingga tidak bisa digunakan untuk mengobati rematik. Asetaminofen tidak merangsang lambung sehingga dapat digunakan oleh penderita sakit lambung.

Sementara piralozon, antara lain antalgin, neuralgin, dan novalgin, amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Piralozon dapat menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis (berkurangya darah putih), karena itu dilarang dijual bebas di Indonesia.

Pengertian Sakit Gigi

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Sakit gigi adalah rasa nyeri pada gigi. Sakit gigi disebabkan oleh berbagai masalah pada gigi dan rahang, seperti karies gigi, gingivitis atau penyakit rahang, dan masih banyak lagi. Sakit gigi juga merupakan gejala penyakit jantung, seperti angina. Karies gigi, salah satu penyebab sakit gigi.


Nyeri gigi dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Siapa sih yang sudi sakit gigi? Meski lagu bertajuk Lebih Baik Sakit Gigi yang dilantunkan Meggy Z. pernah menjadi hit, benarkah orang punya penilaian sama seperti syair lagu tersebut--daripada sakit hati lebih baik sakit gigi? Maklum, sakit gigi identik dengan nyeri tak berkesudahan disertai rasa pening dan sakit di sekujur tubuh. Bila gigi terasa nyeri, jangankan bekerja, hubungan seksual yang nikmat bagi hampir seluruh umat manusia pun akan ditinggalkan.


Hal ini benar-benar terjadi di Makassar dan mungkin di seluruh dunia. Drg Hasanuddin Thahir, SpPerio dari Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, berulang kali menerima keluhan ini. Para lelaki yang datang ke tempat prakteknya mengungkapkan "dingin"-nya ranjang mereka akibat nyeri gigi yang amat menyakitkan.


"Bila sakit gigi menerpa mereka selama satu pekan, selama itu pula mereka tak menyentuh istri. Kata mereka, boro-boro berhubungan seksual, nyeri gigi ini mengganggu seluruh aktivitas keseharian," ujar Thahir kepada wartawan di sela-sela Kongres Dokter Gigi Asia Pasifik (APDC) ke-29 di Jakarta akhir April lalu.


Nyeri gigi ini, kata Thahir, terutama diakibatkan oleh caries gigi dan penyakit periodontal yang prevalensinya sangat tinggi di Indonesia. Rasa sakit di daerah tertentu, seperti pada gigi, rupanya mempengaruhi interaksi antara faktor psikoneuroendokrin dan faktor vaskular yang menyebabkan disfungsi ereksi.


Tertarik dengan kondisi ini, Thahir mewakili Bagian Periodontologi Fakultas Kedokteran Gigi bekerja sama dengan Wardihan Sinrang dari Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran--keduanya dari Universitas Hasanudin--melakukan penelitian terhadap pengaruh nyeri gigi terhadap disfungsi ereksi pada penderita nyeri gigi. Hasil penelitian ini dipresentasikan dalam kongres tersebut.


Sebanyak 35 orang berusia 35-55 tahun ikut berpartisipasi dalam penelitian yang digelar akhir 2006 ini. Partisipan yang diambil adalah orang berusia di atas 35 tahun. Menurut kedua peneliti tersebut, ini karena pada pria di bawah 35 tahun, meski mengalami nyeri pada gigi, derita itu tak mengurangi gairah seks mereka.


Para partisipan, kata Thahir, didiagnosis mengidap pulpitis akut atau nyeri akibat gigi berlubang yang amat sangat (10 orang), pulpitis kronis (7 orang), periodontitis akut atau radang antara gusi dan gigi yang amat sangat (6 orang), serta hyperaemia pulpa atau ngilu gigi (6 orang). Semua partisipan memiliki keluhan rasa nyeri pada gigi paling sedikit selama seminggu dan selanjutnya dievaluasi setelah dilakukan perawatan.


Data diambil berdasarkan wawancara dan secara tertulis. Yang menarik, seorang responden terpaksa dicoret karena meski nyeri gigi, ia tetap melakukan hubungan seksual dengan wanita selingkuhannya. "Kami memang membatasi para partisipan pada pria beristri dan tak memiliki wanita idaman lain," ujar Thahir sembari tersenyum lebar.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyeri gigi pada pulpitis akut, periodontitis akut, dan hyperaemia pulpa (hipersensitif dentin) menyebabkan disfungsi ereksi. Nyeri gigi ini mempengaruhi rangsangan seksual sehingga frekuensi hubungan seksual secara nyata menjadi berkurang. Bahkan pada kasus pulpitis akut dan periodontitis akut, hubungan seksual pada minggu pertama dan kedua berkurang 90-97 persen. Sedangkan nyeri gigi pada periodontitis kronis dan pulpitis kronis tidak berpengaruh secara signifikan.


Di samping itu, pada penderita periodontal abses, meskipun dapat melakukan hubungan seksual, aktivitas ciuman dalam hubungan seksual menurun secara nyata. "Tak bisa mencium pasangan Anda berarti menurunkan kadar keintiman," dia menandaskan. Ia menyimpulkan nyeri yang ditimbulkan oleh penyakit gigi dan periodontal dapat mempengaruhi kehidupan seksual. "Akibatnya tentu sangat buruk. Selama satu pekan itu, kualitas hidup seseorang memburuk secara signifikan," ia menegaskan.


Disfungsi ereksi pada kasus nyeri gigi, menurut Thahir dan Wardihan, diduga terjadi akibat penghambatan atau penekanan pada saraf parasimpatis sehingga tidak mampu melepaskan pengantar saraf pada otot polos korpus kavernosum, yang selanjutnya menyebabkan dilatasi pembuluh darah perifer.


Selain itu, otak di daerah thalamus dan hypothalamus sudah penuh dengan sensasi nyeri sehingga daerah tersebut tidak mampu mempersepsi sensasi seksual yang diterima, baik melalui rangsang rabaan, visual, atau imajinasi, sehingga sensasi tersebut tidak dapat diteruskan ke serabut saraf desenden menuju pusat ereksi di daerah segmen torakolumbal atau penis. Untuk itu, jagalah kesehatan mulut dan gigi Anda dengan baik. Bila diabaikan, ranjang Anda mungkin akan sedingin puncak Jayawijaya! SITA PLANASARI A

(Dikutip dari Koran tempo)

Saturday, January 19, 2008

Kelainan / Penyakit Jaringan Lunak Mulut Anak

kelainan pada mulut bisa terjadi kepada siapa saja tidak mengenal usia maupun umur, berikut garis besar yang saya bisa ambil mengenai penyakit jaringan lunak pada mulut anak.

Jaringan Periodontal :
 Gingiva
 Sementum
 Ligamentum Periodontal
 Tulang Alveolar

Pada Anak-anak
Jaringan gingiva tepi mengandung :
 Pembuluh darah yang banyak
 Jaringan fiber yang sedikit
Epitel
Tingkat keratinisasi lebih sedikit  Gingiva lebih merah.
Ligamentum periodontal
Kurang fibrous (jaringan Fiber) dan pembuluh darah banyak
Ruang ligamentum periodontal lebih luas  sementum dan tulang alveolar lebih tipis.
Tulang alveolar
“Marrow Space” lebih luas, vaskularisasi banyak dan trabekula sedikit
bila kena infeksi, progresivitas penyakit periodontal meningkat.


Penyakit Periodontal
Penyakit Periodontal yang paling serimg terjadi pada anak-anak dan remaja adalah : gingivitis
Gambaran klinis :
1. Radang pada bagian marginal gingiva
2. Hilangnya stippling
3. Pembesaran gingiva
4. Adanya perdarahan secara spontan atau karena rangsangan.
Pembagian penyakit periodontal
Pubertas gingivitis
Definisi : Radang pada gusi yang disebabkan adanya perubahan hormonal pada remaja.
Klinis : - Pembesaran interdental papil
- Mudah berdarah

Penyebab : faktor lokal dan gangguan keseimbangan hormonal sering terjadi pada bagian anterior gigi dan biasanya pada anak-anak usia 11-14 tahun.

Terapi :
1. Menghilangkan faktor lokal
2. peningkatan OH
3. restorasi karies yang mengiritasi
4. bila tidak ada faktor lokal dapat dilakukan tindakan bedah

Faktor faktor yang memperburuk :
Penggunaan alat orthodonsi (plat yang menekan dan alat cekat yang bisa menyebabkan penimbunan plak).

Pencegahan : Peningkatan OH (Oral Hygiene)
Kontrol secara teratur

Eruption Gingivitis
Definisi : Keradangan gusi yang disebabkan adanya proses erupsi gigi pada anak –anak.
Ini berkaitan dengan kesulitan erupsi yang menyebabkan adanya pengumpulan plak.
Klinis : - keradangan sekitar gigi yang akan erupsi
- rasa sakit
- sering terjadi pada anak 6-7 tahun.
Penyebab : - kesulitan erupsi gigi permanen karena posisi
- Faktor lokal
- Debris, plak
Terapi :  Ringan : Peningkatan OH. (Oral Hygiene)
 Berat : Antibiotik.


Pericoronitis
Definisi : Keradangan yang terjadi dimana operculum menghalangi erupsi gigi.
Proses akut disebabkan :
 Sisa makanan
 Trauma
Klinis : - Sakit, operculum membesar
- Pergerakan rahang terbatas
- Bau nafas tak sedap karena OH jelek
Terapi : - Pemberian obat –obatan untuk menghilangkan radang
- Pencabutan gigi bila tidak berfungsi untuk menghindari kekambuhan.
- Perawatan paliatif : Irigasi, Membebaskan oklusi, Kumur-kumur.


ANUG (Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis)
Definisi : * Infeksi akut pada gingiva yang disebabkan oleh bakteri borrelia vincentii.
* Bakteri Gram (-), anaerob = Porphyromonas Gingivalis, Veillonella sp, Selonomonas sp. (Hasman & Murray dalam Welbury, 2001)
Klinis : - Terjadi pada anak usia 6-12 tahun
- Radang pada gusi
- Sakit
- Perdarahan pada gusi
- Nafas tidak sedap karena adanya akumulasi plak dan jaringan nekrotik
- Demam
- Pembengkakan pada interdental dan adanya pseudomembran pada marginal gingiva.

Terapi : Lokal - Pengambilan jaringan nekrotik
- Peningkatan OH
- Irigasi dan kumur dengan chlorhexidine
Sistemik - Pemberian antibiotik


Localized Juvenile Periodontitis
Definisi : Gangguan respon jaringan periodontal terhadap bakteri tertentu pada sulkus gingiva. (actinobacillus actinomycotans)
Klinis : - Bone Loss sekitar I dan M permanen
- Infeksi pada sulkus gingiva
- Terjadi perdarahan (probing)

Terapi :
a. Khemoterapi : - pemberian antibiotik dalam jangka waktu yang lama,
diikuti dengan pemeriksaan lab, untuk melihat kuman yang ada.
b. Mekhanoterapi : - Scalling, kurretase
- Periodontal surgery
- Pencabutan gigi
- Perawatan ortho.
Diperlukan kontrol secara teratur untuk mencegah kekambuhan.

Manifestasi Oral Veneral Desease
Hanya terlihat pada remaja yang terkena penyakit karena hubungan seksual
Terapi : antibiotik untuk menghilangkan sumber penyakit.



Mouth Breathing
- Kebiasaan bernafas melalui mulut
- Perlu identifikasi penyebab  -Kebiasaan
-Kelainan
- Klinis : radang gusi pada bagian anterior.
- Terapi :
1.Perlu penanganan orthodontis dan THT bila penyebabnya gangguan pernafasan
2.Pemberian Lubricant atau penggunaan oral screen pada waktu tidur.
3.Peningkatan OH untuk menghilangkan plak.

Menurut Mc.Donald R.

1. Simple Gingivitis
a. Gingivitis Erupsi.
b. Gingivitis karena OH jelek.
c. Alergi.

2. Acute Gingival Desease
a. Infeksi herpes simpleks
b. recurent apthous ulcer
c. ANUG
d. Candidiasis akut
e. Infeksi bakteri akut

3. Pembesaran Gingiva
a. Puberty Gingivitis
b. PIGO ( Phenytoin Induce Gingival Overgrowth)


4. Scorbuting Gingivitis
- Berkaitan dengan kekurangan vitamin C.
- Terbatas pada marginal dan papila
- perdarahan pada gusi
- Terapi : Pemberian Vitamin C
5. a. Prapubertal Periodontitis
b. Juvenil Periodontitis

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya plak
1. Erupsi Gigi
2. Maloklusi
3. Karies
4. Restorasi Gigi
5. Penggunaan alat Ortho.


Macam macam kelainan pada lidah.
1. Magroglosia
- Ukuran lidah lebih besar dari normal, biasanya kongenital.
- Sebab lain oleh karena alergi, trauma dan ini bersifat sementara.
- Sering pada anak kretinisme dan anak-anak pada type mongol.
- Pada keadaan ini biasanya pertumbuhan tulang rahang terganggu  terjadi kelainan klass III.
- Perawatan : Tergantung etiologi.

2. Ancyloglosia
- Frenulum Lingua Pendek, antara ujung lidah dan dasar mulut  akan terjadi gangguan gerakan dan bicara.



3. Fissure Tongue
- Jarang terdapat pada anak.
- Ada pada pasien kretinisme dan mongol
- Terdapat pada dorsum lidah, simetris memanjang.
- menurut robinson hal ini terjadi oleh karena defisiensi Vit. B Compleks.
- Permukaan lidah tidak licin  sering timbul inflamasi.
4. Coated Tongue
- Adanya lapisan putih tipis oleh karena ada sisa makanan dan mikroorganisme.
- Bisa oleh karena faktor lokal dan sistemik tapi kebanyakan faktor lokal.
- Terdapat epithel yang keratinisasi
- Terdapat debris, mikroorganisme oleh karena aliran ludah berkurang.
- Penyebab sistemik  oleh karena demam.
5. White Hairy Tongue
- Terjadi pembesaran papilla filiformis dan adanya desquamasi papilla filiformis.
Misalnya : Pada Px. Yang mengalami demam, apabila demam menurun penyakit sembuh dengan sendirinya.
6. Black Hairy Tongue
- Pemanjangan papilla filiformis pada 1/3 panjang lidah
- Jarang terjadi pada anak-anak.
- Pada remaja sering terjadi oleh karena pemakaian antibiotik secara sistemik.
- Bersifat asimtomatik (sembuh dengan sendirinya).

7. Geographic Tongue (mirip fissure tongue)
- Sering dijumpai
- Etiologi : tidak diketahui
- Menurut BURKET oleh karena infeksi fungi dan bakteri
- Lapisan keratin papilla mengalami desquamasi dan inflamasi dari korium.
- Terjadi pewarnaan merah halus dan dibatasi oleh papilla filiformis pada dorsum lidah.


8. Crenation
- Adanya berkas/tanda pada lidah oleh gigi-gigi sebelah lingual dan mandibula.
Misalnya : Karena tekanan dari makroglosia, kekurangan vit.B kompleks oleh karena tekanan otot yang kurang.
- Pemeriksaan Pada Mukosa :
- adanya luka
- Perubahan warna
- Konsistensi
- Apakah ada inflamasi.
- Normal : Muka dan gingiva, bukal dan lingual warnanya merah muda.
- Pada gingiva dilihat :
- Warna, Ukuran, Bentuk, Konsistensi dan stabilitas kapiler.
- Warna gingiva biasanya merah muda.
- Perubahan warna biasa terjadi pada inflamasi, gigi yang mau erupsi.
- Kelainan pada gigi dapat ditinjau dari :
- Jumlah, bentuk, warna, struktur dan erupsinya.



Text book yang dipakai :
1. Mc. Donald, R.E. and Every, D.R., 1994, Dentistry for the child and
adolescent, 6 th ED, Mosby Year Book Inc, St. Louis.
2. Finn, S.B., 2003, Clinical Pedodontics, 4th Ed, W.B Saunders. Co.,
Philadelphia.
3. Welbury,R.R.,2001 Paediatric Dentistry,2nd ED., Oxford University Press,
New york.

Vitamin C, Sebaiknya Bukan Suplemen!

Segelas jus jeruk setiap sarapan pagi dan beberapa iris tomat dengan roti setiap makan siang, diperkirakan akan menurunkan risiko stroke. Demikian laporan para peneliti dari Jepang belum lama ini. Kenapa pula, vitamin C, jangan berasal dari suplemen...
Dari hasil penelitian yang dilakukan selama 20 tahun, mereka mengukur kadar vitamin C dalam darah dari sekitar 21 ribu partisipan (penduduk Jepang) berusia 40 tahun-an. Disebutkan bahwa mereka yang lebih banyak makan buah dan sayuran memiliki kadar vitamin C tertinggi di dalam darahnya. Dan risiko terkena strokenya 28% sampai 41% lebih rendah dibanding mereka yang kandungan vitamin C di dalam darahnya lebih rendah.
Kadar vit C yang kuat berkaitan erat dengan penurunan risiko kejadian gangguan di otak serta stroke. Demikian Dr. Tetsuji Yokoyama dari Tokyo Medical and Dental University, Japan.
Yokoyama dan koleganya juga menjelaskan bahwa vit C, yang banyak dikandung pada buah dan sayuran, itu merupakan antioksidan. Nutrisi ini bisa menetralisir radikal bebas, yaitu senyawa yang bisa merusak sel DNA dan menyebabkan penuaan dini, serta berbagai penyakit kronis. Antioxidan diduga bisa melindungi penumpukan lemak pada pembuluh darah, yang memicu terjadinya sejenis stroke yang disebut cerebral infarction.
Nah, kadar vit C yang tinggi di dalam darah ini diyakini para peneliti tersebut bisa menurunkan risiko tipe stroke yang terjadi karena kerusakan pembuluh darah di otak. Karena itu asupan buah dan sayuran yang tinggi diharapkan bisa menurunkan tekanan darah atau bisa menurunkan risiko pemicu terjadinya stroke. Demikian hasil penelitian yang juga dipublikasikan dalam Journal of the American Heart Association, beberapa waktu lalu.
Walaupun mereka masih belum yakin bagaimana mekanisme yang terjadi. Yang pasti, kata mereka. Buah dan sayuran sangat tinggi kandungan nutrisinya, seperti vit C, magnesium, kalsium, serat, dan karoten. "Semua nutrisi tersebut diduga bisa menurunkan risiko kanker," ujar Yokoyama.
Biar afdol, konsumsi vit C tersebut juga harus diikuti dengan gaya hidup sehat. "Tidak merokok, olahraga teratur, tidak minum alkohol. Masalahnya rokok dan alkohol bisa mempengaruhi penyerapan dan metabolisme vit C di dalam tubuh," tambahnya.
Yokoyama juga wanti-wanti agar vit C yang dimakan sebaiknya berasal dari makanan segar, bukan suplemen. (sdj)

Efek aspirin pada anak

Aspirin yang dikenal sebagai obat pereda nyeri (analgesik), anti-inflamasi (antiperadangan), dan penurun demam (antipiretik) tidak dianjurkan untuk anak-anak. Obat itu menimbulkan sindrom Reye.

Hal itu dikatakan dokter spesialis anak dari RSCM, dr Hindra Irawan Satari SpA, dan dari Rumah Sakit Sumber Waras, dr Tatang Kustimansamsi SpA, kepada Pembaruan di Jakarta, Rabu (28/8).

Menurut Hindra, para dokter kini tidak meresepkan aspirin (salisilat) untuk menurunkan demam pada anak-anak. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) beberapa waktu lalu merekomendasikan agar aspirin, juga berbagai produk yang mengandung aspirin (asetilsalisilat, asetilsalisilik, asam salisilik), tidak diberikan kepada anak berusia kurang dari 19 tahun.

Aspirin, kata Tatang, bisa merusak fungsi hati (liver) sehingga menimbulkan sindrom Reye. Untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam pada anak-anak, saat ini dianjurkan parasetamol (asetaminofen) karena efek sampingnya rendah dan harganya terjangkau.

"Zaman dahulu, aspirin banyak digunakan dan dianggap sebagai obat yang cukup ampuh, tetapi kemudian dilaporkan kejadian sindrom Reye karena aspirin. Parasetamol saat ini menjadi pilihan utama, namun dosisnya juga harus diperhatikan," kata Hindra.

Sindrom Reye

Tatang menyebutkan, sindrom Reye tidak hanya terjadi pada anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Sindrom itu disebabkan oleh aspirin dan berbagai virus, seperti virus influenza, virus cacar air, maupun virus yang menyebabkan diare.

Organ tubuh yang banyak diserang virus adalah liver dan otak dengan gejala demam tinggi, kejang, tidak sadar, dan diare.

Jika ada orang yang demam, kejang, atau diare secara bergantian sehari sampai dua hari, sebaiknya memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan untuk memastikan apakah mengidap sindrom Reye atau hanya demam biasa. Itu bisa diketahui melalui pemeriksaan darah dan biopsi liver.

Pemeriksaan darah secara umum dan fungsi hati tidak sulit dilakukan di Indonesia. Tetapi, pemeriksaan kadar amoniak (NH3) sulit dilakukan karena peralatan yang terbatas. Kadar amoniak yang tinggi di dalam darah membuat seseorang kejang. Sedangkan biopsi liver untuk memastikan sindrom Reye dilakukan bekerja sama dengan pihak Singapura.

"Setiap tahun, ada kasus sindrom Reye meskipun kejadiannya tidak tinggi. Sindrom Reye, jika diobati, bisa sembuh total. Tetapi ada yang sembuh, namun karena otak sudah rusak, lalu timbul kecacatan, misalnya sulit bicara. Yang perlu diketahui, tidak setiap cacar atau influenza menimbulkan sindrom Reye," ujarnya.

Parasetamol

Sementara itu, ahli biokimia dari Universitas Nasional, Dr Ernawati Sinaga Apt, menuturkan beberapa obat untuk anak-anak masih mengandung salisilat.

Aspirin bersifat mengencerkan darah sehingga orang yang mengalami masalah pada saluran cerna (maag) tidak dianjurkan meminumnya, kecuali jika dalam bentuk mikrogranulasi. Aspirin dibalut sehingga tidak pecah di lambung dan diserap di usus.

Menurut Sinaga, karena sifatnya mengencerkan darah, aspirin banyak digunakan sebagai obat penyakit jantung koroner dan penyakit rematik.

Demikian juga dengan parasetamol, dipakai untuk terapi rematik. Pemakaian aspirin sebagai obat rematik, ujar Tatang, perlu diawasi. Sedangkan parasetamol tidak dianjurkan bagi orang yang mengalami gangguan fungsi liver.

Selain aspirin dan parasetamol, ibuprofen (obat antiradang bersifat nonsteroid) juga dipakai pada anak-anak untuk menurunkan demam dan pereda nyeri.

Untuk anak-anak, dosis parasetamol berkisar 10-15 miligram/kilogram berat badan. Meminum sekaligus lebih dari sepuluh kali dosis yang dianjurkan bisa meracuni (merusak) hati.

Parasetamol dapat diberikan secara oral, rektal (dubur), dan pre-obat parenteral (melalui pembuluh darah) yang kerap digunakan pascaoperasi.

Jika diberikan secara oral (tablet dan cairan), obat itu diserap cepat di usus halus dengan bioavailabilitas berkisar 85 sampai 98 persen.

Dengan waktu paro tiga sampai empat jam, akumulasi tidak terjadi pada dosis yang dianjurkan.

Oleh karena itu penggunaan aspirin sangat tidak dianjurkan terhadap anak-an

ANTIBIOTIK SEBABKAN KELAHIRAN PREMATUR

Para wanita hamil sebaiknya tidak boleh terlalu sering mengkonsumsi obat-obatan untuk mengobati penyakit atau infeksi yang biasa terjadi di saat kehamilan, karena sebuah penelitian baru menemukan bahwa hal itu bisa menyebabkan peningkatan risiko kelahiran prematur.
Dalam penelitian itu, para wanita hamil yang mengkonsumsi antibiotik metronidazole, untuk mengobati infeksi vagina (asymptomatic vaginal trichomoniasis), ternyata memiliki kemungkinan dua kali lipat untuk melahirkan bayi secara prematur, dibandingkan para wanita yang menerima plasebo.
Para peneliti menemukan bahwa 19% wanita yang menerima obat-obatan itu melahirkan bayi sebelum 37 minggu, sedangkan hanya 11% wanita yang mengkonsumsi plasebo yang melahirkan secara prematur. Sementara kehamilan penuh adalah 40 minggu, namun persalinan mulai dari 38 hingga 42 minggu masih terhitung aman.
"Pengobatan bagi para wanita hamil yang mengidap asymptomatic trichomoniasis meningkatkan risiko kelahiran prematur, ungkap Klebanoff dan rekan-rekan. Oleh karena itu pemeriksaan dan pengobatan atas kondisi ini sebaiknya tidak direkomendasikan bagi para wanita hamil.
Pemeriksaan dan pengobatan infeksi memang dianjurkan selama masa kehamilan. Meski demikian, para peneliti merasa terkejut saat menemukan bahwa meskipun obat-obatan itu bisa menyembuhkan infeksi, namun ternyata masih tetap meningkatkan risiko seorang wanita untuk melahirkan secara prematur. Klebanoff merekomendasikan bahwa para wanita yang didiagnosa mengidap trichomoniasis selama kunjungan pra-persalinan dianjurkan untuk menunda pengobatan hingga saat hampir melahirkan atau seusai persalinan.
Jika gejala-gejalanya semakin bertambah, atau jika wanita merasa tidak nyaman membiarkan penyakitnya begitu saja tanpa diobati, maka pengobatan bisa diberikan asal diawasi secara ketat oleh dokter.
Penelitian ini dipublikasikan di New England Journal of Medicine.

Makan permen karet cegah gigi rusak

Makan permen karet memang cenderung dilakukan anak-anak. Mungkin karena bisa dijadikan balon, sehingga anak-anak suka. Tetapi jangan salah, anak-anak yang memakan permen karet, justru memiliki gigi yang lebih tahan terhadap kerusakan.
Makan permen karet pernah dianggap sebagai kebiasaan yang tidak sopan dan tidak sehat. Tetapi hal seperti itu tampaknya tidak berlaku lagi. Sebuah laporan dari jurnal Journal of Dental Research menunjukkan bahwa mengunyah permen karet yang bebas gula, bukan hanya menyehatkan gigi, tetapi juga memberikan keuntungan yang akan lama setelah Anda tidak lagi mengkonsumsi permen karet.
Para peneliti dari Sekolah Kedokteran Gigi di Universitas Washington mengikuti perkembangan gigi anak-anak yang mengkonsumsi permen karet bebas gula selama lima tahun, lalu berhenti mengkonsumsinya.
Para peneliti itu menemukan bahwa gigi yang muncul selama periode memakan permen karet terlindung dari kerusakan setelah dua tahun berhenti mengkonsumsi permen karet. Para peneliti juga menemukan bahwa gigi yang sudah ada selama periode memakan permen karet tampaknya tidak memberikan keuntungan dalam jangka waktu yang lama.

Monday, January 14, 2008

Kesehatan Gigi - (Berkaca Pada Kasus Leysus)

PELAWAK kondang Leysus yang memiliki nama asli
Winarso, meninggal dunia awal Januari lalu di usia
relatif muda, 43 tahun. Kematiannya bukan saja
meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan dunia
lawak Indonesia, tetapi juga menyisakan tanda tanya
mengenai penyebab kematiannya.


Mula-mula ia dikabarkan sakit gigi biasa. Ditambalkan
malah bengkak. Dibawa lagi ke dokter gigi, disarankan
minum obat. Rasa sakit agak reda sebentar,
tetapi bengkaknya semakin besar. Karena sudah
kumat-kumatan, keluarga tidak terlalu cemas dengan
sakit gigi Leysus. Sampai kemudian muncul gejala
aneh: tiba-tiba Leysus merasakan lunglai pada sebelah
kaki dan tangannya. Bicaranya cedal. Ia terkena gejala
stroke.

Kepada beberapa media infotainment dan media cetak,
keluarga Leysus menuturkan bahwa semua itu berawal
dari sakit gigi. Hal tersebut diperkuat oleh
pernyataan seorang dokter yang merawat Leysus, bahwa
pelawak asal
Malang ini mengidap kanker otak yang sudah menyebar
(metastase), dipicu oleh giginya yang terinfeksi.

Tentu saja kasus kematian Leysus yang berawal dari
tambalan gigi, menimbulkan kekhawatiran pada sebagian
masyarakat. Benarkah infeksi gigi bisa menyebar ke
organ-organ vital tubuh? Benarkah stroke dapat
bersumber dari gigi yang bermasalah? Bagaimana duduk
perkaranya?

Teori Focal Infeksi

Jawaban atas pertanyaan di atas, bisa dirunut dari
teori focal infeksi yang banyak mendapat perhatian
selama abad 19 dan awal abad 20. Teori ini menyebutkan
bahwa infeksi di rongga mulut bertanggungjawab atas
inisiasi dan progresi berbagai penyakit inflamasi
seperti radang sendi, tukak lambung, dan radang usus
buntu.

Kemajuan dalam klasifikasi dan identifikasi kuman
bakteri rongga mulut dan bidang imunologi, semakin
meyakinkan adanya peran penting infeksi gigi
terhadap berbagai penyakit sistemik seperti penyakit
jantung dan pembuluh darah, penyakit paru, penyakit
gula, stroke, kanker, dsb. Juga menjadi semakin jelas
bahwa gigi dan rongga mulut dapat menjadi tempat asal
bagi desiminasi mikroorganisme penyebab penyakit ke
bagian tubuh lain.

Sejumlah studi epidemiologis mengusulkan bahwa infeksi
rongga mulut, khususnya radang gusi (gingivitis) dan
jaringan pendukung gigi(periodontitis) merupakan suatu
faktor risiko bagi penyakit sistemik.

Jumlah bakteri di rongga mulut mencapai ratusan juta.
Xiajing Li dkk (2000) mencatat lebih dari 1011 bakteri
dalam setiap miligram plak gigi. Plak adalah semacam
lendir yang senantiasa menempel pada permukaan gigi.

Memang tidak semua bakteri rongga mulut membahayakan.
Sebagian besar justru dibutuhkan sebagai flora normal
mulut. Bakteri yang potensial menimbulkan penyakit
gigi, dan banyak pula dijumpai pada penyakit sistemik
yaitu golongan bakteri anaerob gram negatif. Antara
lain, P. Gingivalis, B. Intermedius, dan A.
Actinomycetemcommitans. Bakteri-bakteri ini dominan
pada radang gusi dan radang sekitar ujung akar gigi
sampai terjadi bengkak bernanah abses) seperti dialami
almarhum Leysus.

Penyebaran Lewat Darah

Bakteri rongga mulut dapat menyebar melalui aliran
darah, disebut bakteriemia. Yang menyebar bisa bakteri
itu sendiri maupun racun yang dihasilkannya
(endotoxin/exotoxin).

Beberapa penelitian mengenai bakteriemia ini layak
disimak. Bakteriemia diamati pada 100% pasien setelah
cabut gigi, 70% setelah pembersihan karang gigi, pada
55% setelah pembedahan gigi geraham bungsu, 20%
setelah perawatan akar gigi, dan 55% setelah operasi
amandel.

Penelitian melibatkan 735 anak-anak yang menjalani
perawatan gigi busuk, menemukan 9% anak-anak mengalami
bakteriemia. Penelitian lain menunjukkan penyebaran
bakteri setelah perawatan akar gigi. Dan, kurang dari
1 menit setelah prosedur rongga mulut, kuman dari gigi
yang terinfeksi telah mencapai jantung, paru, dan
sistem kapiler darah tepi.

Pada kondisi kesehatan mulut normal, hanya sejumlah
kecil bakteri fakultatif dan tidak membahayakan masuk
ke dalam aliran darah. Namun, pada kondisi kebersihan
mulut jelek, jumlah bakteri pada permukaan gigi
meningkat 2-10 kali lipat. Sehingga peluang terjadinya
bakteriemia juga lebih besar. Kecuali lewat
bakteriemia, adanya rangkaian reaksi imunologis yang
dipicu oleh infeksi di rongga mulut, merupakan
penjelasan lain mengapa problem gigi dapat merambat ke
penyakit-penyakit serius sampai berujung kematian
seperti almarhum Leysus.

Gigi dan gusi sebetulnya tidak melekat erat, melainkan
ada celah sekitar 2 mm disebut kantung gusi (sulcus
gingiva). Daerah inilah yang paling rentan terjadi
infeksi bakteri dan peradangan, sehingga timbul
penyakit periodontal. Tanda-tandanya: gusi memerah,
bengkak, mudah berdarah, mungkin disertai kegoyahan
gigi.

Grossi dan Genco (1998) mengemukakan 17 macam penyakit
sistemik yang berhubungan langsung dengan penyakit
periodontal, termasuk penyakit gula, jantung, kanker
dan stroke. Beberapa penelitian retrospektif
membuktikan, pasien penyakit jantung, stroke, DM,
umumnya kebersihan mulutnya lebih jelek dibading
pasien normal. Dari uraian di atas dapat disimpulkan,
bahwa gigi dan mulut bisa menjadi pemicu dan
memperparah berbagai penyakit sistemik.

Menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting bukan
saja untuk mencegah penyakit oral, melainkan juga
untuk memelihara kesehatan umum yang baik. Kematian
pelawak kondang Leysus, hendaknya menjadi cermin bagi
kita semua supaya lebih care dalam 'menjaga mulut' dan
seisinya.

*) Drg. Ahmad Syaify, SpPerio, Dosen FKG UGM dan
mahasiswa S3 Pascasarjana UGM.

Karang Gigi dan Cara Mengatasinya

Karang gigi (Calculus) merupakan kumpulan plak termineralisasi ( pembentukan mineral seperti "batukarang" ) yang menempel pada permukaan gigi.

Berdasarkan lokasinya, karang gigi ada di supragingiva (permukaan gigi diatas gusi) dan di subgingiva (permukaan gigi di bawah gusi).
Karang gigi terutama timbul pada daerah-daerah gigi yang sulit dibersihkan.
Karang gigi ini menjadi tempat melekatnya kuman-kuman di dalam mulut.
Akibatnya dapat menyebabkan berbagai penyakit gusi, seperti radang gusi (gingivitis) yang ditandai dengan gusi tampak lebih merah, agak membengkak, dan sering berdarah saat menggosok gigi.Hal ini dapat berlanjut menjadi radang jaringan penyangga gigi lainnya (periodontitis) bila tidak segera dirawat. Bila sudah tahap ini dapat menimbulkan gigi goyang karena jaringan penyangga gigi sudah rusak. Juga yang tidak kalah sering terjadi, karang gigi dapat menyebabkan bau mulut tidak enak. Hal ini yang dirasa paling mengganggu.

Cara mengurangi timbulnya karang gigi adalah....

Terbentuknya karang gigi dapat pada semua orang, dan proses terbentuknya tidak dapat kita hindari namun dapat kita kurangi. Cara untuk mengurangi terbentuknya karang gigi adalah :

Pertama adalah dengan rajin menjaga kebersihan gigi, yaitu dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari secara benar dimana semua bagian-bagian gigi tersikat bersih. Juga jangan lupa untuk menggosok gusi dengan lembut perlahan-lahan. Untuk gusi rahang atas, gerakan sikat gigi dari atas ke bawah, dan untuk gusi rahang bawah gerakan sikat gigi dari bawah ke atas. Hal ini dapat menghalangi terbentuknya karang gigi.
Kedua adalah rajin kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk membersihkan karang gigi. Karena hanya dengan alat-alat kedokteran gigi saja karang gigi dapat dibersihkan.
Karang gigi tidak dapat hilang bila hanya dengan menggosok gigi atau berkumur dengan obat kumur. Dokter gigi memiliki alat khusus untuk membersihkan karang gigi anda.
(diambil dari webnya drg_likatrimulya)

Karies/Gigi berlubang

Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibanding yang lainnya. Strukturnya berlapis-lapis mulai dari email yang amat keras, dentin (tulang gigi) di dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan bagian lain yang memperkokoh gigi. Namun demikian, gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Ini terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan semestinya.

Proses kerusakan gigi geligi diawali dengan adanya lubang gigi atau disebut juga karies. Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi). Struktur email sangat menentukan proses terjadinya karies. Sekedar untuk diketahui, permukaan email luar lebih tahan terhadap karies dibanding lapisan di bawahnya, karena lebih padat dan lebih keras. Untuk menjaga kekerasannya ini, email sangat membutuhkan ion kimia yang disebut fluor.

Penjalaran karies mula-mula terjadi pada email. Bila tidak segera dibersihkan dan tidak segera ditambal, karies akan menjalar ke bawah hingga sampai ke ruang pulpa yang berisi pembuluh saraf dan pembuluh darah, sehingga menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati.

Faktor Penyebab
Banyak sekali faktor yang menyebabkan karies. Faktor yang utama, antara lain:
1. Gigi dan air ludah, Bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyak lagi kental, mempermudah terjadinya karies.
2. Adanya bakteri penyebab karies, Bakteri yang menyebabkan karies adalah dari jenis Streptococcus dan Lactobacillus.
3. Makanan yang kita dikonsumsi, Makanan yang mudah lengket dan menempel di gigi seperti permen dan coklat, memudahkan terjadinya karies.

Sementara itu faktor lain yang turut andil adalah tingkat kebersihan mulut, frekuensi makan, usia dan jenis kelamin, penyakit yang sedang diderita seperti kencing manis dan TB, serta sikap/ perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi.

Mencegah Lebih Baik daripada Merawat

Gigi yang mudah sekali terserang karies adalah gigi sulung (gigi anak). Ini disebabkan karena struktur giginya lebih tipis dan lebih kecil dibandingkan dengan gigi dewasa (gigi tetap). Perawatan gigi anak yang rusak termasuk sulit. Di samping itu juga memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit.

Sering dijumpai, anak-anak di sekitar kita yang giginya “dimakan ulat”. Apakah ini dibiarkan begitu saja? Bukankah gigi yang tanggal nanti akan diganti gigi yang baru? Tidak demikian. Justru perawatan gigi dan mulut pada masa balita dan anak ikut menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada tingkatan usia selanjutnya. Mereka harus dibiasakan merawat gigi sejak dini.

Fluor yang sangat dibutuhkan lapisan email tadi, telah lama diyakini dan digunakan secara luas untuk pencegahan karies gigi. Fluor efektif bila diberikan pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi, mulai dari awal kehamilan hingga pasca melahirkan.

Di Indonesia, pemberian fluor melalui air minum masih sulit terwujud. Air minum baik yang berasal dari air tanah, air PDAM, dan air kemasan hanya mempunyai kadar fluor di bawah 0,3 ppm. Padahal dari hasil penelitian, kadar fluor dalam air minum yang dapat mengurangi terjadinya karies sekitar 1 ppm.

Selain melalui air minum, masih ada cara lain dalam memberikan fluor seperti melalui pemberian fluor dalam bentuk tablet, bisa melalui garam, susu, ataupun vitamin. Bisa juga melalui pasta gigi yang mengandung fluor.

Kita juga masih mempunyai sumber dari alam. Secara umum, fluor terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, minuman, ikan, dan daging. Namun kadar yang tertinggi ditemukan pada ikan teri, sawi, dan teh.

Tips
Di bawah ini beberapa kiat yang bisa dilakukan untuk segala umur:
• Kurangi konsumsi makanan manis dan mudah melekat pada gigi seperti permen dan coklat. Pada anak mungkin melarangnya sama sekali dapat menimbulkan dampak psikis, maka perlu dipikirkan alternatif penyelesaiannya.
• Menggosok gigi secara teratur dan benar. Sebaiknya dilakukan pada pagi, sore dan menjelang tidur. Lebih baik lagi bila dilakukan tiap usai makan. Dalam hal ini pilihlah sikat gigi yang berbulu halus dan pasta gigi yang mengandung fluor. Biasakan pula berkumur-kumur setelah makan makanan manis.
• Siapkan makanan yang kaya akan kalsium (seperti ikan dan susu), fluor (sayur, daging dan teh), vitamin A (wortel), vitamin C (jeruk), vitamin D (susu), vitamin E (kecambah).
• Menjaga higiene gigi dan mulut. Bila ada karang gigi sebaiknya dibawa ke dokter untuk dibersihkan. Sebaiknya pula memeriksakan gigi tiap enam bulan sekali

Saturday, January 12, 2008

Bolehkah Anak Menggunakan Obat Kumur?

Anak tidak perlu menggunakan obat kumur.
pertama karena bahaya tertelan, kedua karena obat kumur mengacaukan keseimbangan alamiah di dalam rongga mulut. Bakteri baik maupun bakteri jahat secara alamiah berada dalam keadaan seimbang di dalam rongga mulut. pemakaian antiseptik kumur tanpa tujuan tertentu (indikasi) justru bisa menyebabkan bakteri baik mati dan bakteri jahat berkembang biak dengan pesat, sehingga akan terjadi kelainan di dalam rongga mulut.
Apalagi umumnya obat kumur mempunyai kadar alkohol yang tinggi dimana dapat menambah keringnya rongga mulut.
Oleh karena itu, pemakaian obat kumur pada anak sangat tidak dianjurkan tanpa petunjuk khusus dari dokter gigi untuk tujuan pengobatan tertentu.
Maka sebagai orang tua yang lebih mengerti sebaiknya konsultasikan masalah anak anda sebelum melakukan tindakan kepada dokter anda.

Friday, January 11, 2008

Bau Mulut

Malu banget kan kalo nafas kita bau alias bau mulut apa lagi kalo kita ngomong dengan orang lain lalu tiba-tiba orang tersebut menjauh wah.. siapa yang ga minder dengan keadaan seperti itu, nah apa sih bau mulut dan bagai mana mengatasinya?
Bau mulut (halitosis) ternyata bisa disebabkan oleh banyak sebab, mulai dari kesehatan rongga mulut sampai adanya penyakit tertentu. Namun, hasil penelitian menunjukkan hampir 85 sampai 90% penyebab bau mulut yaitu karena disebabkan oleh adanya kelainan rongga mulut, baik karies gigi maupun infeksi jaringan penyangga gigi.

Pada orang yang menderita halitosis, kadar Volatile Sulfur Compound (VSCs) di dalam mulutnya mengalami peningkatan. VSCs sendiri merupakan zat yang terdapat di dalam rongga mulut. Zat ini mengandung hidrogen sulfid, metil mercaptan, dan dimetil disulfid, yang merupakan produk bakteri atau floral normal rongga mulut. Dengan meningkatnya kadar VSCs dalam mulut, bisa menyebabkan bau VSCs tercium oleh indera penciuman.

Penyebab lain yang bisa juga menyebabkan bau mulut yaitu hidung, jantung, atau karena penyakit tertentu. Misalnya kencing manis, infeksi paru-paru, serta infeksi lambung atau usus. Namun pada anak, bisa disebabkan karena ada benda asing yang masuk ke hidung dan tidak terdeteksi, sehingga terjadi pembusukan, lalu menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, bau mulut juga bisa terjadi karena pengaruh sisa-sisa makanan yang ada di dalam mulut. Apabila ini terjadi, maka akan mengundang aktivitas bakteri secara berlebihan.

Untuk itu, jika ingin terhindar dari bau mulut, maka perlu mengetahui terlebih dahulu apa penyebabnya. Untuk menghilangkan bau mulut yang disebabkan oleh gigi, bisa juga menggunakan obat kumur yang berfungsi sebagai penyegar. Selain itu, bisa juga mencoba obat tradisional, yakni dengan minum daun sirih, selain pasta gigi dan permen. Perawatan rutin yang tak kalah pentingnya yaitu bersihkan gigi 2 (dua) kali sehari (pagi dan malam menjelang tidur), bersihkan sisa-sisa makanan menggunakan dental floss, gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, lakukan kontrol gigi 6 (enam) bulan sekali ke dokter gigi.

anatomi gigi molar manusia

Bingung dengan gigi? sebenarnya seperti apa sih gigi dan bagai mana bagian-bagian dari gigi
Bagian dari gigi molar manusia
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata. Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama karnivora, sebagai senjata. Akar dari gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang di gigi. Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit di tempatnya.
Gigi merupakan bagian paling membedakan di jenis mamalia yang berbeda, dan salah satu yang bisa menjadi fosil dengan baik. Paleontologis menggunakannya untuk mengidentifikasi jenis fosil dan seringkali hubungan di antaranya. Bentuk gigi berhubungan dengan jenis makanan hewan tersebut. Misalnya herbivora memiliki banyak gigi geraham untuk mengunyah karena rumput sulit untuk dicerna. Karnivora membutuhkan taring untuk membunuh dan merobek, dan karena daging mudah untuk dicerna, maka mereka dapat menelan makanan tersebut tanpa membutuhkan geraham untuk mengunyah makanan tersebut terlebih dahulu.

Tanaman Berkhasiat Untuk Kesehatan Gigi

Banyak tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan gigi. Rasa yang khas dari dari cengkih misalnya, membuat tanaman ini sering dimanfaatkan. Selain
cengkih, ada sejumlah tanaman lain yang memiliki khasiat serupa.

Cengkih memiliki sifat antiseptica (antikuman), carminativa (peluruh angin), rubefaciencia (memanaskan kulit), antispasmodica (menghilangkan kejang), dan analgesik (pati rasa). Karenanya tanaman ini bisa digunakan
untuk obat sakit gigi. Selain juga bisa untuk nyeri haid, rematik/pegal linu, masuk angin/mual, suara parau (serak), dan selesma.

Demikian pula dengan sirih. Tanaman yang berasal dari India, Sri Lanka, dan Malaysia ini telah dikenal sejak tahun 600 SM. Pada daunnya yang
berbentuk bulat telur melebar, elips melonjong, atau bulat telur melonjong dengan pangkal berbentuk seperti jantung dan ujung meruncing
pendek ini, terkandung minyak atsiri yang dapat menguap. Di antaranya yang terbesar chavicol dan betlephenol. Aroma khas dari daun dan minyak
sirih itu karena kandungan chavicol tadi. Senyawa ini memiliki daya antiseptik yang kuat dan daya bunuh bakterinya bisa sampai lima kali
lipat dari fenol biasa.

Daun berukuran panjang 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm ini juga mengandung allylrocatechol, cineole, caryophyllene, menthone, eugenol, dan methyl ether. Bahkan, ia berisikan vitamin C dan alkaloid arakene yang khasiatnya sama dengan kokain.

Beberapa tulisan ilmiah juga menyebutkan, daun sirih mengandung enzim diastase, gula, dan tanin. Namun, daun muda mengandung diastase, gula,
dan minyak atsiri lebih banyak ketimbang yang tua, sedangkan tanin relatif sama.

Senyawa yang membuat daun sirih mampu meredam seriawan memang belum
terlacak. Yang pasti, dalam beberapa buku kuno India dan Yunani, seperti dikutip Darwis S.N., disebutkan daun yang merupakan bahan utama
menginang ini memiliki sifat styptic (menahan perdarahan), vulnerary (menyembuhkan
luka kulit), stomachic (obat saluran pencernaan), menguatkan gigi, dan membersihkan tenggorokan.

Berikut ini beberapa ramuan lain pereda gangguan gigi yang dihimpun dari berbagai sumber:


A. Kunyit

Ramuan 1
Siapkan kunyit satu rimpang dan minyak kayu putih secukupnya. Setelah
kunyit dicuci bersih, lalu kupas. Rendam sebentar dalam minyak kayu
putih, kemudian tempelkan dalam gigi yang berlubang. Lakukan hingga
sakit
mereda.

Ramuan 2
Siapkan kunyit 10 gram, daun dan akar serai masing-masing 50 dan 25 gr,
garam dapur secukupnya. Setelah semua bahan dicuci bersih dan kunyit
dipotong-potong, rebus dengan setengah liter air. Biarkan hingga air
menjadi satu gelas. Minum untuk tiga kali sehari.

Ramuan 3
Siapkan kunyit 10 gram, daun meniran 50 gram, buah pinang setengah biji,
garam dapur secukupnya. Setelah semua bahan kecuali garam dicuci, tumbuk
hingga halus. Jangan lupa garam. Seduh dengan air panas sebanyak satu
gelas, lalu saring. Bila sudah hangat, gunakan untuk kumur. Lakukan tiga
kali sehari.


B. Minyak kelapa

Siapkan minyak kelapa sebanyak satu sendok teh. Rendam sejumput kapas
dalam minyak tersebut, lalu panaskan di atas api selama kurang lebih 2-3
menit. Setelah agak hangat, tempel dengan kapas pada bagian gigi yang
berlubang.


C. Biji Cengkih
Siapkan biji cengkeh sebanyak satu genggam. Setelah disangrai, tumbuk
halus hingga menjadi bubuk. Lalu, taburkan pada gigi yang sakit. Lakukan
hingga sakit mereda.


D. Getah Pohon Kamboja

Siapkan getah pohon kamboja secukupnya, bisa diambil dari tangkai daun.
Teteskan pada gigi yang berlubang atau gusi yang bengkak. Lakukan hati-hati, jangan sampai terkena gigi yang sehat. Harap hati-hati, karena
getah kamboja bisa merusak gigi yang sehat.


E. Biji Asam

Siapkan setengah ons biji asam. Kemudian disangrai (goreng tanpa minyak) sampai hangus. Setelah hangus, tumbuk halus menjadi bubuk. Gosokkan bubuk tersebut pada bagian gigi yang hitam atau kuning. Lakukan hingga terjadi perubahan sesuai keinginan Anda. ***(10/03/'03/ut3)

*S Rahman

Ciuman

Apakah ciuman berbahaya? temukan jawabannya disini
Hasil Riset terkini....

Ciuman membantu menurunkan berat badan.

Ciuman panjang membuat metabolisme membakar gula lebih cepat dari biasanya" kata Claire Potter, konsultan kebugaran majalah Cosmopolitan.
Perhitungan lebih detailnya : ciuman yang biasa-biasa saja membakar 9 kalori. Itu berarti Anda membutuhkan 389 kali ciuman untuk menurunkan bobot tubuh setengah kilo.


Ciuman tak akan menularkan virus flu.

Mulut kita mengandung zat pertahanan alamiah, seperti antibodi dan enzim-enzim. Hal itu membuat sulit bagi virus influenza bertahan dan membangun kerajaannya di dalam rongga mulut. Rhinovirus, kuman penyebab (sebagian besar) flu, lebih senang berdiam di tangan dan didalamhidung,kata Gary Munk, PhD,direktur departemen virology klinis di Hackensack University Medical Center di New Jersey. Jadi kecuali jika anda menggosok-gosok hidung saat berciuman atau berpegangan tangan,lantas menyeka hidung, aman saja berciuman saat Anda atau si dia sedang flu.


Ciuman membantu mencegah kerusakan gigi.

Setelah makan, mulut kita penuh dengan larutan gula dan saliva yang mengandung asam, yang menyebabkan terbentuknya plak gigi. Ciuman bisa jadi proses pembersihan yang alamish, kata Dr. PeterG orden, Dental Advisor pada British Dental Association. "Ciuman mendorong saliva mengalir dan menurunkan plak ketingkat normal," lanjutnya.



Ciuman memperlambat proses penuaan pada wajah.

"Aktivitas ciuman membuat otot pipi bergerak. Dengan latihan semacam ini pipi tidak mudah kendur," kata Potter.


Ciuman meningkatkan kebugaran.

Karena pada saat berciuman, jantung kita terpompa dan nadi terpacu."Jika ciuman terasa menyenangkan, kita melepas adrenalin ke dalam aliran darah,jantungpun memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh," kata Dr.Susan Hotchkies.


Ciuman dapat menurunkan ketegangan syaraf.

Menurut konsultan stress, Michelle Kay Mcnabb, ciuman dapat menurunkan ketegangan syaraf. Ciuman yang penuh gairah termasuk salah satu teknik relaksasi yang ampuh. "Saat mulut kita berada pada posisi berciuman,
hampir dipastikan saat itu kita tengah tersenyum. Karena emosi dan bahasa tubuh kita berkaitan sangat erat, hampir tidak mungkin bila pada saat bersamaan di bibir tersungging senyum, tapi di dalam hati tengah berkecamuk emosi tinggi, terangnya."Lagipula, saat berciuman tarikan nafas menjadi lebih dalam dan mata terpejam. Inilah yang kita lakukan saat relaksasi : menarik nafas panjang dan memejamkan mata.Sejenak kita keluar dari ketegangan, " jelas Mcnabb lagi.


Ciuman membangkitkan rasa penghargaan terhadap diri sendiri.

"Saat berciuman, pastinya kita bahagia. Dan saat bahagia, kita merasakan hal-hal yang baik tentang diri sendiri,"ujar psikoterapis Paul Zeal.

Manfaat 6 Gelas Air Putih

Manfaat air putih sangatlah banyak, beberapa penelitian sangat menganjurkan untuk meminum minimal 6 gelas air putih setiap hari. ada apa dengan 6 gelas air putih?
6 GELAS AIR PUTIH
Tuhan telah memberi kita air yang banyak dan gratis. Tanpa mengeluarkan uang untuk obat-obatan, tablet, suntikan, diagnosa, upah dokter, dll. Hanya minum air minum, penyakit di bawah ini bisa disembuhkan. Anda tak akan percaya sebelum melakukannya. Di bawah ini daftar penyakit yang dapat disembuhkan oleh terapi ini:
- Sakit Kepala - Asma
- Hosthortobics
- Darah Tinggi - Bronchitis
- Kencing Manis
- Kurang Darah - TBC Paru-paru
- Penyakit Mata
- Rematik - Radang Otak
- Pendarahan di Maata & Mata Merah
- Lumpuh - Batu Ginjal
- Haid Tidak Teratur
- Kegemukan - Penyakit Saluran Kencing
- Leukimia
- Radang/ Sakit Persendian - Kelebihan Asam Urat
- Kanker Peranakan
- Radang Selaput Lendir - Mencret
- Kanker Payudara
- Gangguan Jantung - Disentri
- Radang Tenggorokan
- Mabuk, Pusing, Gamang - Ambeien
- Sembelit
- Batuk


Bagaimana Air Minum Itu Bekerja ?

Meminum air minum biasa dengan metode yang benar, memurnikan tubuh manusia. Hal itu membuat usus besar bekerja dengan lebih efektif dengan cara membentuk darah baru, dalam istilah medis dikenal sebagai aematopaises.

Bahwa mucousal fold pada usus besar dan usus kecil diaktifkan oleh metode ini, merupakan fakta tak terbantah, seperti teori yang menyatakan bahwa darah segar baru diproduksi oleh mucousal fold ini.

Bila usus bersih, maka gizi makanan yang dimakan beberapakali dalam sehari akan diserap dan dengan kerja mucousal fold, gizi makanan itu diubah menjadi darah baru. Darah merupakan hal paling penting dalam menyembuhkan penyakit dan memelihara kesehatan, dan karena itu air hendaknya dikonsumsi dengan teratur.


Bagaimana Melakukan Terapi Air ini ?

1. Pagi hari ketika anda baru bangun tidur (bahkan tanpa gosok gigi terlebih dahulu) minumlah 1.5 liter air, yaitu 5 sampai 6 gelas. Lebih baik airnya ditakar dahulu sebanyak 1.5 liter. Ketahuilah bahwa nenek moyang kami menamakan terapi ini sebagai "usha paana chikitsa". Setelah itu anda boleh mencuci muka.
2. Hal sangat penting untuk diketahui bahwa jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum 1.5 liter air ini.
3. Juga telah diteliti dengan seksama bahwa tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya.
4. Bila perlu, gunakanlah air rebus atau air yang sudah disaring.


Apakah Mungkin Minum 1.5 Liter Air Sekaligus ?

Untuk permulaan, mungkin akan terasa sulit meminum 1.5 liter air sekaligus, tapi lambat laun akan terbiasa juga. Mula-mula, ketika latihan, anda boleh minum 4 gelas dulu dan sisanya yang 2 gelas diminum dua menit kemudian. Awalnya anda akan buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam satu jam, tapi setelah beberapa lama, akan normal kembali. Menurut penelitian dan pengalaman, penyakit-penyakit berikut diketahui dapat disembuhkan dengan terapi ini dalam waktu seperti tertulis di bawah ini :

- Sembelit - 1 Hari - TBC Paru-Paru - 3 Bulan
- Kencing Manis - 7 Hari
- Asam Urat - 2 Hari - Tekanan Darah - 4 Minggu
- Kanker - 4 Minggu


Catatan :

Disarankan agar penderita radang/ sakit persendian dan rematik melaksanakan terapi ini tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam satu jam sebelum makan-selama satu minggu, setelah itu dua kali sehari sampai penyakitnya sembuh.

Kami mohon dengan sangat, metode di atas dibaca dan dipraktekkan dengan seksama. Sebar luaskanlah pesan ini kepada teman-teman, sanak saudara, dan tetangga - karena hal ini merupakan persembahan pada kemanusiaan.

Dengan rahmat Tuhan, setiap orang hendaknya menjalani hidup sehat.

"BILAMANA ANDA BERPARTISIPASI DALAM PENEBARAN INFORMASI INI ANDA BAGAIKAN SEORANG DOKTER YANG TELAH MENYEMBUHKAN BERIBU-RIBU BAHKAN BERJUTA-JUTA MANUSIA"

Sumber :
Prof S Periasamy DIM & D ACC - Bohiraj Vedante Maharish Charity, Kantha Health And Research Centre Karur 639006, TN India

Tips Tidur Berkualitas

bagaimana mengoptimalkan tidur anda agar berkualitas dan dapat bangun dengan segar keesokan harinya
Agar Tidur Berkualitas
Cukup tidur di malam hari penting bagi kesehatan tubuh. Orang dewasa memerlukan minimal 6 sampai dengan 8 jam untuk tidur demi menyegarkan kembali pikiran dan tubuh. Berikut ini beberapa tips agar tidur Anda berkualitas:
1. Kurangi asupan kafein secara keseluruhan seperti yang terkandung dalam kopi, teh, atau cokelat. Makan malam lebih awal atau minimal dua jam sebelum tidur akan membantu mencegah pencernaan bekerja terlalu berat.
2. Hindari bekerja terlalu berat, karena dapat memacu hormon kortisol, yang akan mempersiapkan tubuh melakukan kegiatan. Bila dipicu dengan kegiatan yang memakan energi, hormon ini akan muncul lebih cepat dan Anda pun akan terbangun di tengah malam.
3. Satu jam sebelum tidur, lakukan aktivitas yang menenangkan, seperti mendengarkan musik, meditasi, beryoga, mandi air hangat, atau meninabobokan buah hati. Hindari pembicaraan yang memeras otak dengan anak atau suami. Anda dapat membahasnya di pagi hari saat pikiran dan tubuh kembali segar.
4. Baringkan tubuh di tempat yang nyaman, dan sedikit demi sedikit kendurkan setiap bagian tubuh sambil membayangkan tempat yang menyenangkan.
5. Pastikan Anda cukup mengonsumsi magnesium dan kalsium, mineral yang dapat membantu menghilangkan stres dan mencegah depresi. Setiap hari, tubuh memerlukan paling tidak 320 mg magnesium dan 1000 mg kalsium. Makanan yang mengandung magnesium di antaranya kacang-kacangan, ikan tuna, bayam, oatmeal, pisang, jeruk atau stroberi. Sedangkan kalsium terkandung dalam beberapa sayuran hijau, produk susu, ikan sarden, kacang-kacangan dan tahu.
Jangan lupa berdoa agar Anda diberi perlindungan dan kekuatan untuk menghadapi hari esok.

Monday, January 7, 2008

Cara Menampilkan Status Yahoo Messenger Pada Blog

Setelah sekian lama saya mencoba dan mencari akhirnya saya bisa menampilkan status yahoo messenger saya dalam blog.
wah bangga sekali rasanya semakin hari semakin menarik saja blognya hehehe... (selain diri sendiri siapa lagi yang memuji), tanpa banyak komentar saya ingin berbagi sedikit pengetahuan saya tentang blog (baru belajar nih).
banyak cara untuk membuat blog semakin indah salah satunya dengan menampilkan status ym anda dalam blog, jadi pengunjung blog akan tau apakah abda sedang online atau tidak. berikut langkah-langkahnya :

pilih template, lalu pada slide bar
pilih add page element, kemudian pilih HTML/Javascript
Kode yang harus anda pasang adalah:




Silahkan ganti ID yahoo kesehatangigi dengan id yahoo anda, angka t=1 menunjukkan variasi gambar yang bisa anda pilih, mulai dari angka 0 sampai 5.

silahkan mencoba semoga anda bisa terus berkreasi.
selamat mencoba

Saturday, January 5, 2008

Pencabutan Gigi Molar Ketiga


Ortodonti adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang berhubungan dengan faktor variasi genetik, pertumbuhkembangan dan bentuk wajah serta cara faktor tersebut mempengaruhi oklusi gigi dan fungsi organ di sekitarnya.. Sebagian besar perawatan ortodonti dilakukan selama periode pertumbuhan, yaitu antara usia 10 sampai dengan 15 tahun. Oklusi dan posisi dari gigi ditentukan selama periode pertumbuhan itu dan perubahan sesudah pertumbuhan yang terjadi umumnya relatif kecil..

Tujuan perawatan ortodonti adalah untuk memperoleh dan mempertahankan keadaan normal dan aktivitas fisiologik yang sebenarnya dari gigi, jaringan lunak mulut dan otot muka dan pengunyahan, dengan maksud untuk menjamin sejauh mungkin perkembangan dan fungsi dentofasial yang optimum. Memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu diagnosa yang tepat, rencana perawatan yang matang dan teknik perawatan yang disesuaikan dengan keperluan, dengan menggunakan peranti, baik peranti tetap maupun peranti lepasan.

Perawatan ortodonti pada waktu dulu hanya ditekankan pada segi kuratif saja. Dewasa ini, seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran gigi, ilmu ortodonti modern lebih mengutamakan segi prefentif. Dalam ilmu ortodonti preventif terdapat suatu filosofi yang mengatakan bahwa mencegah terjadinya maloklusi marupakan suatu pilihan yang sangat bijaksana bila dibandingkan dengan melakukan perawatan ortodonti setelah terjadi maloklusi..

Strang and Thompson mengatakan maloklusi adalah ketidakwajaran dari oklusi normal gigi. Salah satu maloklusi yang paling sering terjadi adalah gigi berdesakan. Bentuk maloklusi yang perlu diwaspadai salah satunya adalah timbulnya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah pada akhir masa pertumbuhan. Hasil penelitian mengenai maloklusi gigi, kelainan gigi berdesakan menunjukkan angka yang tertinggi dibandingkan dengan anomali posisi gigi yang lain. Keadaan ini dapat terjadi pada orang yang pada mulanya mempunyai lengkung gigi yang baik ataupun yang pasien yang telah selesai menjalani perawatan ortodonti..

Masalah timbulnya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah pada akhir masa pertumbuhan ini telah menjadi bahan perdebatan di kalangan ahli ortodonti. Beberapa literatur menyebutkan bahwa timbulnya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah pada akhir masa pertumbuhan dapat disebabkan karena pengaruh gigi molah ketiga bawah, selain itu gigi molar ketiga bawah juga diperkirakan sebagai penyebab terjadinya relaps pada pasien yang telah selesai menjalani perawatan ortodonti, tetapi belum didapatkan hubungan yang jelas antara timbulnya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah dengan gigi molar ketiga bawah, sampai kemudian Bjork dan Skieller menemukan fakta bahwa gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah berhubungan dengan erupsi gigi molar ketiga bawah.

Para ahli menduga terjadinya relaps gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah dan juga terjadinya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah pada akhir masa pertumbuhan, adalah disebabkan karena adanya gigi molar ketiga. Hal ini didasarkan kepada konsep awal dari perawatan ortodonti, yaitu hanya memperhatikan 28 gigi permanen yang beroklusi tanpa mempertimbangkan adanya gigi molar ketiga..

Schwartze mengusulkan suatu tindakan pencabutan gigi molar ketiga bawah untuk mencegah timbulnya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah. Pencabutan gigi molar ketiga bawah dapat dilakukan setelah atau selama perawatan ortodonti jika menghalangi pergerakan gigi ke arah distal atau mengganggu retensi gigi setelah perawatan ortodonti selesai, meskipun demikian ahli ortodonti banyak yang mengesampingkan masalah ini, dengan anggapan bahwa gigi molar ketiga hanya merupakan salah satu di antara banyak faktor penyebab terjadinya keadaan gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah.

Penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut masalah pencabutan gigi molar ketiga bawah dalam bidang ortodonti khususnya untuk mencegah terjadinya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah karena alasan yang telah disebutkan di atas.

Penulis berharap melalui tulisan ini dapat dipelajari tentang pencabutan gigi molar ketiga bawah untuk mencegah gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah, serta dapat menjadi masukan bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang ortodonti tentang masalah pencabutan gigi molar ketiga bawah khususnya untuk mencegah terjadinya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah.

Pertumbuhkembangan Gigi Molar Ketiga Bawah

Gigi molar ketiga bawah sangat menarik sebagai bagian dari perkembangan manusia karena mempunyai variasi morfologi yang luas dan frekuensi kegagalan pembentukannya untuk berkembang secara lengkap satu atau lebih gigi molar ketiga yang tinggi..

Rata-rata gigi molar ketiga bawah mengalami kalsifikasi pada usia 9 tahun dan erupsi penuh pada usia 20 tahun. Proses pembentukan akar sempurna terjadi pada usia 22 tahun. Dengan keluarnya gigi molar ketiga, maka selesailah proses erupsi aktif gigi tetap.

Puncak tonjol mesial dan distal dari gigi molar ketiga bawah dapat diidentifikasi pada usia kurang dari 8 tahun. Kalsifikasi enamel lengkap terjadi pada usia 12 sampai 16 tahun. Erupsi terjadi antara usia 15 sampai 21 tahun atau lebih dan akar terbentuk lengkap antara usia 18 sampai 25 tahun

Peneliti lain mengatakan justru batas tertua pembentukan awal yang paling penting, karena rata-rata pasien siap untuk menerima perawatan ortodonti pada usia 12 tahun dan ini biasanya atas pertimbangan dari usia optimum untuk kebanyakan perawatan maloklusi. Penting kiranya untuk mengetahui kapan gigi molar ketiga bawah mulain berkembang sebelum menyatakan dimulainya rencana perawatan.

Gigi Berdesakan Anterior Rahang Bawah

Gigi berdesakan atau crowding secara umum dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana terjadi disproporsi antara ukuran gigi dan ukuran rahang dan bentuk lengkung. Tiga keadaan yang memudahkan lengkung gigi menjadi berdesakan adalah lebar gigi yang besar, tulang basal rahang yang kecil atau kombinasi dari gigi yang lebar dan rahang yang kecil. Howe dalam penelitiannya menemukan bahwa pada kasus dengan gigi berdesakan mempunyai lengkung gigi yang lebih kecil, daripada kasus tanpa atau sedikit gigi berdesakan.

Usia dimana gigi bertambah berdesakan adalah antara usia 13-14 tahun, dan kemudian mungkin akan berkurang. Hunter and Smith menemukan bahwa berdesakannya gigi terbanyak ditemukan pada usia 9 tahun, sedangkan peneliti lain menemukannya pada usia 12-13 tahun. Peneliti menghubungkan timbulnya masalah ini dengan adanya perubahan pada individu selama proses perkembangan. Keadaan gigi berdesakan pada akhir masa pertumbuhan dapat terjadi pada individu yang pada mulanya mempunyai lengkungan gigi yang baik dan keadaan ini akan bertambah parah jika sejak awal usia pertumbuhan keadaan giginya telah berdesakan.

Van der Linden menklasifikasikan gigi berdesakan berdasarkan etiologinya, yaitu:
1. gigi berdesakan primer. Penyebab hal ini adalah perbedaan ukuran gigi dan ukuran rahang, terutama dikendalikan oleh faktor genetik,
2. gigi berdesakan sekunder. Penyebabnya adalah faktor lingkungan, menurut Barber faktor lingkungan yang dianggap berpengaruh terhadap berdesakannya gigi adalah tekanan otot yang abnormal, penyimpangan arah erupsi gigi, kekuatan oklusal karena migrasi gigi ke mesial, dan kehilangan panjang lengkung gigi karena karies,
3. gigi berdesakan tersier. Berkembang pada pertengahan atau akhir usia remaja, yang menunjukkan gigi yang terlambat berdesakan dimana sebelumnya gigi tersebut tidak mengalami gigi berdesakan atau adanya relaps dari gigi berdesakan beberapa tahun setelah alat retensi dilepas.

Gigi berdesakan tersier sering diistilahkan lain, seperti postpubertal crowding, late lower arch crowding, atau crowding postretention. Peneliti lain mengklasifikasikannya dalam gigi berdesakan sekunder. Gigi molar ketiga banyak diduga sebagai penyebab dari gigi berdesakan tersier, karena terjadinya gigi berdesakan ini bersamaan waktunya dengan erupsi gigi molar ketiga.

Pencabutan Molar Ketiga Bawah

Oklusi fungsional yang normal serta keseimbangan dengan struktur pendukung dan otot sekitarnya kadang-kadang menuntut pengurangan satu gigi atau lebih. Pemilihan gigi untuk dicabut pada perawatan ortodonti tergantung pada kondisi klinis lokal, termasuk besarnya perbedaan (discrepancy) antara lengkung gigi dan lengkung basal tulang rahang, profil wajah, kesehatan umum pasien, umur erupsi, posisi gigi, derajat kemiringan dentoalveolar, usia pasien dan keadaan susunan gigi sebagai suatu keseluruhan yang berhubungan dengan basis kranii. Hal lain seperti bentuk gigi, ukuran gigi, derajat kemiringan, tambahan, ketinggian tonjol lingual dan lain sebagainya juga perlu dipertimbangkan.

Ukuran gigi dan ukuran lengkung rahang banyak dipengaruhi oleh sifat genetik seseorang. Ukuran lengkung gigi mempunyai pengaruh terhadap besarnya ukuran tulang basal dan fungsi otot mulut. Ukuran gigi yang terlalu besar dibanding ukuran lengkung rahang, akan menimbulkan kedaan gigi berdesakan, untuk itu perlu dilakukan pengurangan ukuran gigi dengan cara pencabutan terhadap gigi tertentu. Sebelum dilakukan pencabutan gigi, terlebih dahulu perlu diperhatikan keadaan giginya, posisi gigi yang berdesakan dan posisi gigi secara keseluruhan.

Pencabutan gigi dapat dilakukan bila ukuran lengkung basal kurang sempurna dan susunan gigi yang baik tidak mungkin didapatkan tanpa mengakibatkan timbulnya relaps karena adanya daya dari dalam tulang rahang setelah perawatan ortodonti selesai. Pencabutan gigi juga dapat dilakukan untuk mengurangi kemiringan dentoalveolar dan untuk memperbaiki profil wajah.

Pembahasan

Masalah utama yang masih perlu dicari jawaban ialah pencabutan molar ketiga bawah untuk mencegah gigi berdesakan terutama di daerah anterior rahang bawah. Terdapat suatu kecenderungan yang kuat pada masyarakat modern akan terjadinya suatu keadaan gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah akhir masa pertumbuhan.

Dugaan bahwa gigi molar ketiga bawah menyebabkan terjadinya gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah mendapat banyak perhatian dari para ahli ortodonti dan menjadi bahan pertentangan dan spekulasi pada beberapa literatur. Beberapa hasil penelitian para ahli dan menunjukkan adanya pendapat, baik yang mendukung atau menolak dugaan tersebut.

Moore menerangkan tentang perbedaan pertumbuhan dari daerah pertumbuhan muka, seandainya pertumbuhan kondilus masih berlanjut terus setelah pertumbuhan tulang tuberositas maksilaris berhenti, maka dapat terjadi perubahan hubungan anteroposterior antara rahang bawah dan rahang atas. Pertumbuhan ke depan dari kondilus ini akan menggerakkan gigi rahang bawah maju ke depan, sedangkan pada saat itu rahang bawah masih beroklusi dengan rahang atas. Susunan rahang atas melalui tegangan otot diperkirakan menahan gigi anterior rahang bawah yang bergerak ke depan dan menghasilkan berdesakannya gigi insisif rahang bawah.

Keadaan gigi berdesakan pada akhir masa pertumbuhan dapat terjadi pada individu yang pada mulanya mempunyai lengkungan gigi yang baik dan keadaan ini akan bertambah parah jika sejak awal usia pertumbuhan keadaan giginya telah berdesakan. Banyak literatur menyebutkan bahwa masalah ini berhubungan dengan erupsi gigi molar ketiga.

Funder menemukan bahwa pada individu yang mempunyai gigi molar ketiga bawah lengkap, posisi gigi molar pertama tetap rahang bawah lebih ke depan dan gigi-gigi insisif rahang bawah mempunyai inklinasi lebih labioversi dibandingkan dengan individu yang gigi molar ketiganya agenisi. Laskin mewawancarai lebih dari 600 ahli ortodonti dan 700 ahli bedah mulut, dan menemukan bahwa 65% mempunyai pendapat bahwa pada suatu waktu akan menyebabkan berdesaknya gigi anterior rahang bawah, tetapi sekarang tidak ada kebulatan pendapat tentang pengaruh yang mungkin dari gigi molar ketiga terhadap kestabilan rahang bawah.

Broadbent membuktikan bahwa gigi molar ketiga bawah dan gigi insisif bawah keduanya saling memperngaruhi terhadap timbulnya kelainan pada tulang wajah untuk mencapai ukuran dan proporsi yang sesuai pada usia dewasa. Cryer menyebutkan bahwa keadaan gigi molar ketiga bawah yang impaksi dan gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah merupakan tanda-tanda pemendekan ukuran rahang. Keadaan ini merupakan masalah yang cukup serius dan sangat sering dijumpai pada masyarakat modern.

Vego melakukan pengujian terhadap 40 pasien yang mempunyai gigi molar ketiga bawah dan 25 pasien tidak mempunyai gogo tersebut dan semua pasien tidak mengalami perawatan ortodonti, setiap lengkung gigi pasien diukur dalam dua interval waktu. Pertama pada saat setelah erupsi gigi molar kedua, pada usia rata-rata 13 tahun dan kedua pada usia rata-rata 19 tahun. Dalam hal ini gigi berdesakan dibatasi sebagai kehilangan dari perimeter rahang, dari model pertama ke model kedua, yang akan memperlihatkan penambahan rotasi dan susunan gigi yang tidak baik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengurangan dari perimeter rahang kurang terlihat menonjol pada orang tanpa gigi molar ketiga. Dia berkesimpulan bahwa erupsi gigi molar ketiga bawah dapat memberikan tekanan pada gigi terdekat dan menunjukkan bahwa banyak faktor yang terlibat dalam berdesakannya gigi pada lengkung rahang.

Vego menyatakan bahwa pada waktu gigi molar ketiga erupsi, dapat timbul suatu daya tekan pada bagian proksimal gigi di depannya. Gooris berpendapat bahwa daya tekan gigi molar ketiga akan menyebabkan pergeseran gigi di depannya ke arah anterior dan akan memperparah gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah.

Penelitian yang memperlihatkan mekanisme terjadinya penekanan oleh gigi posterior pada penambahan berdesakannya gigi anterior rahang bawah, dikemukakan oleh Richardson. Penelitian ini menemukan terjadinya pengurangan gigi berdesakan di daerah posterior diikuti dengan penambahan berdesakannya gigi di daerah anterior. Disimpulkan bahwa ruangan yang didapat untuk penambahan ruang di regio molar didapat dalam batas tertentu, dengan berdesakannya gigi yang jauh ke depan dari lengkung rahang.

Schwartze membandingkan perubahan posisi gigi molar pada 56 pasien yang benih gigi molar ketiganya telah dicabut dengan 49 pasien yang gigi molar ketiganya berkembang sempurna. Hasil penelitiannya menemukan masalah gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah terjadi lebih banyak pada kasus pasien dengan gigi molar ketiga yang lengkap. Hal ini diperkirakan karena adanya daya tekan yang ditimbulkan oleh gigi molar ketiga ke arah sagital, sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran gigi molar kedua dan pertama ke depan.

Pergerakan tegak lurus gigi insisif rahang atas dan rahang bawah akan mengakibatkan pengurangan ke dalam dan lebar lengkung rahang. Bila pada proses ini ada tahanan dari gigi di posterior maka dapat timbul keadaan gigi berdesakan di daerah anterior.

Banyak bukti yang memberikan dukungan terhadap teori yang menyatakan bahwa timbulnya masalah gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah pada akhir masa pertumbuhan, disebabkan oleh adanya tekanan dari arah belakang lengkung rahang. Tekanan ini dihasilkan oleh proses perkembangan gigi molar ketiga bawah, pergerakan fisiologis gigi posterior ke arah mesial atau karena tekanan yang diperoleh dari daya oklusi pada gigi yang berinklinasi ke arah mesial.

Pertumbuhan rahang bawah yang masih terus berlanjut setelah pertumbuhan tuberositas maksilaris berhenti mengakibatkan terjadinya perubahan hubungan anteroposterior antara rahang atas dan rahang bawah. Gerakan pertumbuhan rahang bawah ke arah depan juga diikuti oleh gigi di rahang bawah, tetapi pergerakan ini akan dihambat oleh gigi anterior rahang atas beserta ototnya sehingga gigi insisif rahang bawah bergeser ke arah distal. Pencabutan gigi molar ketiga bawah dapat memberi tempat di bagian distal untuk gigi di depannya selama proses pertumbuhan.

Bergstorm and Jensen mempelajari 50 sampel kasus pasien dengan agensi satu sisi gigi molar ketiga rahang bawah. Hasil penelitian mereka ternyata ditemukan banyak kasus gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah terjadi pada sisi yang gigi molar ketiga tidak agenisi. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Sheneman terhadap 49 pasien pasca perawatan ortodonti selama 66 bulan, menemukan bahwa pada pasien dengan gigi molar ketiga yang hilang secara kongenital, susunan giginya dalam lengkung rahang lebih stabil dibandingkan dengan pasien yang mempunyai gigi molar ketiga. Termasuk ke dalam sampel ini, sebanyak 7 pasien dengan gigi molar ketiga yang dapat beroklusi baik pada kedua sisinya, 31 pasien dengan kasus impaksi gigi molar ketiga pada kedua sisi rahang.

Hasil pengamatan Lindqvist and Thinlander menemukan sebanyak 70% dari subjek yang diteliti, menunjukkan perubahan panjang lengkung rahang pada sisi pencabutan dan sisi kontrol selama periode observasi. Lima subjek menunjukkan perubahan yang berarti setelah dilakukanpengamatan yang lebih lama. Pencabutan gigi molar ketiga bawah terlihat mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan panjang lengkung rahang pada sebagian besar subjek yang diteliti. Timbulnya perbedaan perubahan panjang lengkung rahang pada sisi pencabutan dan sisi kontrol, mungkin dipengaruhi oleh ada atau tidaknya gigi molar ketiga.

Sheneman menyebutkan bahwa pencabutan gigi molar ketiga bawah pada pasien yang dirawat ortodonti karena kasus gigi berdesakan akan memberikan hasil yang lebih stabil dibandingkan dengan pasien yang mempunyai gigi molar ketiga lengkap. Vego mengatakan bahwa pada individu yang mempunyai gigi molar ketiga lengkap terdapat pengurangan perimeter lengkung gigi sebesar 40,8 mm dibandingkan dengan individu yang tidak mempunyai gigi molar ketiga.

Woodside menolak konsep mengenai perkembangan gigi molar ketiga memberikan tekanan pada lengkung gigi, tetapi menerima konsep pencabutan awal dari molar ketiga mengakibatkan pergerakan ke distal dari gigi molar yang lain.

Peneliti lain mengemukakan bahwa peran gigi molar ketiga bawah terhadap timbulnya masalah gigi berdesakan di daerah anterior rahang bawah hanya sedikit sekali. Kalaupun ada, hal itu berhubungan dengan perubahan lengkung gigi dalam waktu yang lama. Shanley and Lundstrom juga tidak menemukan perbedaan yang berarti antara gigi molar ketiga yang impaksi, erupsi atau hilang secara kongenital terhadap timbulnya masalah gigi berdesakan.

Kaplan melakukan suatu pengamatan terhadap timbulnya masalah gigi berdesakan pasca retensi pada kelompok pasien yang telah selesai dirawat ortodonti. Penelitiannya pada 75 orang pasien yang diteliti modelnya pada saat sebelum perawatan, sesudah perawatan dan 10 tahun pasca retensi serta gambaran sefalogram lateralnya. Dia menemukan adanya kecenderungan terjadinya relaps pada sejumlah besar pasien tetapi tidak ditemukan adanya perbedaan yang berarti antara kelompok pasien yang gigi molar ketiganya erupsi, impaksi atau agenisi. Dia menyimpulkan bahwa adanya adanya gigi molar ketiga tidak menghasilkan derajat yang tinggi dari berdesakannya gigi anterior rahang bawah dan atau relaps rotasional setelah penghentian retensi. Dia menekankan bahwa perubahan posisi gigi dan dimensi lengkung rahang tidak dipengaruhi oleh gigi molar ketiga. Dia berpendapat bahwa teori gigi molar ketiga memberikan tekanan pada gigi di sebelah mesialnya adalah tidak berdasar, tetapi Schulhof mengatakan pengaruh gigi molar ketiga terhadap perubahan dimensi lengkung rahang dan posisi gigi dapat terlihat bila dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan perhitungan statistik yang berbeda.

Suatu pengamatan yang dilakukan oleh Stemm terhadap 29 orang pasien yang berusia antara 14-20 tahun dan belum perah dirawat ortodonti, menemukan bahwa ada atau tidaknya gigi molar ketiga bawah tidak berpengaruh perubahan lebar dan panjang lengkung rahang atau pergerakan gigi.

Kesepakatan pendapat atau kesimpulan penelitian mengenai peran gigi molar ketiga bawah terhadap kestabilan gigi insisif rahang bawah hingga saat ini masih belum ada. Beberapa literatur menyebutkan pentingnya dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang peranan molar ketiga bawah terhadap kestabilan gigi insisif rahang bawah dengan melakukan pengujian terhadap sampel yang lebih besar.

Berdasarkan beberapa literatur yang penulis baca masih banyak terdapat perbedaan pendapat mengenai pengaruh pencabutan gigi molar ketiga untuk mencegah terjadinya gigi berdesakan di anterior rahang bawah. Apabila lebih banyak lagi literatur yang dibaca mungkin akan ditemukan kebulatan pendapat mengenai hal tersebut.

Hingga saat ini masih belum ada kesepakatan pendapat atau kesimpulan penelitian mengenai peran gigi molar ketiga bawah terhadap kestabilan gigi insisif rahang bawah oelh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah tersebut.